Dalam
kajian-kajian sebelumnya yang mengupas aspek latar belakang sejarah dan
kebudayaan serta keagamaan Yudaisme Abad I Ms serta aspek kemanusiaan Yesus
sebagai Mesias Yahudi, saya telah mengulas aspek antropologi Yesus sebagai
seorang Yahudi dan berbagai bukti internal dalam Kitab Perjanjian Baru[1].
Apa
nilai penting pengkajian hubungan Yesus dan Yudaisme? Tanpa pemahaman latar
belakang keagamaan Yudaisme Abad 1 Ms dan latar belakang kebudayaan Yahudi pada
zaman itu, maka kita akan kerap gagal memahami pesan-pesan yang tertulis dalam
Kitab Perjanjian Baru karena banyak perkataan Yesus, ajaran Yesus, perumpamaan
Yesus yang terekam dalam keempat Injil dibungkus dalam idiom Ibrani sekalipun
dikisahkan dalam bahasa Yunani. Demikian pula surat-surat rasuli baik rasul
Paul, rasul Yakobus, rasul Yudas dll.
Robert
dan Remmy Koch menegaskan, “By studying
this period, Jews and Christians will be able to discern the doctrine of the
Messiah, Shaul (Paul) and the other writers of the Brit Chadasha (NT) based
only on accurate undertanding of history and Biblical Judaism. The Brit
Chadasha (NT) will be put back into the original time and place”[2]
(Dengan mempelajari periode ini, orang-orang Yahudi dan Kristen akan dapat
membedakan doktrin mengenai Mesias, Shaul (Paulus) dan penulis lain dari Kitab
Perjanjian Baru hanya dengan didasarkan pada pemahaman yang akurat mengenai sejarah
dan Yudaisme Alkitabiah. Kitab Perjanjian Baru seharusnya diletakan kembali ke
dalam waktu dan tempat yang asli)