RSS Feed

KRISTEN-YAHUDI (JUDEO-CHRISTIANITY)

Posted by Teguh Hindarto


PEMAHAMAN TERMINOLOGIS


Apakah yang dimaksud dengan Judeo-Christianity? Berikut ini saya menerjemahkan informasi terkait dengan istilah Judeo-Christianity dalam situs wikipedia sbb:[1]

Judeo-Christian adalah istilah yang secara luas menggambarkan bagian dari konsep-konsep dan perhatian terhadap nilai-nilai yang dipertahankan dalam Yudaisme dan Kekristenan. Tradisi ini dianggap berhubungan dengan peradaban klasik Greko Romawi, sebuah rujukan dasar bagi hukum dan moralitas Barat.

Secara khusus, istilah ini menunjuk pada tradisi moral yang didasarkan pada kitab suci keagamaan yang dipakai bersama, yaitu menunjuk pada TaNaKh dalam Yudaisme dan Kitab Perjanjian Lama oleh orang-orang Kristen, termasuk khususnya Sepuluh Perintah (Ten Commandments). Hal ini menyatakan secara tidak langsung kelanjutan nilai-nilai yang diwakili oleh warisan agama-agama ini dalam Dunia Barat modern. Michael Novak telah mengidentifikasi nilai khusus dari tradisi Judeo-Christian sebagai konsep bersama terhadap kebebasan dan kesetaraan yang didasarkan pada Kitab Kejadian, dimana semua manusia dikatakan telah diciptakan setara dan juga Kitab Keluaran dimana orang-orang Israel melarikan diri dari tirani untuk memperoleh kebebasan (Novak, Michael. On Two Wings. Humble Faith and Common Sense at the American Founding. Encounter Books). Thomas Cahill telah mendiskusikan kepercayaan Yahudi ini dalam tanggungjawab moral dan perkembangan sebagai karakteristik kebudayaan Amerika yang dapat ditelusuri pada pembacaan Kitab Suci Judeo-Christian (Cahill, Thomas, The Gift of the Jews: How a Tribe of Desert Nomads Changed the Way Everyone Thinks and Feels). Istilah Judeo-Christian telah mengalami kritik oleh beberapa teolog (Cohen, Arthur. The Myth of the Judeo-Christian Tradition, and Other Dissenting Essays. Schocken Books. 1971, ISBN 0805202935. ) karena mengusulkan penggunaan komponen bersama terlalu banyak dibandingkan yang seharusnya ada.

Pengaruh evolusi Judeo-Christian pada Amerika sangat menarik perhatian para sejarawan melihat perkembangan dari republikanisme di Amerika. Akar mendalam dari nilai-nilai Judeo-Christian mereka gali kembali ke Reformasi Protestan bukan pada peperangan teologi namun perjuangan berdarah untuk memenangkan hak untuk menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa setempat (Mcgrath, Alister. In the Beginning: The Story of the King James Bible and How It Changed a Nation, a Language, and a Culture. Anchor Books, 2002. ISBN 0385722168 & Bobrick, Benson. Wide as the Waters : The Story of the English Bible and the Revolution It Inspired. Simon and Shuster 2001. ISBN 0684847477). (Band. Kitab Suci Wycliff, Tyndale, King James). Hal ini menuntun kepada mandat keagamaan bagi pendidikan publik, sehingga orang awam bisa membaca Kitab Suci. Menurut beberapa pengarang, perkembangan ini penting bagi kelahiran Pencerahan dan pemberontakan melawan hak ilahi para raja (Hermon, Arthur, How the Scots Invented the Modern World, Crown, 2001)

Dalam konteks Amerika, para sejarawan menggunakan istilah Judeo-Christian untuk menunjuk pada pengaruh dari Kitab Suci berbahasa Ibrani dan Kitab Perjanjian Baru pada pemikiran dan nilai-nilai Protestan, khususnya warisan kaum Puritan, Presbiterian dan Evanggelical (Injili). Para generasi pendiri Bangsa Amerika melihat diri mereka sendiri sebagai pewaris Kitab Suci berbahasa Ibrani (Perjanjian Lama, TaNaKh) dan ajaran-ajarannya mengenai kebebasan, tanggung jawab, kerja keras, etika, keadilan, kesetaraan, rasa keterpilihan dan etika misi kepada dunia, yang menjadi komponen-komponen kunci bagi karakter sejarah orang-orang Amerika yang disebut dengan “Kredo orang-orang Amerika” (Bonomi, Patricia U. Under the Cope of Heaven. Religion, Society and Politics in Colonial America. 'Part One: Religion and Society'. Oxford University Press, 1986). Gagasan ini berasal dari Kitab Suci berbahasa Ibrani, diusung ke dalam sejarah orang-orang Amerika melalui kaum Protestan, yang dipandang sebagai tiang fundasi bagi Revolusi Amerika, Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi Amerika Serikat. melalui kaum Protestan. Para pengarang lain menaruh perhatian pada penelusuran berbagai kepercayaan agama para pendiri bangsa, yang menekankan pengaruh baik Yahudi dan Kristen pada kepercayaan pribadi mereka dan bagaimana hal tersebut diterjemahkn ke dalam penciptaan karakter dan institusi orang-orang Amerika (Lillback, Peter A.George Washington's Sacred Fire, Providence Forum Press,2006.ISBN 0978605268;Morrison, Jeffry H.John Witherspoon and the Founding of the American Republic).

Bagi para sejarawan, perhatian terhadap konsep Judeo-Christian bukanlah pada teologi namun pada kebudayaan nyata dan sejarah sebagaimana yang berkembang di Amerika. Para pengarang tersebut membedakan percampuran antara pemikiran Yahudi ke dalam ajaran-ajaran Protestan – yang ditambahkan pada warisan sejarah Inggris dan hukum sipil, sebagaimana pemikiran Pencerahan – yang muncul pada saat kelahiran demokrasi orang-orang Amerika.

Penggunaan mula-mula dari istilah Judeo–Christian dan Judeo–Christianity dalam makna yang berbeda dibandingkan hari ini, dikutip oleh Oxford English Dictionary pada tahun 1899 dan 1910 secara berturut-turut, keseluruhannya membicarakan teori-teori munculnya Kekristenan, sehingga istilah Judeo–Christian bermakna orang-orang Kristen mula-mula yang masih menjadi bagian dari Yudaisme (Judæo-, Judeo- in the Oxford English Dictionary, Second Edition)

Arti kata ini muncul pertama kali pada Tgl 27 Juli 1939 pada rangkaian kalimat, "The Judaeo-Christian scheme of morals" (perencanaan morak kaum Judaeo Christian) dalam New English Weekly (Peter Novick: Holocaust in American Life). Istilah tersebut berkembang lebih besar dari peredaran uang khususnya dalam bidang politik dari tahun 1920 dan 1930-an, yang dipromosikan oleh kelompok-kelompok liberal yang mengembangkan ke dalam Konferensi Kristen dan Yahudi di Amerika Serikat, untuk melawan Antisemitsme dengan menampilkan gagasan yang lebih inklusif dari Amerika Serikat dibandingkan retorika kenegaraan sebelumnya yang lebih dominan seperti layaknya negara Kristen Protestan (Mark Silk (1984), Notes on the Judeo–Christian Tradition in America, American Quarterly 36(1), 65-85 & Sarna, 2004, p.266). Pada tahun 1952 Pesiden terpilih, Dwight Eisenhower mengucapkan “konsep Judeo-Christian” menjadi “sikap keimanan yang mendalam” pada “kesadaran kita terhadap pemerintah…ditemukan” (Dwight D. Eisenhower, berbicara pada the Freedoms Foundation di New York. Dia berkata, "Our sense of government has no sense unless it is founded in a deeply religious faith, and I don't care what it is. With us of course it is the Judeo–Christian concept, but it must be a religion that all men are created equal." Quoted by Silk (1984).

Istilah ini menjadi sangat khusus dihubungkan dengan hak konservatif dalam berbagai politik orang-orang Amerika, yaitu mempromosikan agenda “nilai-nilai Judeo-Christian” yang disebut “peperangan budaya”, sebuah pemakaian yang menggelora pada perioede tahun 1900-an (Douglas Hartmann, Xuefeng Zhang, William Wischstadt (2005). One (Multicultural) Nation Under God? Changing Uses and Meanings of the Term "Judeo–Christian" in the American Media. Journal of Media and Religion 4(4), 207-234).

Kaum Liberal Sekular menolak penggunaan Judeo-Christian sebagai kitab undang-undang bagi hal-hal khusus dari orang-orang Kristen Amerika (Martin E. Marty (1986), A Judeo–Christian Looks at the Judeo–Christian Tradition, in The Christian Century, October 5, 1986), yang kurang memperhatikan Yahudi modern, Katholik ataupun tradisi-tradisi Kristen liberal.

Penggunaan istilah ini kembali bergeser. Menurut Hartman, jika pada tahun 2001, khususnya semenjak serangan 11 September oleh teroris, istilah ini mengalami pengurangan makna, dalam rangka mengkarakterisasi Amerika sebagai negara multikultural. Dan pergeseran makna istilah inipun didukung oleh peran media mapan. Penggunaan istilah ini sepertinya digunakan kelompok liberal dalam menghubungkan dengan diskusi-diskusi keislaman dan Muslim dan perdebatan baru mengenai pemisahan gereja dan negara (Douglas Hartmann, Xuefeng Zhang, William Wischstadt (2005). One (Multicultural) Nation Under God? Changing Uses and Meanings of the Term "Judeo–Christian" in the American Media. Journal of Media and Religion 4(4), 207-234). Istilah inipun digunakan oleh para pemikir onservatif dan para jurnalis yang memperbincangkan mengenai serangan Islam terhadap Amerika, bahaya-bahaya multikulturalisme dan kemerosotan morak ke dalam materialisme dan zaman sekular.

DISKUSI PERIHAL PEMINDAHAN STATUS BANGSA PILIHAN (5)

Posted by Teguh Hindarto

TANGGAPAN SHEM TOV TERHADAP BEJO JOKO KRISTANTO
TANGGAL 16 FEBRUARI 2012




Bejo Joko Kristanto:
(Shem Tov: Kalau melihat frasa, "kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya", TIDAK ADA INDIKASI SOAL PEMINDAHAN STATUS karena ayat tersebut toch ditujukan pada orang Yahudi yang percaya pada Mesias, sementara konsep Anda Gereja telah mengganti status bangsa pilihan?)
---------------
Bejo :
Petrus menyebut mereka yang percaya (ayat 10) dengan status "BANGSA YANG TERPILIH" (ayat 9).
---------------- 
Shem Tov:
Rasul Petrus sedang melakukan interpretasi Drash dalam terminologi hermeneutik Ibrani. Drash adalah menelusuri ayat-ayat untuk membangun dalil. Bukankah 1 Petrus 2:9-10 merupakan kutipan Keluaran 19:5-6 dan Hosea 2:22? Bukankah ayat tersebut sejak dulu ditujukan bagi Israel?


Bejo Joko Kristanto:
Pada zaman PL, Allah memilih Abraham AGAR melaluinya (keturunannya), berkatNya sampai kepada semua bangsa-bangsa didunia. Abraham menurunkan Ishak. Ishak menurunkan Yakub, Yakub menurunkan ke 12 suku Israel, yang kemudian menjadi bangsa Israel. Lalu dari antara bangsa Israel, lahirlah Kristus. Menjelang kenaikan Kristus ke surga, Ia mengutus murid-muridNya pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil.

Tujuan Tuhan dengan memakai bangsa Israel TELAH SELESAI! Sekarang, siapa saja yang percaya kepada Kristus sbg Tuhan dan Juruselamat, merekalah 'bangsa pilihan Allah' secara rohani (I Petrus 2:9-10). Suatu bangsa yang terpilih (secara rohani), warga kerajaan sorga, yang dipilih dari berbagai suku2 bangsa, oleh karena kemurahanNya belaka, untuk menjadi umat-Nya,
------------- 
Shem Tov:
Menyatakan bahwa “bangsa Israel TELAH SELESAI” bermakna bangsa Israel tidak memiliki peranan besar dalam kehidupan iman orang percaya kepada Mesias. Ini sebuah ironi dan ini pernyataan yang tidak dapat dibenarkan. Dan ini setara dengan sikap bermegah dan sikap mengambil alih kedudukan Israel jasmani. Rasul Paul dalam Roma 11:18 menasehatkan:

“Janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu”. Apalagi 1 Petrus 2:9-10 dari aspek historis adalah surat yang ditujukan BUKAN untuk orang non Yahudi melainkan untuk orang Yahudi yang telah menerima Yesus. Aktualisasi luas dari 1 Petrus 2:9-10 dapat diterapkan pada Kristen non Yahudi sepanjang bukan dalam artian BUKAN MENGGANTI STATUS Israel jasmani kepada Gereja.

Peran orang Yahudi secara historis sebagai sumber atau perantara terjadinya keselamatan (Yoh 4:22) karena Yesus sebagai Juruslamat adalah orang Yahudi (Ibr 7:14). Bahkan wujud pemeliharaan Tuhan dimana Dia berjanji tidak akan menolak umat-Nya sebagaimana dikatakan dalam Roma 11:1-2 TERBUKTI dengan lahirnya atau munculnya MESSIANIC JUDAISM yaitu suatu gerakan di tubuh Yudaisme dan Yahudi yang telah menerima Yesus (Yahshua/Yeshua) sebagai Mesias Ibrani dan tetap beribadah dengan ekspresi Ibrani.

Terkait apa dan bagaimana eksistensi Messianic Judaism dapat Anda baca kajian saya sbb:

http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/05/messianic-judaism-sacred-name-movement.html (1)

http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/05/messianic-judaism-sacred-name-movement_10.html (2)

http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/05/messianic-judaism-sacred-name-movement_1006.html (3)

DISKUSI PERIHAL PEMINDAHAN STATUS BANGSA PILIHAN (4)

Posted by Teguh Hindarto

TANGGAPAN SHEM TOV TERHADAP BEJO JOKO KRISTANTO
TANGGAL 15 FEBRUARI 2012



Bejo Joko Kristanto:
Pernyataan Anda mbuleti, Mr, sama seperti pikiran Anda. Ketika orang lain bertanya dengan harapan Anda menjawab simple dan jelas, Anda malah menuduh orang yang bertanya tidak mengerti penjelasan dan argumentasi lawan. Pertanyaan klarifikasi itu perlu didalam debat/diskusi. Kalau itu Anda hindari berarti Anda gagal menyampaikan atau mempertanggungjawabkan ide Anda.

Ini yang saya tangkap dari tulisan Anda

1. Apakah gereja (ekklesia) menyandang status sbg 'bangsa yang terpilih'? Teguh Hindarto menjawab : TIDAK!

2. Apakah Israel yang tidak percaya kepada Kristus juga tetap disebut sebagai bangsa pilihan? Teguh Hindarto menjawab : YA!

3. Apa yang dimaksud 'SECARA ROHANI'? Apa itu berarti ada yang 'SECARA JASMANI'? Teguh Hindarto : SILENT.

Silahkan dikoreksi kalau saya salah menangkap maksud Anda!
 ----------------- 
Shem Tov:
Lebih baik saya yang membuat susunan pertanyaan dan jawabannya.

Apakah Gereja MENGGANTIKAN STATUS Bangsa Pilihan dari Israel jasmani? Jawab: TIDAK!

Apakah Israel yang tidak percaya kepada Kristus juga tetap disebut sebagai Bangsa Pilihan? Jawab: YA! Karena status Bangsa Pilihan tidak dipindahkan kepada siapapun


Bejo Joko Kristanto:
(Shem Tov: “Jika sebagian umat Israel yang menerima kehilangan statusnya sebagai bangsa pilihan, maka harus ada pernyataan tegas sbb, “israel sekarang bukan lagi bangsa pilihan karena sudah dipindahkan pada bangsa-bangsa”"?)
 --------------
Bejo :
Apakah menurut Anda ayat yang saya sodorkan tsb (Roma 9:6-8, 24-26) menyatakan bhw status bangsa pilihan masih melekat pada Israel jasmani walaupun mereka tidak percaya kepada Kristus?
 -------------- 
Shem Tov:
TENTU SAJA MASIH MELEKAT! Apalagi jika kita perbandingkan dengan Yeremia 31:37 sbb “Beginilah firman YHWH: Sesungguhnya, seperti langit di atas tidak terukur dan dasar-dasar bumi di bawah tidak terselidiki, demikianlah juga Aku TIDAK AKAN MENOLAK segala keturunan Israel, karena segala apa yang dilakukan mereka, demikianlah firman YHWH”.  Dan ini selaras sebagaimana dikatakan Paul dalam Roma 11:1 “Maka aku bertanya: ADALAH TUHAN MUNGKIN TELAH MENOLAK UMATNYA? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin”

Ketidak setiaan dan ketidaktaatan sebagian Israel tidak menghapus status Bangsa Pilihan!


Bejo Joko Kristanto:
(Shem Tov : BERBEDA dengan pernyataan sebelumnya dimana Anda hanya MELIMITASI dengan mengatakan, ‘“SETIAP GENTILES YANG PERCAYA KEPADA KRISTUS ADALAH BANGSA YANG TERPILIH”)
 --------------
Bejo :
Baca keseluruhan argumen saya dan menanggapi apa, jangan asal comot! Anda tidak hanya pandai comot ayat Alkitab, tetapi juga pintar comot komentar orang dengan sak karepe dewe.
 -------------- 
Shem Tov:
Anda yang justru memotong pernyataan saya:

Anda katakan 1 Petrus 2:9-10 DITUJUKAN UNTUK SEMUA ORANG PERCAYA TERMASUK GENTILES. Dengan pernyataan di atas, Anda mau katakan bahwa Yahudi pun termasuk di dalamnya

BERBEDA dengan pernyataan sebelumnya dimana Anda hanya MELIMITASI dengan mengatakan, ‘“SETIAP GENTILES YANG PERCAYA KEPADA KRISTUS ADALAH BANGSA YANG TERPILIH”


Bejo Joko Kristanto:
hei...Anda tidak berani jawab pertanyaan saya yang ini :

"Apakah gereja (ekklesia) menyandang status sbg 'bangsa yang terpilih'?" ?
---------------- 
Shem Tov:
Bukankah Anda mendasarkan pernyataan bahwa Gereja adalah Bangsa yang terpilih berdasarkan 1 Petrus 2:9-10? Dan saya sudah BUKTIKAN dan ANDA TIDAK MENYANGKALNYA bahwa berdasarkan 1 Petrus 1:1 dan 1 Petrus 2:11=12 ayat di atas ditujukan pada orang Yahudi yang telah menerima Mesias. Kalau Gereja menyandang gelar tersebut dengan pemahaman Tuhan telah memindahkan status, maka saya tolak dan tidak ada dalilnya!


Bejo Joko Kristanto:
Saya menyangkal itu dengan memakai dasar ayat 10:

I Petrus 2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Bahwa orang Yahudi yang dulu TIDAK/BELUM PERCAYA kepada Kristus disebut sebagai 'BUKAN UMAT ALLAH' dan 'TIDAK DIKASIHANI'.

Bahwa orang Yahudi yang sekarang SUDAH PERCAYA kepada Kristus disebut sebagai 'UMAT ALLAH' dan 'TELAH BEROLEH BELAS KASIHAN'.

Bukankah Alkitab dengan itu menyatakan dengan GAMBLANG dan TEGAS bahwa dalam PB status 'BANGSA YANG TERPILIH' (ayat 9) DIDASARKAN pada IMAN/PERCAYA kepada Kristus dan BUKAN pada KEBANGSAAN?
--------------- 
Shem Tov:
Apakah BANGSA PILIHAN (IR HA BAKHAR) sama dengan UMAT TUHAN (AM HA ELOHIM)?


Kalau melihat frasa, "kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya", TIDAK ADA INDIKASI SOAL PEMINDAHAN STATUS karena ayat tersebut toch ditujukan pada orang Yahudi yang percaya pada Mesias, sementara konsep Anda Gereja telah mengganti status bangsa pilihan?

Bejo Joko Kristanto:
Mr. Teguh Hindarto, "Apakah gereja (ekklesia) menyandang status sbg 'bangsa yang terpilih'?"?
---------------
Shem Tov:
Kalau Gereja menyandang gelar tersebut dengan pemahaman Tuhan telah memindahkan status, maka saya tolak dan tidak ada dalilnya!

‎Bejo Joko Kristanto:Bahwa orang Yahudi yang dulu TIDAK/BELUM PERCAYA kepada Kristus disebut sebagai 'BUKAN UMAT ALLAH' dan 'TIDAK DIKASIHANI'.
 -------------- 
Shem Tov:
Bagaimana dengan Musa, Abraham, Daud, Salomo dll yang belum menemui dan mengenal Yesus Sang Mesias?


Bejo Joko Kristanto :
Dengan kata lain, Anda mengakui bhw Gereja menyandang gelar tsb (BANGSA YANG TERPILIH) tanpa memindahkan status 'BANGSA PILIHAN' dari Israel jasmani?
-------------- 
Shem Tov:
YA, dengan catatan sebagaimana saya telah uraikan panjang lebar sebelumnya bahwa ketika Gereja non Yahudi membaca 1 Petrus 2:9-10, tentu merekapun berhak mengartikan kalimat “kamulah bangsa terpilih” dalam artian bahwa mereka (Anda dan saya) telah ditempelkan/dientenkan dengan Israel asli yang telah menerima Mesias (zaitun) dan mengalami kedudukan yang sama di hadapan Tuhan tanpa mengubah atau menggantikan status Bangsa Pilihan yang telah ditetapkan sebelum Mesias hadir ke dunia


Bejo Joko Kristanto :
Walaupun mereka belum menemui dan mengenal Yesus Sang Mesias, mereka percaya kepada PL, dimana didalam PL banyak menubuatkan tentang Mesias dan banyak upacara2 PL yang merupakan type daripada Kristus, seperti korban penebus dosa, korban keselamatan, dll. Dengan mereka percaya kepada PL, mereka juga percaya kepada Kristus yang akan datang, sebab Kristuslah yang menjadi sentral dan berita utama kitab suci, mulai dari PL sampai PB.

Sedangkan Israel yang lain (pada zaman PL) yang tidak taat kepada Tuhan (PL), mereka pada dasarnya bukan umat Tuhan dan tidak mendapat bagian dalam berkat yang Tuhan janjikan kepada Abraham karena iman percayanya. Dan berkat itu ada didalam Kristus, Sang Mesias.
----------------- 
Shem Tov:
Anda tidak bisa begitu saja membuat lompatan pernyataan karena KEY WORDNYA adalah TIDAK PERCAYA PADA KRISTUS sebagaimana pernyataan Anda:

“Bahwa orang Yahudi yang dulu TIDAK/BELUM PERCAYA kepada Kristus disebut sebagai 'BUKAN UMAT ALLAH' dan 'TIDAK DIKASIHANI'”

Melaksanakan Torah TIDAK SAMA dengan percaya pada Kristus!


DISKUSI PERIHAL PEMINDAHAN STATUS BANGSA PILIHAN (3)

Posted by Teguh Hindarto

TANGGAPAN SHEM TOV TERHADAP BEJO JOKO KRISTIANTO
TANGGAL 15 FEBRUARI 2012


Bejo Joko Kristanto:
Tenang, Mr Teguh. Anda jangan gelisah! Saya tidak seperti Anda yang adalah seorang rohaniawan yang, kalau tidak ada pelayanan, mempunyai banyak waktu luang di depan komputer. Saya masih ada kerjaan lain. Otak ini harus bisa multitasking. Nanti sore saya baru ada waktu luang untuk tanggapi semua komentar Anda.
 ------------- 
Ganti saja otaknya pake Prosessor Intel i7 trs RAM GNT 8G biar loadingnya cpt dan ndak ngawur,.

Bejo Joko Kristanto:
Mr. Teguh Hindarto alias Shem Tov, terlalu banyak point yang kita bahas, saya akan persempit diskusi kita ini dengan saya hanya menanggapi/menyerang satu point yang telah Anda kemukakan disini. 

(Shem Tov : Ayat [I Petrus 2:9-10, bagian ini saya tambahi karena Anda memang memaksudkan ayat ini] ini tetap bermakna bagi gentiles bahwa dalam keimanan kepada Yesus Sang Juruslamat, maka baik orang Yahudi dan non Yahudi MENJADI BANGSA PILIHAN DI MATA TUHAN dan bukan PEMINDAHAN STATUS BANGSA PILIHAN TUHAN dari Israel Jasmani kepada Gereja. Padahal Gereja mula-mula adalah murid-murid Yesus yang beretnis Yahudi)

Bejo Joko Kristanto:
Akhirnya Anda mengakui bhw baik orang Israel maupun gentiles yang percaya kepada Kristus adalah BANGSA PILIHAN ALLAH. Tetapi anehnya Anda masih ngotot dengan sembari menambahkan bhw Israel jasmanilah yang adalah bangsa pilihan Allah. 

---------------
Shem Tov:
Anda kerap MENIRU GAYA SAYA (kemarin saya membuat pernyataan “akhirnya Anda mengakui...”, eh sekarang pernyataan itu Anda adopsi untuk kepentingan Anda). Mengenai pernyataan di atas saya akan ingatkan posisi argumentasi saya mengenai 1 Petrus 2:9-10 secara berurutan sbb:

Tgl 13 Februari

“Bejo saudaraku, coba simak 1 Petrus 2:11-12 sebagai kelanjutan 1 Petrus 2:9-10 sbb: “Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik DITENGAH-TENGAH BANGSA-BANGSA BUKAN YAHUDI, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Tuhanpada hari Ia melawat mereka”.

Surat ini bukan ditujukan pada orang non Yahudi sendiri, terbukti pada ayat 12 dikatakan, “. Milikilah cara hidup yang baik DITENGAH-TENGAH BANGSA-BANGSA BUKAN YAHUDI”. King James Version menerjemahkan sbb, “Having your conversation honest among the Gentiles”.

Ini dikuatkan dalam 1 Petrus 1:1 kemana surat ini ditujukan, “1Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia” DR. David Stern memberikan komentar mengenai 1 Petrus 1:1 sbb, “To:God’s chosen people, literally, ‘God’s elected ones’ MEANING ISRAEL, living as aliens in the Diaspora” (Jewish New Testament, 1998:743)

Dengan demikian pendalilan Anda yang mengatakan status bangsa pilihan yaitu Israel telah berpindah pada gereja, benar-benar didasarkan atas sebuah kesalahpahaman dan mengutip ayat lepas dari konteksnya. Jadi siapa yang sebenarnya lebih layak Anda katakan, “hanya memilah ayat2 yang mendukung ajarannya saja”, Anda atau saya?”

Tanggal 13 Februari

“Yang tidak saya amini adalah, “bhw bangsa pilihan adalah setiap orang yang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat!”

Tanggal 14 Februari

“Dengan melihat konteks yang saya jelaskan sebelumnya dimana 1 Petrus 2:90-10 tidak bisa dilepaskan dari 1 Petrus 1;1 dan 1 Petrus 2:11-12, maka pernyataan dalam 1 Petrus 2;9-10 harus dilihat secara keseluruhan memang ditujukan kepada YAHUDI YANG TELAH PERCAYA DAN MENERIMA YESUS SEBAGAI MESIAS, ANAK TUHAN.

Maka kalimat, “kamu, yang dahulu bukan umat Tuhan, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan’ tidak bisa dilepaskan dan kemudian dilekatkan pada bangsa-bangsa non Yahudi.

Pernyataan saya ini bukan bermakna bahwa 1 Petrus 2:9-10 tidak memiliki relevansi terhadap gentiles yang telah percaya pada Yesus Sang Mesias. Ayat ini tetap bermakna bagi gentiles bahwa dalam keimanan kepada Yesus Sang Juruslamat, maka baik orang Yahudi dan non Yahudi MENJADI BANGSA PILIHAN DI MATA TUHAN dan bukan PEMINDAHAN STATUS BANGSA PILIHAN TUHAN dari Israel Jasmani kepada Gereja. Padahal Gereja mula-mula adalah murid-murid Yesus yang beretnis Yahudi”


Dengan mengikuti alur pernyataan saya di atas, maka jangan tergesda memelintir pernyataan dengan membuat kesimpulan, "Akhirnya Anda mengakui bhw baik orang Israel maupun gentiles yang percaya kepada Kristus adalah BANGSA PILIHAN ALLAH" tapi letakkan argumentasi dan penjelasan saya secara berurutan mengenai penafsiran 1 Petrus 2;90-10 sbb:

‎(1) 1 Petrus 2:9-10 ditujukan untuk Yahudi pengikut Mesias diperantauan. Konsep "bangsa terpilih" tetap ditujukan pada Yahudi khususnya yang telah menerima Mesias (2) Relevansi luas dari 1 Petrus 2:9-10 ketika dibaca oleh orang non Yahudi yang percaya pada Mesias mereka pun menjadi bangsa pilihan di mata Tuhan. (3) Relevansi luas penerapan 1 Petrus 2:9-10 bagi non Yahudi pengikut Mesias bukan bermakna pemindahan status bangsa pilihan dari Israel jasmani kepada Gereja. (4) Gereja (Ekllesia, Yun/Qahal, Ibr) baik Yahudi maupun non Yahudi menjadi rekan sekerja Tuhan dalam pelayanan. Tidak ada yang superior dan inferior

Bejo Joko Kristanto:
Oleh sebab itu, jawab pertanyaan saya ini : 1. Anda mengakui adanya dua jenis 'bangsa pilihan Allah'? 2. Apa beda antara keduanya? Akan ada pertanyaan susulan setelah ini.
 --------------------- 
Shem Tov:
Sudah saya jelaskan posisi teologis saya sebagaimana penjelasan di atas. Status bangsa pilihan tidak berubah, tetap pada Israel baik yang belum menerima Mesias maupun yang sudah menerima Mesias. Pengakuan bangsa-bangsa non Yahudi menjadi bangsa pilihan adalah aktualisasi luas ayat 1 Petrus 2:9-10.

Relevansi luas atau aktualisasi luas terhadap gentiles dikarenakan gentiles Christian membaca 1 Petrus 2:9-10 sebagai bagian dari Kitab Suci mereka.

DISKUSI PERIHAL PEMINDAHAN STATUS BANGSA PILIHAN (2)

Posted by Teguh Hindarto

TANGGAPAN SHEM TOV ATAS BEJO JOKO KRISTIANTO
TANGGAL 14 FEBRUARI 2012


Bejo Joko Kristanto:
Rupanya saya ada salah ketik.  Memang yang Anda katakan itu benar, bhw Surat 1 Petrus ditujukan untuk Jews yang tersebar (diaspora) di Asia Kecil.

Saya jelaskan apa yang saya maksud... Saya tidak memaksudkan bhw surat 1 Petrus ditujukan kepada gentiles, tetapi penafsiran ayat (I Petrus 2:9) tersebut bisa ditujukan kepada semua orang percaya, termasuk gentiles didalamnya. Makanya saya sebelumnya mengatakan : “Dan bukan hanya gentiles, tetapi baik Israel maupun gentiles yang percaya kepada Kristus (ekklesia) adalah BANGSA YANG TERPILIH.” BEDAKAN!
------------------
Shem Tov:
Anda salah ketik? Penafsiran 1 Petrus 2:9 bisa ditujukan kepada semua orang percaya termasuk gentiles? Lalu mengapa Anda menuliskan demikian, “Setiap gentiles yang percaya kepada Kristus adalah bangsa yang terpilih. Dan secara otomatis, ini memindahkan status bangsa pilihan yang dulu melekat kepada bangsa Israel jasmaniah, sekarang melekat secara rohani kepada semua bangsa di seluruh dunia.” 

Lihatlah pernyataan Anda di atas:

“SETIAP GENTILES YANG PERCAYA KEPADA KRISTUS ADALAH BANGSA YANG TERPILIH”

‘SECARA OTOMATIS INI MEMINDAHKAN STATUS BANGSA PILIHAN...”

Anda salah ketik atau malu mengakui kekeliruan kesimpulan Anda?

Bejo Joko Kristanto:
Kalau Anda mengaku tidak memilah2 ayat, silahkan jawab pertanyaan saya ini :

I Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Ayat 10 menyatakan siapa yang dimaksud oleh ayat 9. Bangsa yang terpilih adalah mereka yang adalah umat Allah dan yang telah beroleh belas kasihan (anugerah). Jikalau Anda tetap ngotot bhw Israel jasmani adalah bangsa pilihan Allah,  - bagaimana bisa diayat 10 Petrus menyebut Yahudi (yg tidak percaya) sbg bukan umat Allah?  - bagaimana bisa diayat 10 Petrus menyebut Yahudi (yg tidak percaya) sbg tidak dikasihani? Bukankah itu sama saja dengan Petrus mengatakan bhw Israel jasmani tidak semuanya adalah ‘bangsa pilihan Allah’, dan hanya mereka yang percaya saja yang adalah umat Allah? Jikalau ‘hanya mereka saja yang percaya kepada Kristus’ yang disebut sebagai umat Allah, maka mereka juga mendapatkan status sebagai ‘bangsa yang terpilih’? 

Ini sama dengan maksud Rasul Paulus yang menyatakan bhw tidak semua Israel adalah termasuk Israel.

Bagaimana Anda menjawab serangan saya (atau lebih tepatnya, serangan Alkitab) itu, Mr. Teguh Hindarto?
 ---------------- 
Shem Tov:
Dengan melihat konteks yang saya jelaskan sebelumnya dimana 1 Petrus 2:90-10 tidak bisa dilepaskan dari 1 Petrus 1;1 dan 1 Petrus 2:11-12, maka pernyataan dalam 1 Petrus 2;9-10 harus dilihat secara keseluruhan memang ditujukan kepada YAHUDI YANG TELAH PERCAYA DAN MENERIMA YESUS SEBAGAI MESIAS, ANAK TUHAN.

Maka kalimat, “kamu, yang dahulu bukan umat Tuhan, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan’ tidak bisa dilepaskan dan kemudian dilekatkan pada bangsa-bangsa non Yahudi.

Pernyataan saya ini bukan bermakna bahwa 1 Petrus 2:9-10 tidak memiliki relevansi terhadap gentiles yang telah percaya pada Yesus Sang Mesias. Ayat ini tetap bermakna bagi gentiles bahwa dalam keimanan kepada Yesus Sang Juruslamat, maka baik orang Yahudi dan non Yahudi MENJADI BANGSA PILIHAN DI MATA TUHAN dan bukan PEMINDAHAN STATUS BANGSA PILIHAN TUHAN dari Israel Jasmani kepada Gereja. Padahal Gereja mula-mula adalah murid-murid Yesus yang beretnis Yahudi

(Shem Tov: Konsep ENTEN bukan hanya berbicara mengenai iman melainkan juga bangsa namun bukan dalam artian politik)
 ------------
Bejo Joko Kristanto:
Konsep itu tidak ada disana. Anda eisegesis Mr. Teguh Hindarto! Kalau itu yang Paulus maksudkan, tentu ia akan mengatakan bhw seseorang percaya perlu di 'israel' kan agar ia bisa dicangkokkan ke akar zaitun penuh getah. Tetapi Paulus tidak punya ide itu sama sekali disana. Seseorang ditempelkan atau dilepaskan pada akar pohon zaitun yang penuh getah (iman nenek moyang Israel /Abraham kepada Allah, yang membawa berkat) berdasarkan kepercayaan, bukan kebangsaan.

Roma 11:23 Tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali. 

SEE Mr. Teguh! Ide itu tidak ada disana sama sekali! Maaf Mr. Teguh, Alkitab tidak mendukung kepercayaan Anda. Saya hanya mengutarakan apa yang Alkitab maksudkan melalui ayat2 tsb.
 -------------------
Shem Tov:
Mengapa saya dikatakan Eisegesis padahal saya menyertakan dalil dan alasan saya berdasarkan kajian teks berikut:

“Bukankah yang dientenkan atau ditempelkan adalah BANGSA-BANGSA NON YAHUDI? Bagaimana mungkin bangsa-bangsa non Yahudi dientenkan bukan pada BANGSA YAHUDI secara iman? Jadi memisahkan iman dan kebangsaan adalah irasional. Bukankah keselamatan datang dari BANGSA YAHUDI? 

“...sebab keselamatan datang dari BANGSA Yahudi” (Yoh 4:22) “

Bejo Joko Kristanto:
Memang keselamatan datang dari bangsa Yahudi, dalam arti bhw keselamatan mula-mula dipercayakan dan diberitakan kepada bangsa Yahudi. Tetapi itu tidak berarti bhw bangsa Yahudi lah yang menyebabkan keselamatan itu sendiri. Mengapa Allah mau memakai bangsa Israel / Yahudi sebagai satu bangsa yang pada dipercayakan dan diberitakan keselamatan? Apakah karena Yahudi/Israel adalah bangsa superior? BUKAN!

Alkitab menjawab, karena :

Ulangan 7:7-8 Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu -- bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? -tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.

Ulangan 9:6 Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!"

Lihat Mr. Teguh, apakah kebangsaan dimana Anda tidak pernah dan tidak akan memiliki itu sama sekali (karena Anda bangsa Indonesia), yang anda bangga-banggakan? Allah tidak membanggakan kebanggan bangsa Israel karena mereka Israel! Allah mau memilih mereka karena Ia berkehendak. Allah memilih mereka agar rencana dan tujuanNya tercapai, yaitu supaya berkat Abraham bisa sampai kepada semua bangsa di dunia, baik Israel maupun Gentiles!
 --------------- 
Shem Tov:
Sayang sekali, jawaban Anda meleset dari apa yang saya maksudkan. Mari perhatikan pernyataan Anda sebelumnya sbb:

“Ditempelkan BUKAN PADA KEBANGSAAN secara jasmani, ide ini tidak ada disana! tetapi kepada iman yang menyelamatkan, yang dulu dimiliki oleh Abraham dan sekarang bisa dimiliki oleh bangsa-bangsa lain oleh percayamereka kepada Kristus”

Saya menjawab dan menyanggah dengan memberikan bukti sbb:

“Bukankah yang dientenkan atau ditempelkan adalah BANGSA-BANGSA NON YAHUDI? Bagaimana mungkin bangsa-bangsa non Yahudi dientenkan bukan pada BANGSA YAHUDI secara iman? Jadi memisahkan iman dan kebangsaan adalah irasional. Bukankah keselamatan datang dari BANGSA YAHUDI? 

“...sebab keselamatan datang dari BANGSA Yahudi” (Yoh 4:22) “

Penolakkan Anda akan konsep ENTENISASI yang bersifat kebangsaan dan hanya membatasi kepada iman jelas ditolak berdasarkan logika (bangsa non Yahudi secara logis dientenkan dengan bangsa Yahudi yang beriman pada Mesias) dan Kitab Suci sendiri (Keselamatan datang dari BANGSA Yahudi, Yoh 4:24).

Lucunya, Anda malah memberikan jawaban, “Tetapi itu tidak berarti bhw bangsa Yahudi lah yang menyebabkan keselamatan itu sendiri?”. Ini jelas tidak selaras dengan pembuktian yang saya tuntu dari Anda. Saya sudah membuktikan bahwa ENTENISASI bukan hanya persoalan iman melainkan persoalan kebangsaan berdasarkan konteks Roma 11 dan Yohanes 4:22.

Adalah tidak relevan ketika Anda membantah bahwa bangsa Yahudi bukan sumber keselamatan karena memang kita tidak berbicara mengenai sumber keselamatan? Kita membicarakan pembuktian proses ENTENISASI Kristen non Yahudi kepada iman bangsa Yahudi yang menerima Mesias.

(Shem Tov: Bacalah dengan seksama Roma 11:1-2 sbb, “ Maka aku bertanya: Adakah Tuhan mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. TUHAN TIDAK MENOLAK UMAT-NYA YANG DIPILIH-NYA. Ataukah kamu tidak tahu, apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel kepada Tuhan:...”

Lagi-lagi gagasan pemindahan status dan penolakkan Israel sebagai pilihan tidak mendapat dasar yang kokoh dalam Kitab Perjanjian Baru).
-----------------
Bejo Joko Kristanto:
Saya sudah tanggapi ini. Silahkan tanggapi seluruh argumentasi saya secara integral, bukan parsial. Dan kalau tidak jelas dari tulisan saya, silahkan bertanya, karena saya menyusun tanggapan ini sembari melakukan kerjaan lain.
 -------------- 
Shem Tov:
Anda tidak suka dinilai berdasarkan IMPRESI (KESAN) yang terbersih dibalik tulisan namun Anda berulang kali melakukan sebuah tindakan yang akan mendorong lawan bicara Anda akan membuat penilaian atas kesan yang Anda tinggalkan lewat ekspresi pernyataan Anda. Ini ilmu psikologis Sdr Bejo. Anda selalu memposisikan sudah menjawab segala sesuatu atau persoalan yang lawan diskusi Anda tanyakan walau faktanya Anda tidak memberikan jawaban yang akurat. Anda sering mengurangi beban bukti dengan mengalihkan sedang mengerjakan pekerjaan lain, seolah-olah Anda meminta dimaklumi jika jawaban Anda menimbulkan salah paham padahal faktanya memang Anda salah paham. 

Apalagi dengan Anda menyuruh saya bertanya, maaf, Anda nampaknya sedang memposisikan saya seperti seekor bebek yang hendak Anda ajari berenang. Apakah Anda punya blog atau website dimana Anda secara rutin menuangkan perspektif Anda terhadap isue teologi, politik, sosial, budaya sehingga menunjukkan Anda adalah seorang pemikir? Jika Anda memiliki itu semua dan melakukan itu semua, maka Anda layak melakukan pernyataan “silahkan bertanya” pada saya. Namun jika kondisinya terbalik, silahkan untuk tidak “mengajari bebek bagaimana caranya berenang”

Bejo Joko Kristanto :
Mempersatukan BUKAN didalam kebangsaan Israel, atau kembali ke akar semitik, tetapi mempersatukan didalam Kristus (Efesus 2:16-22). Lagi2 Anda mencoba memaksakan kepercayaan yang Anda ingin Alkitab percayai.

Efesus 2:16-22, “dan untuk memperdamaikan keduanya, DI DALAM satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan SEWARGA DARI ORANG2 KUDUS DAN ANGGOTA2 KELUARGA ALLAH, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, DI DALAM TUHAN. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, DI DALAM ROH”
 --------------- 
Shem Tov:
Nampaknya Anda tidak seksama dan kurang hati-hati dalam menjawab setiap pernyataan atau penjelasan saya. Perhatikan penjelasan saya sebelumnya, “Memang benar bahwa Efesus 2:14 tidak berbicara mengenai bangsa Israel jasmani masih bangsa pilihan Tuhan, namun Efesus 2:14 (sebagaimana saya jelaskan sebelumnya) saya pergunakan untuk memperkuat makna PROSES ENTENISASI non Yahudi kepada Yahudi (secara iman)”.

Jika eksistensi non Yahudi adalah SEBUAH BANGSA atau SUKU-SUKU BANGSA, maka logikanya ketika di ENTEN kan pada iman Yahudi yang telah menerima Yesus sebagai Mesias, maka tentu saya Yahudi sebagai BANGSA dan bukan yang lain.

Efesus 2;16-22 yang Anda kutip justru menguatkan apa yang saya tegaskan secara berulang-ulang bahwa baik Yahudi (secara iman dan kebangsaan) TELAH DIPERSATUKAN dengan non Yahudi (secara iman dan kebangsaan) oleh YHWH Sang Bapa melalui karya kematian dan kebangkitan Yesus Sang Mesias. Kedua entitas tidak disubordinasi dan tidak pulang dinegasi dengan cara terjadi PEMIDAHAN STATUS melainkan BERSAMA-SAMA SEBAGAI KAWAN SEKERJA TUHAN DALAM SATU TUBUH.

Jika Efesus 2:16-22 berbicara penghancuran tirai yaitu perseteruan antara Yahudi dan non Yahudi melakui kematian Yesus Sang Mesias dan menjadi satu tubuh untuk melayani-Nya, maka Roma 11 berbicara proses entenisasi non Yahudi kepada iman Yahudi yang telah menerima Mesias. Karena kita dientenkan dari cabang liar ke dalam zaitun asli maka janganlah kita bermegah.

Menyatakan diri sebagai Israel Rohani yang telah menggantikan Israel Jasmani adalah ekspresi Replacement Theology dan Replaceement Theology adalah wujud dari sikap bermegah atas Israel Jasmani yang telah menerima keselamatan.

Bejo Joko Kristanto:
Selanjutnya saya hanya bisa ha hi ho he melihat Anda sedang menghibur diri sendiri dengan menjelaskan bhw I Petrus ditujukan kepada Yahudi di perantauan sebagai eksegesis sempurna dari I Petrus 2:9-10. Padahal anda belum tafsirkan ayat-ayat tsb. Ini sama seperti seseorang mengklaim sudah mengeksegesis Roma 11 dengan hanya mengatakan bhw surat Paulus ditujukan kepada orang Kristen di kota Roma.
 --------------- 
Shem Tov:
Inilah kebiasaan buruk Anda. Setiap orang yang kerap mengatakan lawannnya tidak melakukan eksegesis dengan baik sejatinya adalah mencerminkan dirinya sendiri yang memang tidak melakukan eksegesis dengan baik. Dan saya telah membuktikan berkali-kali kekeliruan penafsiran Kitab Suci yang Anda kerjakan khususnya misinterpretasi atas 1 Petrus 2:9-10. Masih pula Anda berani berkata kepada saya, “. Padahal anda belum tafsirkan ayat-ayat tsb”. Mata Anda sibuk melihat dan meyakini tafsiran Anda sendiri sehingga tidak punya kebesaran hati untuk menerima tafsiran orang lain sehingga menuduh orang lain belum menafsirkannya.

Lagi-lagi pernyataan Anda di atas menyimpang dari penjelasan yang saya sampaikan sbb:

“Yang saya amini adalah pernyataan Anda sbb, “Ketika Roh Kudus turun di Kisah pasal 2, itu adalah deklarasi bahwa mulai saat itu Injil diberitakan kepada semua bangsa. Dan tentu saja, permulaan Injil diberitakan saat itu adalah wilayah dimana para murid2 itu berada, yaitu di Yerusalem”

Yang tidak saya amini adalah, “bhw bangsa pilihan adalah setiap orang yang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat!”

Anda hanya punya satu ayat untuk membenarkan pernyataan Anda bahwa ” bangsa pilihan adalah setiap orang yang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat!” yaitu 1 Petrus 2:9-10 dan sudah saya buktikan kekeliruan Anda dan Anda mengakuinya dengan kalimat yang tidak begitu jelas arahnya dengan mengatakan “salah ketik” dll.

(Shem Tov:Retorika? Kesan dari komentar Anda, seolah-olah rasul Paul tidak serius dan bermain kata dengan mengatakan bahwa Tuhan tidak menolak umat Yahudi? (Jangan bilang, “apakah saya mengatakan demikian?”, sebagaimana kebiasaan Anda)
 ------------
Bejo Joko Kristanto :
Hehehe...oh jadi modal Anda untuk berdiskusi/berdebat ini adalah 'KESAN' dimana itu sangat subyektif? Ini namanya apa kalau bukan PREJUDICE? Anda mengatakan saya prejudice terhadap Anda, disaat yang sama Andalah yang ternyata prejudice terhadap saya. Silahkan berkaca sendiri Pdt. Teguh Hindarto, M.Th! Tanggapi komentar saya berdasarkan 'APA YANG TERTULIS', bukan berdasarkan 'KESAN'!
-------------- 
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, Anda tidak suka dinilai berdasarkan IMPRESI (KESAN) yang terbersih dibalik tulisan namun Anda berulang kali melakukan sebuah tindakan yang akan mendorong lawan bicara Anda akan membuat penilaian atas kesan yang Anda tinggalkan lewat ekspresi pernyataan Anda. Ini ilmu psikologis Sdr Bejo. Mungkin Anda hanya tahu membaca Alkitab dan tidak mengerti keilmuan yang lain sehingga tidak mengerti ilmu membaca kesan yang terseurat dan yang tersirat. Atau mungkin Anda tidak bergaul dengan banyak orang sehingga tidak pernah mampu membaca sebuah kesan atas apa yang diucapkan oleh seseorang?

Celakanya, Anda kelewat berani mempertontonkan kecerobohan dalam membuat penilaian dengan mengatakan kepada saya, “Hehehe...oh jadi modal Anda untuk berdiskusi/berdebat ini adalah 'KESAN' dimana itu sangat subyektif?”. Sejak awal diskusi ini apa saya terlihat hanya punya satu ilmu belaka seperti Anda? Naif sekali menilai bahwa modal saya hanya kesan!

‎(Shem Tov:Anda tidak bisa mengelak bahwa Roma 11:1 adalah dalil kuat bahwa Israel/Yahudi adalah umat pilihan yang tidak akan pernah dipindahkan statusnya kepada bangsa lain atau umat lain. Kata TIDAK artinya TIDAK dan BUKAN TIDAK!
 -------------
Bejo Joko Kristanto:
Siapa yang telah menyerang saya, Mr. Teguh, sehingga saya menggelak? Bukankah Anda yang menyerang saya dengan ide semitik anda itu? Alkitab sama sekali tidak menyerang saya. Saya mengutarakan apa yang Alkitab utarakan! Hehehe…disana tidak ada ide bhw Israel masih tetap bangsa pilihan. Saya sudah mengeksegesisnya (benar2 eksegesis, bukan hanya sekedar clam kosong spt yg Anda lakukan)
. ---------------- 
Shem Tov:
Saya sering geli membaca pernyataan Anda. Anda itu orangnya aneh. Suka mangkir dari penilaiann orang atas kesan yang Anda buat sendiri lewat ucapan dan argumentasi yang Anda keluarkan. Mengapa harus selalu mengelak dengan membuat penolakkan penilaian orang? Bukankah pernyataan yang Anda buat sudah mewakili kesan diri Anda. Orang yang jatuh cinta pada seseorang akan menampilkan gerak tubuh dan kata-kata tertentu pada seseorang yang dicintainya. Seseorang yang sedang marah akan menampilkan ekspresi mimik wajah dan perkataan tertentu pada seseorang yang tidak disukainya. 

Ekspresi yang sama selalu Anda keluarkan untuk mempertahankan penafsiran Anda atas ayat-ayat Alkitab untuk membenarkan bahwa telah terjadi pemindahan status dari Israel jasmani kepada Israel rohani. Ketika saya berikan analisis mendalam atas ayat yang Anda jadikan dalil, Anda memang berusaha mengelak dengan menyalahkan tafsiran saya.