RSS Feed

KEBANGKITAN ORANG MATI SEBAGAI PENGHARAPAN IMAN BERSAMA

Posted by Teguh Hindarto




Midrash Rosh ha Shanah 1 Tishri 5772


Rosh ha Shanah adalah hari raya ke-5 dari tujuh rangkaian hari raya yang ditetapkan YHWH dengan sebutan sheva moedim


Makna Rosh ha Shanah[1]


Rosh Hashanah secara harfiah berarti "Kepala Tahun" dalam bahasa Ibrani. Ini jatuh di bulan Tishrei, yang merupakan bulan ketujuh dalam kalender Ibrani. Alasan untuk ini adalah karena kalender Ibrani dimulai dengan bulan Nissan (ketika itu diyakini orang-orang Yahudi dibebaskan dari perbudakan di Mesir) tapi bulan Tishrei diyakini menjadi bulan di mana Tuhan menciptakan dunia. Oleh karena itu, cara lain untuk berpikir tentang Rosh Hashanah adalah sebagai hari kelahiran dunia.


Rosh Hashanah dikerjakan pada dua hari pertama Tishrei. Tradisi Yahudi mengajarkan bahwa selama Hari Suci Yang Agung Tuhan memutuskan yang akan hidup dan siapa yang akan mati selama tahun mendatang. Akibatnya, selama Rosh Hashanah dan Yom Kippur (dan pada hari-hari menjelang perayaan tersebut) orang-orang Yahudi mengawali dengan tugas serius memeriksa kehidupan mereka dan bertobat untuk setiap kesalahan yang telah mereka lakukan selama tahun sebelumnya. Proses pertobatan ini disebut Teshuvah. Orang-orang Yahudi didorong untuk menebus kesalahan dengan siapa mereka telah dirugikan dan membuat rencana untuk memperbaiki selama tahun mendatang. Dengan cara ini, Rosh Hashanah adalah semua tentang membuat perdamaian di masyarakat dan perjuangan untuk menjadi orang yang lebih baik.


Meskipun tema Rosh Hashanah adalah hidup dan mati, itu adalah hari libur yang penuh dengan harapan untuk Tahun Baru. Orang-orang Yahudi percaya bahwa Tuhan adalah pengasih dan adil, dan bahwa Tuhan akan menerima doa mereka untuk pengampunan.

Liturgi Rosh HaShanah[2]

Ibadah Rosh Hashanah adalah salah satu ibadah yang terpanjang . Hanya ibadah Yom Kippur yang lebih lama. Ibadah Rosh Hashanah biasanya berlangsung dari pagi sampai sore hari dan sangat unik yang memiliki doa sendiri buku yang disebut Makhzor. Dua dari doa-doa yang paling terkenal dari liturgi Rosh Hashanah adalah:
  • Unetaneh Tohkef - Doa ini adalah tentang hidup dan mati. Bagian dari doa tersebut  berbunyi: "di perayaan Rosh Hashanah hal ini dituliskan, dan pada perayaan Yom Kippur hal itu disegel, berapa banyak orang akan meninggalkan dunia ini dan berapa banyak yang akan dilahirkan ke dalamnya, yang akan hidup dan siapa yang akan mati ... namun pertobatan, doa dan perbuatan baik dapat membatalkan kerasnya keputusan "
  • Avienu Malkeinu - doa lain yang terkenal adalah Avienu Malkeinu, yang berarti "Bapa kami Raja kami" dalam bahasa Ibrani. Biasanya seluruh jemaat akan menyanyikan bait terakhir dari doa ini bersama-sama, yang mengatakan: ". “Bapa kami, Raja kami, jawablah kami seolah-olah kita tidak memiliki perbuatan untuk membela perkara kami, selamatkan kami dengan rahmat dan cinta kasih"

Berbagai Kebiasaan dan Simbol[3]

Pada perayaan Rosh Hashanah adalah sebuah kebiasaan untuk menyapa orang dengan "L'Shanah Tovah," bahasa Ibrani yang biasanya diterjemahkan sebagai "Untuk Tahun yang Baik" atau "Semoga Anda memiliki tahun yang baik." Beberapa orang juga mengatakan "L'shana Tovah tikatev v'etahetem," yang berarti "Semoga Anda akan tertulis dan disegel untuk tahun yang baik." (Jika diucapkan pada seorang wanita ucapannya akan menjadi: "L'shanah Tovah tikatevi v'tahetemi"). Ucapan ini mengacu pada keyakinan bahwa nasib seseorang untuk tahun mendatang adalah memutuskan selama Hari Kudus Tinggi.

Shofar merupakan simbol penting dari Rosh Hashanah. Ini adalah instrumen yang terbuat dari tanduk seekor domba jantan dan ditiup seratus kali selama masing-masing dari dua hari Rosh Hashanah. Suara ledakan shofar mengingatkan orang tentang pentingnya refleksi selama liburan penting

Tashlich adalah upacara yang biasanya berlangsung selama hari pertama Rosh Hashanah. Tashlich secara harfiah berarti "membuang" dan termasuk melambangkan pembuangan dari dosa-dosa tahun sebelumnya dengan melempar potongan roti atau makanan lain ke dalam tubuh air yang mengalir

DISKUSI SHEM TOV DENGAN ALBERT RUMAMPUK PERIHAL BABI, HALAL ATAU HARAM DAN PERSOALAN TERJEMAHAN EFESUS 2:15

Posted by Teguh Hindarto





Pengantar

Sdr Jimy Mangempis membuat artikel dengan judul, Babi: Halal atau Haram? Yang dimuat dalam Group Dialog Cerdas Antara Judeo Christianisme Dan Kristen (semula nama group ini Dialog Ringan Antara Judeo Christianisme Dan Kristen). Saat saya menanggapi artikel tersebut terjadi diskusi interaktif dengan Jimy Mangempis dan Albert Rumampuk.

Dalam laporan diskusi ini tidak ada pembahasan mengenai apakah babi halal atau haram karena saya merujukkan link saya terkait persoalan Imamat 11. Pembahasan dalam diskusi ini bergeser ke persoalan relevansi Torah dan tafsir Efesus 2:15. Pembaca dapat mengikuti diskusinya di link berikut:

http://www.facebook.com/groups/259025264138201/doc/259493857424675/

Agar pembaca dapat menyimak dan mengikuti diskusi ini maka saya membagi pembicaraan saya dengan Jimy Mangempis dan Albert Rumampuk secara terpisah agar fokus pembahasan menjadi jelas. 

Diskusi I (Shem Tov dan Albert Rumampuk)

Albert: Ya. Saya kira Pak Shem Tov adalah orang yang layak mengkritisi tulisan ini (maksudnya artikel Sdr Jimy Mangempis, red), yang menurut saya sangat menekankan PL
---------
Shem Tov: Saya tidak menekankan PL tapi mengaplikasikan Torah dalam kehidupan Kristiani sebagaimana Yesus dan para rasul lakukan.


Bukankah Yesus bersabda demikian:

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”(Matius 5:17-20)

Bukankah para rasul memberikan kesaksian kehidupan pengikut Mesias sbb:


Mendengar itu mereka memuliakan Tuhan. Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat” (Kisah Rasul 21:20).

Albert: Saya juga suka menerapkan Taurat. Tapi yang bagian mana? Nanti kita diskusikan lebih lanjut. Seharusnya anda membandingkan ayat2 tersebut dengan ini:

Ef 2:15 - “sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah mem-batalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera”.

Mengapa dikatakan bahwa Yesus membatalkan Taurat?
----------------
Shem Tov: Sayang Anda tidak menanggapi jawaban saya. Mengenai Efesus 2:15 demikian penjelasan saya melalui link berikut:

APAKAH TORAH TELAH DIBATALKAN MENURUT EFESUS 2:15?


Albert: Rupanya anda sudah melihat konteks ya? Tidak seperti tempo hari...
Ok, Saya setuju dengan pemaparan konteks dari anda. Memang yang dimaksud dengan kata-kata "menciptakan keduanya menjadi satu" (Ef 2:14-15), menunjuk pada orang Yahudi dan non Yahudi. Alkitab katakan 'tembok pemisah' antar mereka 'dirubuhkan' (ayat 14). Apa yang dirubuhkan? Perseteruan. Mungkin ini menunjukkan adanya tembok pemisah yang memisahkan tempat orang Yahudi dan non Yahudi di Bait Allah. Tetapi SEKARANG, kedua belah pihak itu dipersatukan dalam Kristus.


Sekalipun konteksnya memang demikian, lalu bagaimana dengan kata-kata ini: Ef 2:15 “sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah MEMBATALKAN HUKUM TAURAT dengan SEGALA PERINTAH dan KETENTUANNYA, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera”.

DISKUSI SHEM TOV DENGAN JIMY MAGEMPIS PERIHAL BABI, HALAL ATAU HARAM DAN PERSOALAN TERJEMAHAN EFESUS 2:15

Posted by Teguh Hindarto



Pengantar

Sdr Jimy Mangempis membuat artikel dengan judul, Babi: Halalu atau Haram? Yang dimuat dalam Group Dialog Cerdas Antara Judeo Christianisme Dan Kristen (semula nama group ini Dialog Ringan Antara Judeo Christianisme Dan Kristen). Saat saya menanggapi artikel tersebut terjadi diskusi interaktif dengan Jimy Mangempis dan Albert Rumampuk. Pembaca dapat mengikuti diskusinya di link berikut:

http://www.facebook.com/groups/259025264138201/doc/259493857424675/

Dalam laporan diskusi ini tidak ada pembahasan mengenai apakah babi halal atau haram karena saya merujukkan link saya terkait persoalan Imamat 11. Pembahasan dalam diskusi ini bergeser ke persoalan relevansi Torah dan tafsir Efesus 2:15.

Agar pembaca dapat menyimak dan mengikuti diskusi ini maka saya membagi pembicaraan saya dengan Jimy Mangempis dan Albert Rumampuk secara terpisah agar fokus pembahasan menjadi jelas. 

Diskusi I (Shem Tov dan Jimy Mangempis)

Shem Tov: Silahkan membaca kajian saya perihal aplikasi hukum Kashrut dalam kehidupan Kristiani di link berikut:


Semua asumsi yang diabangun untuk menihilkan syariat dalam Torah terkait hal yang boleh dan tidak boleh dimakan berdasarkan teks PB, saya buktikan keliru dalam link tersebut.

Jimy: Tetapi jangan jadikan masalah kesehatan ini sebagai doktrin! seakan-akan orang yang memakannya berdosa & melanggar perintah Tuhan
-----------
Shem Tov: Ini masalah ketaatan bukan soal keselamatan. Jika Tuhan memerintahkan kita untuk tidak membunuh, bukankah kita tidak taat? Ketidaktaatan=dosa. Demikian pula jika Tuhan menetapkan sejumlah hewan untuk tidak dimakan, bukankah kita pun seharusnya taat? Ketidaktaatan=dosa.

Jimy: Secara pribadi saya telah lama menggumuli masalah ini. Sejak kecil sampai SMA saya tidak memakan Babi namun setelah saya pelajari & mengerti, saya kemudian memutuskan untuk makan Babi. Namun karena pertimbangan kesehatan saya sangat membatasi memakannya.
-------------
Shem Tov: Apakah kita akan mentaati Firman Tuhan hanya setelah ada konfirmasi dari ilmu medis? Justru ilmu medis sekian ribu tahun kemudian membuktikan rahasia agung dibalik hukum kashrut dalam Imamat 11.

Jimy: Argumen sy memang belum byk membhs "word study" & "grammar", karena saya lebih menekankan pendekatan komprehensif dr perspektif Sidang Yerusalem, so point yg dihasilkan justru mengcounter pendekatan anda secara case by case.
-----------
Shem Tov: Justru itu, Anda masih mengandalkan terjemahan LAI dan belum cross check analisis bahasa sumber. Kajian saya sudah masuk ke wilayah itu.

Jimy: Ketaatan menyangkut sebuah perintah, dan perintah utk tdk memakan Babi dlm PL harus dilihat dr perspektif Injil Anugerah. Apakah saat ini anda juga tdk memakai baju dr 2 jenis bahan? memberi persembahan domba/merpati? :-). Perintah dlm PL utk tidak membunuh merupakan domain moral dimana Yesus meneguhkan prinsip moral ini, bahkan larangan tdk berzinah lebih dipertajam Yesus bhw melihat perempunan dan mengingininya juga masuk kategori berzinah. Tetapi aturan teknis non moral lainnya bersifat sementara & tidak diteguhkan kembali oleh Yesus
---------
Shem Tov: Kita fokuskan dulu pada perintah dalam Imamat 11. Ayat mana dalam PB yang membatalkan perintah tersebut. Apakah Tuhan mencla mencle dan menganulir perintahnya? Terkait masalah korban, memang itu bayangan yang menunjuk pada Mesias, namun bukan bermakna perintah-perintah dalam Torah dianulir termasuk perintah dalam Imamat 11.

Jimy: Pak Shem, artikel saya semula ditujukan utk menanggapi argumentasi Adventisme, ternyata argumen anda punya byk kemiripan dgn argumen mereka. So justru artikel saya masih cukup relevan utk mencounter beberapa point dlm artikel anda.

Argumen sy memang belum byk membhs "word study" & "grammar", karena saya lebih menekankan pendekatan komprehensif dr perspektif Sidang Yerusalem, so point yg dihasilkan justru mengcounter pendekatan anda secara case by case.
--------------
Shem Tov: Terkait soal relevansi Imamat 11 bisa jadi ada kemiripan dengan Adventisme. Namun dalam penyajian argumentasi belum tentu sama. Justru saya sarankan Anda jangan hanya mengandalkan terjemahan LAI dan mulai melakukan "word study" dan "grammar". Saya pernah mengulas beberapa kelemahan terjemahan LAI (walaupun saya masih tetap menggunakan terjemahan LAI karena nilai historis dan pemakaian bahasanya yang dinamis) sbb:

http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/02/mengkaji-ulang-validitas-terjemahan-lai.html.

Jimy: Ketaatan menyangkut sebuah perintah, dan perintah utk tdk memakan Babi dlm PL harus dilihat dr perspektif Injil Anugerah. Apakah saat ini anda juga tdk memakai baju dr 2 jenis bahan? memberi persembahan domba/merpati? :-). Perintah dlm PL utk tidak membunuh merupakan domain moral dimana Yesus meneguhkan prinsip moral ini, bahkan larangan tdk berzinah lebih dipertajam Yesus bhw melihat perempunan dan mengingininya juga masuk kategori berzinah. Tetapi aturan teknis non moral lainnya bersifat sementara & tidak diteguhkan kembali oleh Yesus
----------
Shem Tov: Apa hubungannya Injil Anugrah yang diwakili dengan kehadiran Yesus sebagai Mesias dengan pembatalan Imamat 11? Apakah Anda bisa membuktikan bahwa Yesus makan babi dan membatalkan Imamat 11? Jika Yesus tetap beribadah hari Sabat (Luk 4:16) dan tetap memelihara perayaan Yahudi lainnya seperti Pondok Daun (Yoh 7:2), bagaimana mungkin Dia melanggar Imamat 11?.

Jimy: Masalah "ilmu medis" bukanlah masalah prinsip dr pengajaran Kristus, menghindari makan Babi berlebihan adalah tindakan bijaksana berkaitan dgn kesehatan dan bukan masalah firman Tuhan
----------
Shem Tov: Persoalannya, Yesus dan para rasulnya tidak pernah mengatakan untuk “menghindari makan Babi berlebihan”. Perintah Imamat 11 pun tidak mengatakan demikian. Silahkan Anda membaca kajian saya mengenai relevansi Imamat 11 dengan seksama dalam link berikut:


Jimy: Mengenai Kis 21:20, sepertinya anda hanya mengutip satu ayat dan mengabaikan konteksnya.. waduh pak Shem :-(. Perhatikan kutipan lengkapnya:

Mendengar itu mereka memuliakan Allah. Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita”.

MENGENAI KATA "MAKHMADIM" DALAM KIDUNG AGUNG 5:16

Posted by Teguh Hindarto


TANGGAPAN UNTUK SITUS JEWS FOR ALLAH

Siapakah Kelompok “Jews for Allah?”

Mereka adalah kelompok orang-orang Yahudi yang berasal dari Yudaisme khususnya rabi-rabi Yahudi yang telah memeluk agama Islam dan memiliki tujuan untuk menjangkau orang-orang Yahudi atau keturunan Yahudi untuk memeluk agama Islam.

Mereka memiliki semboyan,“Rescuing Jews from flesh worship, Paganisme, Atheism and Talmudism[1] (menyelamatkan orang-orang Yahudi dari ibadah lahirian, penyembahan berhala, ateisme dan kepercayaan terhadap Talmud).

Mereka memiliki sejumlah situs yang didirikkan dan berafiliasi dengan situs Jews For Allah yaitu: MICHAEL'S PAGE, PENOMEE'S PAGE , AMIN'S PAGE, FOUAD'S PAGE, DAVID'S PAGE, MARYAM'S PAGE, EMAD'S PAGE, ISA'S PAGE[2]

Beberapa tokoh Yudaisme yang memeluk agama Islam al., Michael David Shapiro, Yiddishe Muslimah, Yousef al Khatab, Qamar al Khattab (Luna "Melul" Cohen), Abdel Rahman al Khattab (Rahamim Cohen), Hesibeh al Khattab (Hesibeh Cohen), Abdel Aziz al Khattab (Ezra Cohen), Abdullah al Khattab (Ovadia Cohen), Mohammed Ben Zerroda, Josh Hasan, Adam Wolfer, Ali ibn Sahl , Aisha, Samau'al al-Maghribi, Prof. Abdullah Shleifer, Abd al-Haqq Islami , Ka`b al-Ahbar, Rashid al-Din, Ibn Kammuna, Sayed Udeen, Mohammed Yusuf, Sind b. ‘Ali, Muhammad (Abu Abdullah) Samuels, Hudhayfa b. al-Yaman, `Ammar b. Yasir, Abu Malik `Abdallah b. Sam of Kinda, Michelle, Isa Adam Naziri[3]. Beberapa foto mereka dapat diunduh di link berikut[4].

Mereka telah berupaya menerjemahkan Qur’an dalam bahasa Arab. Sayangnya upaya mereka kurang berhasil karena sejak tahun 2000-an saya menemukan situs ini, ternyata mereka hanya mampu menerjemahkan Al Fatihah dalam bahasa Ibrani.[5]

Sebenarnya kelompok ini termotifasi oleh keberhasilan situs Jews-for-Jesus.org [6] yang berhasil menjangkau 300.000 orang-orang Yahudi menjadi pengikut Yesus, sementara jumlah orang Yahudi sekitar 10 juta di seluruh dunia. Mohamed Ghounem, pendiri situs Jews for Allah berkata bahwa jika orang-orang Kristen berhasil membawa Yudaisme kepada pemahaman yang Politeis dan Triteis, sudah seharusnya Islam mengajak penganut Yudaisme pada Monoteis sejati dalam Islam[7]. 

Tujuan Jews for Allah adalah, “Our goal is not to kill the Jews, but instead Enlighten them by guiding them to the Right Path , Our goal is to convert the 10 million Jews in the world to Islam , yet *every* new Jewish Muslim is a new brother or sister in Islam and important” (Tujuan kita bukanlah untuk membunuh orang-orang Yahudi, sebaliknya memberikan mereka pencerahan dengan menuntun mereka pada jalan yang benar. Tujuan kita adalah mempertobatkan 10 juta orang-orang Yahudi di dunia Islam, sehingga (setiap) orang-orang Yahudi Muslim yang baru adalah saudara lelaki dan saudara perempuan dalam Islam dan teramat penting)

Islam Mesianik di Indonesia Sebagai Kepanjangan Tangan Jews for Allah

Akhir-akhir ini saya mendengar istilah Islam Mesianik dan banyak pertanyaan yang ditujukan pada saya mengenai apa dan bagaimana Islam Mesianik. Istilah Islam Mesianik pertama kali saya baca dalam tulisan seseorang yang menggunakan akun Facebook (bukan nama sebenarnya) yaitu Priscillia Daniel  alias Helena Shimeon Daniel (meski menggunakan nama dan foto perempuan namun pemilik akun adalah seorang lelaki).

Dalam artikel yang ditulis Priscilla Daniel dengan judul Mengenal Aliran Islam Messianic Indonesia[8],dikutip surat seorang tokohnya di Indonesia bernama Mochamad Ali (Menahem Eliy) yaitu penulis buku Discovering the Hebraic Root of Islamic Messiah: A Study of Semitic Philology on the Hebrew Torah, the Jerusalem Talmud and the Midrash[9]

Dear brother Shemiah. 

I have a good will to spread over the movement of Messianic Islam among the the Abrahamic believers such as Messianic Jews, Arab Moslems and Zionist Christians in Indonesia, so that why I coordinate with other Moslem brothers and sisters in Southeast Asia to enrich their episteme about the existence of the Jews for Allah,... and cooperate together with them to introduce the Islamic mission for the Jews and the world. I hope you will be the one of representatives for the divine guidance which so-called the Last Testament, the Quran. 

Todaraba. 

(Moch Ali, Letter for Shemiah Girgis Al Khodry)

Dalam artikelnya, Priscillia Daniel mengklaim bahwa Islam Mesianik sudah dikembangkan sejak Ibnu Ishaq hingga diterjemahkan dalam bentuk-bentuk modern. Salah satunya di Indonesia dikembangkan oleh Moch. Ali alias Menahem Eliy. 

Priscillia Daniel menulis, “Namun demikian aliran-aliran Messianik dari Islam dan Kristen tidak begitu kuat untuk dapat bersaing ,Moch Ali, K.Min seorang sarjana filologi Indonesia yang pernah berguru dengan Abdullah Wasian, yang juga dikenal sebagais pemikir KeIslaman yang meruapkan putra kaum bangsa Madura dan keturunan yahudi Falani . Beliau menyusun sebuah organisasi yang bertujuan mengkaji Kristologi untuk memperkenanlkan dan memberikan argumen contra positif. Namun demikian kekuatan Messianisme yang dirancang oleh beliau masih sulit untuk dikenal dan belum juga cukup dekat dengan kalangan umat Islam”[10]

Dalam artikel terbarunya yang berjudul, “Messianic Islam Indonesia : Treatise On Sincretism”, Helena Shimeon Daniel (bukan nama sebenarnya) menjelaskan perihal Islam Mesianik sbb: “Islam Messianik merupakan komunitas & lembaga penyelidikan, riset dan penelaahan terhadap kajian - kajian dalam bidang - bidang Islamogi & Yudeologi sebagai bentuk dialog dan perdamaian antara komunitas - komunitas Islam & Yudaisme untuk membendung serangan-serangan brutal yang dialancarkan kelompok Jewish Messianic yang dipelopori oleh Tuya Zarosky (www.jews-for-jesus.org) & aliran Christian Judaisme yang merupakan lembaga propaganda untuk menghadapi komunitas Yahudi”

Dalam perbincangan melalui pesan singkat dengan Moch. Ali atau Menahem Eliy, saya mendapat keterangan bahwa Islam Mesianik memang bentuk lain atau kepanjangan tangan Jews for Allah dan didukung oleh beberapa artis keturunan Yahudi di Indonesia.

Menjawab Kajian Jews for Allah Mengenai Kidung Agung 5:16

Dari sekian banyak artikel yang dipublikasikan oleh Jews for Allah, saya akan memfokuskan pada kajian terhadap Kidung Agung 5:16 yaitu kata Ibrani Makhmadim yang diklaim sebagai nubuat untuk Muhamad. Karena beberapa nubuatan dalam Torah yang diklaim untuk Muhamad yang ditulis dalam situs Jews for Allah hanya mengulang pendapat salah seorang mantan pastor Katolik yang berpindah Islam pada Abad XIX yaitu Prof Abdul Ahad Dawud yang menuliskan buku Muhamad in the Bible (yang sudah diterjemahkan dan diterbitkan oleh Al Mahira di Indonesia), maka saya akan membahas secara tersendiri argumentasi dalam buku Muhamad in the Bible.

Dalam salah satu artikel berjudul “Was he Solomon, Jesus or Muhammad ?”[11] (Apakah yang dimaksudkan oleh Salomo adalah Yesus atau Muhamad?) diklaim bahwa Kidung Agung 5:16 adalah nubuatan untuk Muhamad. Demikian argumentasi mereka:

The 5th chapter of Songs of Solomon is discussing someone. Jews will say it is discussing Solomon, while Christians will say it is discussing Jesus. Considering this is the Songs of Solomon, it would seem logical that it is discussing Solomon. The verses describing this mystery man have the narators speech conjuagted in the feminine (meaning it is a woman who is describing this man) so it is possible that it is one of Solomon's wives discussing her Husband (Solomon). However, if a Christian tries to assert that Jesus is being discussed, then they are insinuating that this is discussing a future prophet (a man who was not yet alive at that point), a prophesy.... If the 5th chapter of Songs of Solomon is looking into the future, then there is no doubt it is discussing Muhammad.

(Kitab Kidung Agung Pasal 5:16 membicarakan mengenai seseorang. Orang-orang Yahudi akan berkata bahwa ayat ini membicarakan Salomo sementara orang Kristen akan mengatakan bahwa ayat ini membicarakan mengenai Yesus. Mempetimbangkan hal ini maka lebih masuk akal bahwa ayat ini memang membicarakan mengenai Salomo. Ayat-ayat tersebut menggambarkan sosok laki-laki misterius dimana pencerita menggunakan bentuk kata feminin (artinya ini seorang perempuan yang menggambarkan seorang laki-laki). Sehingga sangat mungkin bahwa ini adalah salah seorang istri Salomo yang sedang membicarakan suaminya. Namun jika Kekristenan mencoba untuk memaksakan bahwa ayat ini membicarakan mengenai Yesus, maka mereka menyindir secara tidak langsung bahwa ayat ini sedang membicarakan nabi masa depan (seseorang yang belum muncul saat itu), sebuah nubuatan. Jika Kidung Agung Pasal 5 melihat masa yang akan datang maka tidak diragukan bahwa ayat ini membicarakan mengenai Muhamad).

PARALELISASI HARI RAYA IEDUL FITRI & HARI RAYA YOM KIPPUR SERTA KESADARAN MANUSIA AKAN DOSA SEMESTA

Posted by Teguh Hindarto




Dosa, merupakan istilah untuk mengungkapkan penyimpangan atau pelanggaran dari hukum Tuhan. Dosa menimbulkan keterpisahan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Dosa menimbulkan kerusakan hubungan antara manusia satu dengan manusia yang lainnya.

Agama-agama Semitik atau yang lahir dari kebudayaan Timur Tengah seperti Yudaisme, Kristen, Islam memiliki tata cara bagaimana mengatasi dosa individual.

Perayaan Iedul Fitri dalam Agama Islam berkaitan dengan pembersihan manusia dari dosa selama satu tahun melalui kegiatan ibadah yaitu puasa dan sedekah dan shalat tarawih serta tadarus.

Dari al-Hasan bin Ali dan Muhammad bin al-Mutawakkil keduanya dari Abd al-Razaq dari al-Ma’mar dari al-Hasan dan Malik bin Anas dari al-Zuhri dari Abi Salamah dari Abi Hurairah berkata bahwa Muhamad senang melaksanakan Qiyam Ramadhan (Tarawih) meskipun tidak mewajibkannya. Muhamad bersabda : ”Barangsiapa melaksanakan Qiyam ramadhan (tarawih) karena Allah dan mencari pahala dari Allah akan diampuni dosanya yang telah lalu"

Dari Muhammad bin Salam dari Muhammad bin Faudhail dari Yahya bin Sa’id dari Abi Salamah dari Abi Hurairah berkata bahwa Muhamad bersabda : "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan ramadhan dengan kepercayaan bahwa perintah puasa itu dari Allah dan hanya mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosanya").

Ketika umat Islam merayakan Iedul Fitri dengan menyelesaikan masa berpuasa selama satu bulan penuh maka dipercaya bahwa telah terjadi penghapusan dosa umat selama satu tahun dan pada hari itu diyakini bahwa manusia kembali kepada fitrah atau naturnya sebagai mahluk yang suci. Dosa manusia kepada Tuhan telah dihapuskan melalui pertobatan kepada Tuhan dan dosa kepada sesama terhapus melalui saling bermaafan serta silaturahmi.

Konsep demikian pun diyakini dalam Yudaisme melalui perayaan Yom Kippur atau Hari Raya Pendamaian. Kata pendamaian berasal dari kata Kiper  dan Kaparah yang bermakna “menutupi”. Dalam konteks religius bermakna “penebusan atau pendamaian”. Orang berdosa pada hakikatnya adalah orang yang terjual dibawah kuasa dosa dan telanjang di hadapan Tuhan YHWH. Maka YHWH bertindak menutup, menyelubungi, menebus seseorang dari ketelanjangan dan kuasa dosa. Tanda pendamaian adalah melalui darah anak domba. Ketika darah anak domba yang disembelih, maka terjadi pendamaian antara YHWH dengan umat. Dalam TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim atau lazim disebut dengan Kitab Perjanjian Lama), kata “Pendamaian” memiliki fungsi yang beragam. Tidak semata-mata suatu perayaan tahunan yang ditandai dengan pengakuan dosa, puasa dan penyembelihan korban penghapus dosa, namun menjadi suatu kegiatan yang bersifat insidentil diantara umat YHWH, seperti pengampunan dosa pribadi dan penyucian peralatan ibadah.