Kajian Mazmur 139: 13-16
Pemazmur mengatakan “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya”. Ayat ini memberikan pengertian bahwa Tuhan memiliki sebuah rencana atas kehidupan manusia sebelum lahir ke dunia. Rencana Tuhan tersebut ditetapkan dalam kekekalan. Dalam terminologi Islam, penetapan tersebut dinamai Takdir.
Telinga kita kerap mendengar istilah “Takdir”. Saat kita menonton tayangan film atau sinetron di televisi. Saat laporan berita di televisi mengenai musibah, kriminal dan peristiwa sehari-hari. Apakah Kekristenan mengenal konsep tentang “takdir?” Sebelumnya kita mengkaji terlebih dahulu pengertian tentang “takdir”. Kata “takdir” merupakan terminologi dalam Islam. Kata “takdir” berkaitan dengan kata “nasib”.
|
Takdir (mengurus Islam)m dua bagian: qadar dan qadha. Arti qadar adalah ukuran tentang fenomena dan kejadian. Sedang qadha adalah keputusan Tuhan tentang kejadian dan peristiwa dengan suatu perhitungan. Dalam alam semesta ini qadar terwujud dalam ilustrasi kehidupan sehari-hari dan ilimiah. Sebagai contoh bergeraknya jantung. Maha Suci Allah1) yang menggerakkan jantung. Manusia tidak bisa menghentikan bergeraknya jantung sesuai dengan kehendak manusia. Hai jantung berhentilah ?. Jantung tidak akan berhenti. Jantung itu akan berhenti sesuai dengan kadar dan ukuran atau formula yang ditetapkan oleh Tuhan. Awalnya jantung itu sehat kemudian lama-lama akan menjadi rusak. Bagaimana kerusakan itu akan menyebabkan jantung itu berhenti. Inilah yang ditetapkan melalui rumusan atau ukuran yang pasti oleh Tuhan. Kalau jantung itu dirusak oleh tangan manusia apakah di tembak atau ditusuk dengan alat tajam atau memakan makan yang mengnandung kolesterol, jantung itu akan rusak. Berhentinya yang tergantung kerusakan yang ditentukan melalui ukuran Tuhan.
Seperti orang bunuh diri. Bunuh diri ini dilarang oleh Tuhan.2) Jadi bunuh diri itu bukan kehendak Tuhan tetapi kehendak manusia itu sendiri. Nah, hasilnya apakah dia itu mati atau luka parah atau luka ringan. Itu tergantung pada rumusan atau ukuran yang sudah ditetapkan. Kalau dia bunuh diri melompat dari gedung bertingkat 20. Menurut ukuran Tuhan pasti mati, kalau tidak ada rintangan. Kalau dia melompat gedung yang dibawah banyak rintangan misalnya, ada pepohonan dan sebagainya bisa jadi tidak mati[1].
Kata nasib sendiri berasal dari bahasa arab yang berarti al hazzhu min kulli syai’in (bagian dari segala sesuatu) bentuk pluralnya adalah anshiba dan anshibah. Dari aspek majaz : jika disebutkan lii nashiibun minhu artinya kami mempunyai bagian tertentu pada asalnya. An nashib juga bermakna al haudhu yaitu bagian dari daerah tertentu di bumi sebagaimana disebutkan al Jauhari. (Lisanul Arab juz I hal 974, Maktabah Syamilah). Dari kedua makna tersebut, nasib bisa diartikan dengan bagian yang diterima seseorang, baik itu berupa kesenangan maupun kesusahan, keuntungan maupun kerugian, kebaikan maupun keburukan. Sedangkan takdir berasal dari kata al qodr yang menurut syariat adalah bahwasanya Allah swt mengetahui ukuran-ukuran dan waktu-waktunya sejak azali kemudian Dia swt mewujudkannya dengan kekuasaan dan kehendak-Nya sesuai dengan ilmu-Nya. Dan Dia swt juga menetapkannya di Lauh Mahfuzh sebelum menciptakannnya, sebagaimana disebutkan didalam hadits, ”Yang pertama kali diciptakan Allah adalah pena. Dia swt mengatakan kepadanya, ’Tulislah.’ Pena itu mengatakan, ’Apa yang aku tulis?’ Dia swt mengatakan, ’Tulislah segala sesuatu yang akan terjadi.” (Syarhul aqidah al wasathiyah juz I hal 32, Maktabah Syamilah)[2]
Adapun beberapa ayat Al Quran yang menyinggung mengenai kata “takdir” sbb:
- Qs 25: 2. yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (fa qaddarahu taqdira)
- Qs 36:38-39. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (taqdirul azizil alim). Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua
- 4
- Qs 87: 1-5 Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk (wa ladzi qadara fa hada) dan yang menumbuhkan rumput-rumputan lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman
Analisis Etimologis “Nasib”: [3]
- “Nasyaba” (Bahasa Arab):
a. Menanam, menumbuhkan (tanaman pohon)
b. Memelihara, mengasuh (anak, hewan)
c. Membangun (rumah)
d. Menyiapkan (makanan)
e. Mempersiapkan diri (untuk tugas tertentu)
- “Nasyab” (Bahasa Arab) = usaha keras, pengerahan segala kekuatan (untuk mencapai sesuatu)
- “Nasyiib” (Bahasa Arab):
a. Saham, bagian modal yang ditanamkan dalam suatu perusahaan/perseroan
b. Bagian keuntungan yang diperoleh sesuai dengan sahamnya
c. Partisipasi, keikutsertaan, pengambil-bagian-an dalam suatu kegiatan
d. Peruntungan (untung-malang)
e. Kesempatan
f. Peristiwa “kebetulan” yang terjadi tanpa pola sebab-akibat yang jelas
g. Peristiwa yang menimpa seseorang atau peristiwa yang dialami seseorang, yang terjadi di luar kontrol kehendak sadarnya
h. Bagian yang diterima seseorang sebagai hasil undian
- “Yaa-nasyiib” (Bahasa Arab) = lotere, undian
- “Naasyib” (Bahasa Arab) = menguras tenaga
- “Nasyba” (Bahasa Arab) = tanaman
- Dengan mempelajari etimologi istilah “nasib”, kita bisa mendapat pemahaman yang komprehensif mengenai “nasib”:
a. Adanya faktor usaha manusia yang optimal
b. Adanya faktor “kebetulan” (untung-untungan) yang di luar kontrol/kehendak sadar manusia. Bagi orang beriman, faktor yang tak terelakkan ini dipahami sebagai “Misteri Kehendak Allah”
- Sikap menyerah yang ekstrem kepada “nasib” ini disebut “fatalisme” (yang menolak peranan usaha manusia dalam menjalani “nasib”-nya). “Fatum” (Bahasa Latin) = titah/sabda yang berkekuatan mutlak tak terelakkan, yang menentukan untung-malang manusia
Analisis Etimologis “Takdir” :[4]
- “Qadara” (Bahasa Arab):
a. Memutuskan, menetapkan, menitahkan sesuatu
b. Memiliki kekuasaan/kewibawaan/kemampuan/kekuatan
c. Mengukur, menetapkan ukuran (batas-batas maksimum) sesuatu
d. Memberi bagian/porsi dengan ukuran yang pasti
- “Qadr” = kadar, ukuran, kuantitas dengan ukuran tertentu, kualitas yang terukur
- “Taqdir” = kadar/ukuran/kuantitas/kualitas tertentu yang diberikan/ditetapkan kepada tiap makhluk-Nya, berupa potensi, kemampuan, kemungkinan-kemungkinan dengan batas-batas yang mutlak
Bagaimana dengan konsep Kristiani mengenai “takdir?” Kitab TaNaKh dan Perjanjian Baru tidak menggunakan istilah takdir namun menggunakan beberapa istilah Ibrani yaitu “makhasava”, “zamam”, “asha”, “mezima”, “yatsar”, nekhtak”, “khuqot” dan istilah Yunani “keimai”, “diatithemi”, “apodeiknumi”, “proopizo”, “istemi”, “orizo” yang dalam terjemahan LAI biasa diterjemahkan dengan “DITENTUKAN”, “DITETAPKAN”, “RENCANA”, “RANCANGAN”, sebagaimana tabulasi data ayat berikut:
DITENTUKAN
- Yesaya 37:26 Bukankah telah kaudengar, bahwa Aku telah menentukannya dari jauh hari dan telah merancangnya dari zaman purbakala? Sekarang Aku mewujudkannya, bahwa engkau membuat sunyi senyap kota-kota yang berkubu menjadi timbunan batu,
- Lukas 2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
- Lukas 22:29 Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
- Kisah Rasul 2:22 Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah (Yahshua) dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan (Tuhan) dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh (Tuhan) dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.
- Kisah Rasul 4:28 untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.
- Kisah Rasul 10:42 Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan (Tuhan) menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.
- Kisah Rasul 13:48 Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal (Tuhan) dan mereka memuliakan firman (YHWH); dan semua orang yang ditentukan (Tuhan) untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.
- Kisah Rasul 17:26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
- Roma 3:25 Mesias Yesus telah ditentukan Tuhan menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus
- Efesus 1:11 Aku katakan "di dalam Mesias", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Tuhan, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya
- Efesus 1:5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Sang Mesias untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,
DITETAPKAN
- Yeremia 31:35 Beginilah firman YHWH, yang memberi matahari untuk menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, YHWH semesta alam nama-Nya:
- Daniel 9:24 Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.
- Lukas 22:22 Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!"
- Lukas 17:31 Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."
RANCANGAN
- Yesaya 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman YHWH.
- Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman YHWH, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
- Ayub 42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
RENCANA
- Yesaya 46:11 yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusan-Ku dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.
- Yeremia 51:12 Angkatlah panji-panji terhadap tembok-tembok Babel, perkuatlah penjagaan! Tempatkanlah orang-orang jaga, persiapkanlah penghadangan! Sebab YHWH telah merencanakan dan melaksanakan juga apa yang diancamkan-Nya terhadap penduduk Babel.
- 1 Petrus 1:2 yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Tuhan, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Sang Mesias dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
Bagaimana dengan kata “nasib” dalam Kekristenan? Kata “nasib” tertulis dalam terjemahan Kitab Suci TaNaKh dan Perjanjian Baru oleh Lembaga Alkitab Indonesia. TaNaKh menggunakan istilah Ibrani “miqare”, “pega” dan “goral” yang diterjemahkan oleh Septuaginta dengan “sunantema”, “kleros”, “kairos”
- Pengkotbah 2:15 Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia.
- Pengkotbah 9:11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.
- Yeremia 13:25 Itulah nasibmu, bagianmu yang telah Kuukur untukmu, demikianlah firman YHWH, karena engkau melupakan Aku, dan mempercayai dusta.
Kembali kepada pembacaan teks Mazmur 139:13-16 khususnya ayat 16 yang mengatakan, “mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya”. Dalam teks Ibrani, “golmi ra’u eyneka, we’al sifreka kulam yikatevu yutsaru, we lo ekhad bahem”. Kata “golmi” dari kata “golem” yang artinya “an embryo” (bakal anak). Rancangan, rencana, ketetapan, keputusan atau takdir Tuhan atas seorang manusia dimulai sejak dia berstatus “golem” (bakal anak) bukan “yeled” (anak). Oleh karenanya, praktek aborsi adalah pembunuhan karena Tuhan telah memberikan kehidupan dan rencana atas bakal anak yang dikandung seorang wanita. Konsekwensi logis pemahaman ini bahwa kita berharga di mata YHWH. Dia telah melihat dan memberikan sejumlah potensi dalam diri kita sejak kita masih berada dalam kandungan ibu kita. Kita harus bersyukur dan menikmati kehidupan yang YHWH telah berikan bagi kita. Kata “yikatevu” dari kata “katav” yang artinya “to write” (menulis). Kehidupan yang sudah kita lewati dan sedang kita jalani serta akan kita datangi adalah sebuah garis kehidupan yang telah dituliskan sebelum kita lahir ke dunia ini. Semua yang terjadi sudah ada takarannya masing-masing. Dan yang tidak boleh kita abaikan, bahwa garis kehidupan yang YHWH berikan semata-mata adalah garis kehidupan yang dirancangkan untuk kebaikan, kedamaian kita (Yer 29:11). Berbagai keburukan yang dialami bisa jadi karena faktor kesalahan kita (Yer 2:19), kuasa gelap (Ayb 2:7), namun semua diijinkan YHWH terjadi untuk kebaikkan kita (Rm 8:28).
Hargailah kehidupan, terimalah kehidupan yang telah Tuhan berikan pada kita dengan ucapan syukur. Optimalkan usaha dan kerja keras kita agar kebaikan-Nya yang telah dijanjikan menghampiri kehidupan kita, Amin
|
4 komentar:
Pendapat saya:
Yang berasal dari Tuhan ( benih Ilahi) pasti bernasib baik,perjalanan hidupnya berakhir indah ( happy ending)...seperti yg dijelaskan oleh Y'Shua
dalam perumpamaan lalang dan gandum ( Matius 13 :24-30,36-43).Jadi yang ditabur oleh Tuhan yaitu Gandum,orang-orang memiliki benih Ilahi.
Semua yg memiliki benih Ilahi akan memiliki karakter sedemikian sehingga tidak suka/mau/bisa sengaja berdosa yang mendatangkan maut (I Yoh 3:9-10; 1 Yoh 5:16-17 ).
Shalom,Yael
http://bet-midrash.blogspot.com/2011/11/takdir-dalam-perspektif-kristen.html
Bagus penjelasannyapenjelasannya
Syahlom, Pa, boleh sya minta literaturnya mengenai konsep takdir menurut kristiani??
Posting Komentar