RSS Feed

KAPITALISME GLOBAL DAN PANGGILAN MENEGAKKAN KEADILAN SOSIAL

Posted by Teguh Hindarto

Refleksi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-66

Merdeka!

Membaca banyak buku perihal sejarah Nusantara pra kemerdekaan akan menuntun kita pada sebuah kesadaran dan kebanggaan bahwa kita sesungguhnya adalah pewaris bangsa besar. Sebelum negeri bernama Indonesia ini terbentuk, negeri ini memiliki kerajaan-kerajaan dan peradaban kuat seperti Majapahit, Sriwijaya, Mataram. Namun mengapa negeri besar ini tidak berdaya menahan kekuatan imperalisme dan kapitalisme asing sehingga mereka mencengkramkan kekuasaannya atas negeri besar ini?

81 tahun silam sekitar tahun 1930 Ir. Soekarno menuliskan sebuah artikel berjudul Mencapai Indonesia Merdeka. Beliau menggunakan pisau analisis yang tajam untuk mencari tahu mengapa bangsa ini mengalami kekalahan dan tidak berhasil membendung kekuatan penjajah sehingga menjadi negeri yang kalah dan terjajah. Beliau mengatakan sbb: “Ah, masjarakat Indonesia chususnya, masyarakat Azia umumnya, pada waktu itu kebetulan sakit. Masjarakat Indonesia pada waktu itu adalah suatu masjarakat ‘in tranformatie’, ja’ni suatu masjarakat yang sedang asjik ‘berganti bulu’: feodalisme kuno yang terutama sekali feodalismenja Brahmanisme, jang tidak memberi djalan sedikitpun djua pada rasa-kepribadian, yang menganggap Rakjat sebagai perkakas-melulu daripada ‘titisan dewa’ itu, - feodalisme-kuno itu dengan pelahan-pelahan didesak oleh feodalisme-baru, feodalisme ke-Islam-an, jang sedikit lebih demokratis dan sedikit lebih memberi djalan pada rasa kepribadian. Pertempuran antara feodalisme-kuno dan feodalisme-baru itu, jang pada lahirnja mitsalnja berupa pertempuran antara Demak dan Madjapahit, atau Banten dan Padjadjaran-, pertempuran antara feodalisme-kuno dan feodalisme-baru itulah seolah-olah membikin badan masjarakat menjadi ‘demam’ dan mendjadi ‘kurang tenaga’. Memang tiap-tiap masjarakat ‘in tranformatie’ adalah seolah-olah demam...Hairankah kita kalau masjarakat Indonesia, jang pada waktu datangja imperialisme dari Barat itu kebetulan ada didalam keadaan transformatie, ta’tjukup kekuatan untuk menolaknya?...Satu-per-satu negeri-negeri di Indonesia tunduk pada tjakrawarti yang baru itu. Satu-per-satu negeri-negeri itu lantas hilang kemerdekaanja. Satu-per-satu negeri-negeri itu lantas mendjadi kepunjannja Oost Indische Compagnie”1

Menurut analisis beliau, bangsa Indonesia sedang mengalami transisi atau peralihan dari feodalisme Hindu ke feodalisme Islam sehingga menimbulkan gejolak dalam tatanan kemasyarakatan yang diistilahkan beliau sebagai “demam”. Kondisi tersebut membuat Indonesia lemah dan tidak berdaya. Saat itulah kekuatan Imperialis asing memasuki negeri yang sedang sakit demam dan berganti kulit.

Beliau melanjutkan memberikan analisis kekuatan yang mendorong Imperialisme yaitu “ja’ni kehausannja mentjahari rezeki”2 alias motif kerakusan ekonomi dengan mengeksploitasi kekayaan alam negara ini. Beliau mengistilahkan dengan Kapitalisme. Menurut beliau, “Imperialisme adalah dilahirkan oleh kapitalisme. Imperialisme adalah anaknja kapitalisme. Imperialisme-tua dilahirkan oleh kapitalisme-tua, imperialisme-modern dilahirkan oleh kapitalisme-modern”3.

Apa sebenarnya Kapitalisme tersebut? Dalam artikel lainnya berjudul Kapitalisme Bangsa Sendiri? beliau mendefinisikan Kapitalisme sebagai, “stelsel pergaulan hidup, jang timbul daripada tjara produksi yang memisahkan kaum-buruh dari alat-alat-produksi. Kapitalisme adalah timbul dari ini tjara produksi, jang oleh karenanja, mendjadi sebabnja meerwaarde tidak djatuh didalam tanganja kaum buruh melainkan ndjatuh didalam tangannja kaum madjikan. Kapitalisme, oleh karenanja pula, adalah menjebabkan kapitaalaccumulatie, kapitaalconcentratie, kapitaalcentralisatie dan industrieel reserve-arme. Kapitalisme mempunjai arah kepada Verelendung, jakni menjebarkan kesengsaraan”4. Intinya, Kapitalisme merupakan sistem yang menguntungkan pemilik modal dan merugikan kaum buruh.

Kesengsaraan yang dimaksudkan adalah masyarakat buruh yang beliau istilahkan Marhaen tidak pernah mendapatkan keuntungan signifikan. Ketika beliau memaparkan laporan ekspor impor tahun 1924-1930, terdapat ketimpangan besar dalam laporan tersebut. Angka ekspor produk pemerintah penjajah Belanda dari hasil tanah Indonesia mencapai dua kali lipat daripada impornya5.

Dan Ir. Soekarno meramalkan kekalahan Imperialisme dan Kapitalisme jika Indonesia sudah mengalami kemerdekaan. Jika masyarakat Indonesia merebut kemerdekaannya maka mereka akan mampu mengalahkan Imperialisme dan Kapitalisme yang merugikan rakyat. Beliau mengatakan dengan keyakinan sbb: “Dan sjarat jang pertama untuk menggugurkan stelsel kapitalisme dan imperialisme? Sjarat jang pertama ialah: kita harus merdeka. Kita harus merdeka agar supaja kita bisa leluasa bertjantjut-tali-wanda menggugurkan stelsel kapitalisme dan imperialisme”6. Jika kemerdekaan berhasil direbut dengan menggunakan kendaraan partai politik, maka rakyat dapat bersatu padu untuk memimpin dan mengendalikan pemerintahan agar cenderung kepada kepentingan rakyat.

Indonesia sudah memasuki tahun ke-66 kemerdekaanya. Apa yang dicita-citakan beliau dalam tulisannya 81 tahun lalu sudah terjadi dan dialami. Apa itu? Kemerdekaan. Namun bagaimana dengan Kapitalisme yang diramalkan hancur saat Indonesia mengalami kemerdekaan? Kapitalisme tetap berjaya baik dalam bentuk kekuatan modal asing maupun kekuatan modal dalam negeri yang tidak banyak memberikan keuntungan bagi rakyat Indonesia. Kapitalisme modern tidak lagi menggunakan kendaraan Imperialisme melainkan melalui melalui lobi-lobi politik dan ekonomi tingkat tinggi yang tetap menguntungkan pemodal dari pada buruh. Ir., Soekarno mengingatkan bahwa bukan hanya Kapitalisme asing yang harus dilawan melainkan Kapitalisme dalam negeri. Dalam artikelnya berjudul Kapitalisme Bangsa Sendiri? Beliau mengatakan, “Mengutamakan perdjoeangan kebangsaan, itu tidak berarti bahwa kita tidak harus melawan ketamaan atau kapitalisme bangsa sendiri. Sebaliknja! Kita harus mendidik rakjat djuga bentji kepada kapitalisme bangsa sendiri, dan dimana ada kapitalisme bangsa sendiri, kita harus melawan kapitalisme bangsa sendiri itu djuga!”7

RESENSI DAN TINJAUAN KRITIS ATAS NOVEL THE JACATRA SECRET (5))

Posted by Teguh Hindarto

MENJAWAB BERBAGAI DAKWAAN NOVEL “THE JACATRA SECRET”

TERHADAP KEKRISTENAN



Ada sejumlah pernyataan tendensius terkait Kekristenan yang memerlukan beberapa tanggapan serius agar tidak menimbulkan bias pemahaman terhadap eksistensi Kekristenan. Kebanyakan tuduhan yang dialamatkan kepada Kekristenan dalam novel ini, banyak mengadaptasi dari gagasan novel Da Vinci Code selain sumber-sumber lainnya. Ada beberapa dari dakwaan tersebut yang benar namun banyak pula yang tidak akurat. Kita akan memeriksa satu persatu dalam kajian berikut ini.


Apakah Kekristenan Merupakan Bentuk Lain Ritual Pagan Dewa Matahari?


Kedua mata Grant sekarang menatap lurus bagai menusuk ke dalam bola mata gadis di depannya. Dia terdiam sesaat. Dengan suara rendah, lelaki itu berkata serius, ‘Dan ingat Angelina...banyak peneliti agama yakin jika kekristenan sekarang merupakan bentuk lain dari ritus pagan Dewa Matahari ini’.


“Apa? Maksudnya Yesus sebagai Anak Dewa Matahari? Anggelina Dimitrea memekik tidak percaya. Untung kedai tidak begitu ramai. Tak ayal, beberapa pengunjung sempat mengerling ke arah mereka”[1]


Tidak dapat disangkal bahwa banyak pengaruh paganisme merusak wajah Kekristenan yang berakar pada budaya Semitik Yudaik sehingga sedikit banyak mendistorsi historitas dan pesan Kristiani yang sejati. Namun kekeliruan yang fatal jika semua ekspresi Kekristenan masa kini merupakan adopsi berbagai ritual pagan atau kekafiran. Sebelum kita mengkaji berbagai unsur pagan mana saja yang merusak Kekristenan, kita harus melihat secara utuh sejarah dan kepercayaan serta peribadatan Kristen yang berakar pada budaya Semitik Yudaik. Kenyataan ini pun tidak banyak diketahui oleh masyarakat Kristen di Indonesia.


Kekristenan Sebagai Anak Kandung Yudaisme



Hans Ucko mengulas secara kritis mengenai akar dan sumber Kekristenan sbb: “Gereja Kristen, teologi Kristen dan Kekristenan secara keseluruhan, tidak terpisahkan dengan umat Yahudi atau Yudaisme. Orang Yahudi dan Kristen memiliki Kitab Suci yang sama. Iman Kristen lahir dalam lingkungan Yahudi. Gereja masih saja ragu apakah kenyataan tersebut dinilai sebagai berkat atau kutuk. Sejumlah kecil orang Kristen melihat hubungan diatas sebagai suatu masalah dan berupaya memecahkannya dengan membatasi kitab Perjanjian Lama dan agama umat Israel di satu sisi dan Yudaisme di sisi lainnya. Dengan cara ini, seseorang sebenarnya ‘membebaskan’ orang Israel dari keyahudiannya. Pendekatan tersebut mencerminkan sebentuk rasa sulit [bagi orang Kristen atas hubungannya yang terlalu dekat dengan umat Yahudi dan dengan Yudaisme yang hidup saat ini. Seseorang memang tidak mudah mengakui akibat dari memilih ‘Tuhan Yahudi’ itu”[2].



TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim) dan Kitab Perjanjian Baru, tidak pernah memberikan penamaan terhadap perilaku religius umat Yahweh dan umat Mesias dengan sebutan “Mesianik” atau “Kristen”. TaNaKh maupun Brit ha Khadasha justru memberikan identifikasi dengan sebutan “DEREK/DARKEY YAHWEH” (דרכי יהוה band. 2 Sam 22:22, Yer 5:4, Ul 8:6, Mat 22:16, Kis 9:2, Kis 13:10).


Sebab aku tetap mengikuti jalan Yahweh (דרכי יהוה) dan tidak menjauhkan diri dari Tuhanku sebagai orang fasik” (2 Sam 22:22).



Dalam perkembangannya, sebutan “Yudaisme” lebih kerap ditujukan pada religiusitas Bangsa Yishrael yang menyembah Yahweh dan berpusat pada ibadah di Bait Suci. Istilah “Yudaisme” pertama kali muncul dalam Kitab 2 Makabe 2:21 dan 2 Makabe 8:1 serta 2 Makabe 14:38 dengan sebutan “tou Iaudaisemou” dan “toi Iaudaismoi” sbb:



tentang penampakan-penampakan dari sorga guna orang-orang berani yang bertindak dengan gagah perkasa untu k kepentingan penganut agama Yahudi (τοῦ Ιουδαϊμοῦ) sehingga mereka, meskipun hanya sedikit jumlahnya, berhasil merebut kembali seluruh wilayah serta mengusir gerombolan orang asing



Adapun Yudas yang disebut juga Makabe serta para pengikutnya pergi menyusupi kampung-kampung. Dipanggilnyalah kaum kerabatnya dan dengan menggabungkan dengan mereka semua orang yang tetap teguh dalam agama Yahudi (τῷ Ιουδαϊμῷ), maka dikumpulkannya lebih kurang enam ribu orang



Oleh karena Nikanor ingin membuat permusuhan yang ditaruhnya kepada penganut agama Yahudi (Ιουδαϊμοῦ) menjadi nyata, maka disuruhnya lima ratus lebih prajurit menangkap Razis



Bahkan Rasul Paul mengidentifikasi bahwa dia pun seorang penganut agama Yahudi yang taat sebagaimana dikatakan dalam Galatia 1:13 sbb: “Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: (τω ιουδαισμω/) tanpa batas aku menganiaya jemaat (Tuhan) dan berusaha membinasakannya



Ketika Yesus memberitakan Kerajaan Tuhan dan Injil  dan setiap orang mulai mempercayai bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan dalam TaNaKh (Torah, Neviim, Kethuvim), maka terbentuklah dua golongan orang yang menerima Dia sebagai Mesias. Golongan pertama adalah golongan Yahudi dari berbagai sekte dan kelas sosial yang berbeda dan kedua golongan non Yahudi dari berbagai kelas sosial yang berbeda. Sebutan Christianoi muncul di Anthiokhia (Kis 11:26), yaitu julukan bagi Pengikut Mesias dari kalangan non Yahudi. Sementara sebutan Nazoraios atau Netsarim merupakan julukan bagi Pengikut Mesias dari kalangan Yahudi (Kis 24:5). Sebutan-sebutan seperti Christianoi atau Nazoraios, tidak memberikan suatu pemahaman pada waktu bahwa mereka aalah orang-orang yang terlepas dari Yudaisme. Mereka berada dan beraktivitas dalam bingkai Yudaisme. Kekristenan pada waktu itu adalah salah satu sekte dari Yudaisme.



Yesus Dan Para Rasul Mengajar Dalam Konteks Yudaisme


Anton Wessel mengatakan sbb: “Yesus bukan orang Kristen, tetapi orang Yahudi! Ucapan Jullius Wellhausen ini menjadi terkenal dan sering dikutip orang. Pernyataan ini pada dasarnya sangat sederhana dan jelas, sekalipun tidak dapat dikatakan bahwa orang Kristen selalu menyadari betapa luas arti pernyataan ini. Ungkapan ini menyatakan-betapa mungkin secara mengejutkan-betapa sering orang Kristen kira, bahwa mereka sudah memahami dan mengetahui seluruh pribadi-Nya. Mereka lupa bahwa ‘keselamatan datang dari bangsa Yahudi’, sebagaimana terungkap dalam percakapan Yesus di sumur dengan perempuan Samaria itu (Yoh 4:22)”[3]


Robert dan Remy Koch menguatkan kembali ulasan Wessel sbb: “To recap what we have spoken of earlier, Yeshua (Jesus) was from the tribe of Judah, the direct line of David, fulfilling prophetic Tanakh (OT) Scriptures regarding the promised Messiah. He observed the Torah (Law) perfectly, celebrated all the Feasts of the Lord and the Sabbath and was respected as Rabbi who spoke with authority even by those who did not believe His Message. During His lifetime, His teachings were considered well within Judaic tradition and his followers were regarded as a sect of Judiasm by the Jewish community. This sect, called the Nazarenes,…[4]


Bukti-bukti bahwa Yesus seorang Yahudi dan melakukan karya mesianik dalam bingkai kebudayaan Yahudi dan Yudaisme, nampak dalam beberapa hal berikut:[5]


Apakah bukti-bukti yang menguatkan bahwa Yesus adalah Ish Yehudi (seorang Yahudi)? Pertama, garis silsilah Yesus (Mat 1:1-17, Luk 3:23-28). Silsilah yang dilaporkan oleh Matius mengambil garis Yesus dari Salomo anak Daud, Raja Israel (Mat 1:6) dan jika ditarik terus ke atas, sampailah pada leluhur Mesias, yaitu Yahuda yang merupakan anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, sebagai anak pewaris perjanjian kekal Yahweh dengan keturunan Abraham. Sementara silsilah yang dilaporkan Lukas mengambil garis dari Natan anak Daud yang lain (Luk 3:32), hingga sampai Avraham dan terus sampai kepada Adam. Asal-usul kesukuan Yesus ditegaskan kembali dalam Ibrani 7:14, “Sebab telah diketahui semua orang, bahwa (Junjungan Agung) kita berasal dari suku Yahuda dan mengenai suku itu Moshe tidak pernah mengatakan suatu apa pun tentang imam-imam”.

RESENSI DAN TINJAUAN KRITIS ATAS NOVEL THE JACATRA SECRET (4)

Posted by Teguh Hindarto

FREEMASONRY: ANCAMAN BAGI SELURUH AGAMA 


Diperlukan sebuah kajian yang jujur dan obyektif mengenai Freemasonry dan segala aktifitas serta pengaruhnya di dunia. Novel Rizki Rydasmara mengingatkan kita mengenai keberadaan Freemasonry yang nyata bahkan sudah berkativitas di Indonesia paska kemerdekaan. Sayangnya ada tendensi agama tertentu dibalik penulisan ini sehingga menyudutkan Yudaisme dan Kekristenan sebagaimana saya telah buktikan.

Sekalipun penulis Kristen di Indonesia banyak yang belum menyadari (atau tidak peduli) keberadaan dan pengaruh Freemasonry namun berbagai penulis Kristen di luar negeri banyak yang memberikan ulasan kritis dan mengingatkan berbagai bahasa dari aspek religius dan politis.





RESENSI DAN TINJAUAN KRITIS TERHADAP NOVEL THE JACATRA SECRET (3)

Posted by Teguh Hindarto

APAKAH VOC MERUPAKAN ORGANISASI LAYAR FREEMASONRY?



Dalam novel ini dikisahkan saat DR. Grant White Maker memberikan ceramah di pertemuan Conspiratus, pakar simbologi rekaan Rizki Ridyasmara menjelaskan kepada peserta seminar demikian: “Saudara-saudaraku sekalian, VOC – Vereenigde Oost-Indische Compagnie adalah organisasi layar Vrijmetselaren, kelompok persaudaraan Mason Bebas Belanda. Salah satu bukti, kemiripan antara simbol VOC dengan simbol Freemasonry, sebuah heksagram. Coba kita lihat bersama-sama simbol itu...”[1]





Sebelumnya dalam prolog pengantar novelnya, Rizki Ridyasmara mengatakan sbb: “Batavia dibangun VOC menurut cetak biru Freemasonry Hindia Belanda. Kelompok persaudaraan okultis ini menyisipkan aneka simbol Masoniknya di berbagai tata ruang kota, arsitektur gedung dan monumen, prasasti makam dan lainnya, yang masih bisa disaksikan hingga sekarang”[2].


Simbol-simbol Masonik tersebut dapat terlihat jelas dalam jejak-jejak keberadaan bangunan dan kuburan bekas Belanda seperti Stadhuis (sekarang Gedung Balai Kota Jakarta dan Museum Jakarta), Adhucstat Logegebouw (sekarang gedung BAPENNAS), Kerkhof Laan (sekarang Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober yang kemudian sejak tahun 1977 diganti menjadi Museum Taman Prasasti), Bundaran Hotel Indonesia yang melambangkan mata horus jika dilihat dari udara, simbol Baphomet (Setan dengan kepala kerbau) di gedung Stadhuis [3]. Dalam novel tersebut diulas secara detail lambang-lambang Masonik tersebut dengan latar belakang kisah thriler yang nyaris sama dan mengadopsi novel kontroversial the Da Vinci Code karya Dan Brown.


Beberapa lambang tersebut mengekspresikan kecenderungan angka 13 yang muncul di sejumlah tempat bekas peninggalan VOC tersebut, kemudian lambang Ouroborous (ular melingKar menelan ekornya), lambang salib Templar, lambang Star of David, lambang Mawar, dll













VOC: Definisi, Sejarah dan Karakteristik



Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) didirikan tanggal 20 Maret 1602 dan merupakan perusahaan dagang yang semula hanya memfokuskan pada perdagangan semata dan bukan penaklukan wilayah[4]. Beberapa ahli sejarah kurang sepakat apakah VOC pada mulanya tidak memiliki motif-motif lain selain perdagangan. Beberapa ahli sejarah menghubungkan dengan tiga istilah 3-G (Gold, Glory, Gospel). DR. Verkyul pun memberikan konfirmasi dengan menggunakan istilah sbb: motif merkantil-ekonomis, motif teokratis,motif kultural, motif imperial[5].

RESENSI DAN TINJAUAN KRITIS TERHADAP NOVEL THE JACATRA SECRET (2)

Posted by Teguh Hindarto

APAKAH FREEMASONRY
BERASAL DARI KNIGHT TEMPLAR DAN KABALAH?

Rizki Ridyasmara dalam novelnya menyisipkan pesan dan penilaiannya pada para pembacanya bahwa akar dari Freemasonry adalah mistik Yahudi bernama Kabalah yang kemudian diadopsi melalui Ksatria Templar yaitu prajurit perang salib. Karena mereka ditolak keberadaannya dan dituduh sebagai pelaku sihir maka mereka dikucilkan dan dihukum. Pada tanggal 13 Oktober 1307 Raja Philip IV dari Prancis bersekutu dengan Paus Clement IV menumpas Templar dari Eropa. Para Templar melarikan diri dan menyebar di di Malta dengan sebutan Knight of Rhodes dan menyebar ke Spanyol, Italia, Portugis dengan menyebut diri mereka Knight of Christ. Mereka yang menyebar ke Indonesia masuk dalam lingkungan VOC dan membangun gedung-gedung dengan simbol Masonik[1]. Mengenai Kabalah, Rizki – dengan menggunakan mulut tokoh rekaannya bernama John Grant, pakar simbologi Universitas George Washington – mendefinisikan Kabalah sebagai, “...sesuatu yang mengikat Templar dengan kepercayaan Osirian Mesir Kuno...”[2]

Nama Freemasonry sering dihubungkan dengan masyarakat rahasia yang terdiri dari orang-orang Yahudi yang memiliki sejumlah rencana dan agenda untuk menggiring dunia ini dalam agenda mereka. Kalangan Muslim paling sensitif dan kritis dalam mempersoalkan keberadaan mereka.

Di Indonesia ada beberapa buku utama dari pihak Muslim yang membahas keberadaan Freemasonry al.,
  1. Sorotan Terhadap Freemasonry: Organisasi Rahasia Yahudi. Disusun oleh LPPA Muhammadiyah Jakarta tahun 1979.
  2. Freemasonry di Asia Tenggara oleh Abdullah Patani
  3. Freemasonry in Indonesia from Radermacher to Soekanto, 1762-1961 sebuah paper tipis karya Paul W van der Veur terbitan Ohio University Center for International Studies tahun 1976
  4. Tarekat Mason Bebas dan Kehidupan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962 karya Th Stevens
  5. Gerakan Freemasonry (Al Masuniyah)karya Muhammad Shafwat as-Saqa Amini dan Sa’di Abu Habib
  6. Rahasia Gerakan Freemasonry dan Rotary Club karya seorang ulama Mesir Muhammad Fahim Amin dan diterbitkan oleh Pustaka al-Kautsar.
Ada dua buku yang akhir-akhir ini menjadi rujukan di Indonesia yaitu karya Henry Nurdi dengan judul Jejak Freemason & Zionis di Indonesia[3] dan sebuah novel yang hendak mengungkap simbol-simbol Masonik di Jakarta karya Rizki Rydasmara dengan judul The Jacatra Secret[4].


Ringkasan buku Jejak Freemason & Zionis di Indonesia sbb:
  1. Pelarangan Presiden Soekarno atas tiga organisasi bernama Vrikjmentselaren -Loge, Moral Rearmemant Movement, Ancien Mystical Organization of Sucen Cruiser (Amorc) dengan nomor 18.1961 dan penulis buku ini menghubungkan ketiga organisasi tersebut dengan gerakan zionis Yahudi Internasional (hal 1-2)
  2. Mengupas makna Freemason dan Vritjmetselarij dan menghubungkan istilah ini dengan Raja Salomo dan Knight of Templar di Era Perang Salib (hal 8)
  3. Mengupas simbol-simbol piramida dan All Seeing Eyes (mata yang meihat) sebagai simbol Zionisme (hal 10)
  4. Mengacu pada buku Tarekat Mason Bebas dan Kehidupan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962 karya Th Stevens yang diterbitkan oleh Sinar Harapan tahun 2004 penulis buku ini menyimpulkan bahwa (1) Yahudi dan Zionis telah memberi pengaruh atas para pendiri bangsa (2) Freemasonry masih berkiprah hingga kini di Indonesia (hal 11-14)
  5. Penulis buku ini menggambarkan karakteristik Vritjmetselarij berupa pola ibadah dan kegiatan religius non agama Yahudi yag dilaksanakan di loji. Sikap Vritjmetselarij terhadap agama-agama adalah meniadakan perbedaan dan berusaha menyatukannya (hal 17-18)
  6. Vritjmetselarij dikatakan sebagai kepanjangan tangan Zionisme (hal 27)
  7. Vritjmetselarij memiliki kaitan dengan gerakan Theosofi pimpinan Madam Blavatsky seorang Yahudi Rusia (hal 36)
  8. Penulisnya menghubungkan Boedi Oetomo dengan Vritjmetselarij dikarenakan (1) Kongres II Boedi Oetomo di Loji Mataram (2) Kongres Pemuda I di Loji Roederkarten 1926
  9. Partai Kuomintang disinyalir sebagai kaki tangan Zionis (hal 75-76)
  10. Mengaitkan tokoh pekabar Injil Jawa di Abad XIX bernama Kiai Sadrach Soeropranoto dengan Vrijmetselarij (hal 103)
  11. Merujuk buku karya DR. Abdullah Tal yang menulis artikel dalam bahasa Arab, Al Af’al Yahudiyah fi Ma’aqalil Islami mengatakan bahwa Soekarno berasal dari keturunan Yahudi Dunamah di Turki. Penulis buku ini menyimpulkan bahwa Soekarno memiliki sikap mendukung Yahudi dikarenakan beliau pro Komunisme dalam doktrin Nasakomnya (hal 118-119)
  12. Ada kaitan antara rumusan doktrin Pancasila oleh Soekarno dengan Vrijmetselarij. Terbukti adanya telegram dari Pengurus Besar Provinsial Vrijmetselarij bernama Dr. A.H.J. Lovink yang mengatakan bahwa asas-asas pendirian negara memiliki resonansi dalam asas-asas Tarekat Mason Bebas (hal 117-118)
  13. Penulis buku ini menghubungkan lambang burung Garuda yang diperkenalkan Soekarno pada tanggal 15 Februari 1950 di Hotel Des Indies dengan lambang Horus dewa Mesir yang kemudian banyak diadatasi menjadi simbol gerakan-gerakan rahasia di bawah Zionisme Yahudi (hal 120-125)
Freemasonry: Definisi, Sejarah, Karakteristik

Freemasonry adalah organisasi persaudaraan (fraternal organisation) yang muncul dari asal usul yang tidak jelas yaitu sekitar Abad XVI dan XVII. Freemasonry sekarang ini muncul dalam beragam bentuk di seluruh dunia dengan keanggotaan sekitar 6 juta termasuk di Skotlandia dan Irlandia sebanyak 150.000 dan lebih dari ¼ juta berada di wilayah yuridiksi Kesatuan Loji Agung Inggris (United Grand Lodge of England) serta sebanyak 2 juta berada di Amerika Serikat[5]

Persaudaraan diorganisir secara administratif ke dalam Loji Agung (Grand Lodges) atau Orient-orient yang masing-masing memerintah berdasarkan wilayah yuridiksinya yang terdiri dari logji-loji bawahan. Berbagai Loji Agung mengakui keberadaan satu sama lain atau menolaknya berdasarkan kesetiaan kepada penunjuk (Loji agung biasanya akan menganggap Loji Agung lainnya yang berbagi penunjuk yang sama, sebagai anggota tetap dan mereka yang tidak akan dianggap sebagai bukan anggota atau penyusup).

Ada juga anggota-anggota tambahan yang organisasi-organisasinya berhubungan dengan cabang utama Freemasonry namun dengan adminsitrasi yang berdiri sendiri. Freemasonry menggunakan ungkapan-ungkapan kiasan pekerjaan perkakas tukang batu dan perkakas-perkakas lainnya pada latar belakang kiasan bangunan Bait Suci Salomo, sebagai apa yang digambarkan baik oleh para anggota Mason maupun pengritiknya, “sebuah sistem moralitas yang diselubungi dalam kiasan dan gambaran simbolik”[6].

Dari definisi dan deskripsi di atas kita mendapatkan beberapa kata kunci penting yaitu “persaudaraan”, “perkumpulan rahasia”, “sarat dengan tanda simbolik”, “anggota tersebar luas di berbagai negara”.

Sejarah Singkat 

Asal usul dan sejarah awal perkembangan Freemasonry merupakan persoalan yang masih menjadi perdebatan dan dugaan. Sebuah puisi yang dikenal dengan sebutan Regius Manuscript yang diperkirakan dari tahun 1390 merupakan naskah Masonik paling tua[7]. Ada bukti untuk menduga bahwa sudah ada loji Masonik di Skotlandia pada awal abad XVI. Ada juga referensi kehadiran loji di Inggris pada pertengahan Abad XVII.

Loji Agung pertama adalah Loji Agung Inggris (Grand Lodge of England - GLE) yang didirikan pada tgl 24 Juni 1717 saat empat Loji London bertemu untuk makan malam bersama. Ini kemudian berkembang secara cepat ke dalam badan pengaturan dimana banyak Loji-loji Inggris bergabung. Namun demikian beberapa loji marah atas beberapa tindakan modernisasi yang disahkan oleh GLE seperti pembentukan Derajat Tiga (Third Degree) dan membentuk Loji Agung tandingan pada tanggal 17 Juli 1751yang mereka namakan Loji Agung Kuno Inggris (Antient Grand Lodge of England). Keduanya berlomba memperebutkan kekuasaan yaitu Modern dan Antient atau Ancient (Kuno), sampai kemudian keduanya bersatu kembali pada tanggal 23 November 1813 dengan nama Kesatuan Loji Agung Inggris (the United Grand Lodge of England - UGLE)[8]

Berturut-turut pada tahun 1725 dibentuklah Loji Agung Irlandia dan pada tahun 1736 dibentuklah Loji Agung Skotlandia. Freemasonry kemudian disebarluaskan ke Amerika Utara pada tahun 1730-an baik oleh loji Antient maupun Modern. Setelah Revolusi Amerika, dibentuklah Loji Agung Amerika di masing-masing negara.

Beberapa orang mengagas untuk membentuk Loji Agung Amerika Serikat dengan George Washington (anggota Loji Virginia) sebagai Guru Agung (Grand Master) pertama namun gagasan tersebut hanya berusia pendek. Beberapa Loji Agung di Amerika Serikat tidak berkeinginan mengurangi pengaruh kekuasaan mereka terhadap pembentukan loji tersebut.
Sekalipun ada istilah Modern dan Antient namun tidak ada perbedaan signifikan yang dikerjakan oleh Freemasonry. Beberapa sisa-sisa perpecahan ini masih dapat dilihat dalam beberapa nama loji seperti F.& A.M. menjadi Free and Accepted Masons dan A.F.& A.M. menjadi Antient Free and Accepted Masons.

RESENSI DAN TINJAUAN KRITIS TERHADAP NOVEL THE JACATRA SECRET (1)

Posted by Teguh Hindarto



PENGARUH NOVEL DA VINCI CODE ATAS THE JACATRA SECRET

Novel dengan judul The Jacatra Secret dengan tebal 524 halaman memberikan banyak informasi dan kejutan luar biasa. Betapa tidak? Kita selama ini memiliki informasi standar dalam buku sejarah bahwa Jakarta sebagai pusat ibukota pada zaman kolonial adalah Kota Batavia peninggalan VOC (Vereinigde Oost-Indische Compagnie) yang disebut juga dengan Kompeni yang terbentuk pada tahun 1602. Namun kali ini kita dikejutkan dengan kenyataan yang dikemas dalam novel thriler bahwa Jakarta adalah kota Masonik yaitu organisasi rahasia dan persaudaraan yang terkenal dengan istilah Freemasonry dalam bahasa Inggris atau Vrijmetselarij dalam bahasa Belanda. Simbol-simbol Masonik tersebut dapat terlihat jelas dalam jejak-jejak keberadaan bangunan dan kuburan bekas Belanda seperti Stadhuis (sekarang Gedung Balai Kota Jakarta dan Museum Jakarta), Adhucstat Logegebouw (sekarang gedung BAPENNAS),Kerkhof Laan (sekarang Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober yang kemudian sejak tahun 1977 diganti menjadi Museum Taman Prasasti), Bundaran Hotel Indonesia.

Pada halaman 9, penulis novel ini memberikan pemaparan awal yang bagi saya merupakan maksud dan tujuan novel ini ditulis, dengan mengatakan fakta mengenai apa dan bagaimana Batavia sbb: “Batavia dibangun VOC menurut cetak biru Freemasonry Hindia Belanda. Kelompok persaudaraan okultis ini menyisipkan aneka simbol Masoniknya di berbagai tata ruang kota, arsitektur gedung dan monumen, prasasti makam dan lainnya, yang masih bisa disaksikan hingga sekarang”.

Kisah ini diawali sebuah prolog dengan setting historis tahun 60-an mengenai kekecewaan pimpinan tertinggi Freemasonry di Indonesia bernama Valentijn de Vries atas surat keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno dengan nomor 18.1961 yang memerintahkan pembubaran organisasi-organisasi seperti Vrikjmentselaren -Loge, Moral Rearmemant Movement, Ancien Mystical Organization of Sucen Cruiser (Amorc) sehingga de Vries akhirnya menginstruksikan pada para anggotanya untuk membubarkan diri secara formal namun tetap memelihara keberadaan organisasi tersebut secara non formal.