BERPUASA YANG BENAR
Posted by
Yesus bersabda mengenai berpuasa sbb: "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Matius 6:13-18).
Berpuasa adalah bagian dari ibadah Kristen sebagaimana Yesus Sang Mesias memerintahkannya bagi kita. Sabda Yesus mengajarkan pada kita bagaimana puasa yang benar dan berkenan di hadapan YHWH Tuhan dan Bapa Surgawi.
Sebelum kita mengupas perihal bagaimana berpuasa yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan, kita akan melihat secara singkat apa yang dimaksudkan dengan berpuasa dan kapan kita harus berpuasa serta manfaa apa yang kita dapatkan dari berpuasa.
Makna Puasa
Dalam bahasa Ibrani, kata “berpuasa” dipergunakan kata צום (tsom) yang artinya “mengurangi asupan makanan bagi tubuh sebagai bentuk dukacita atau penyesalan” (Theological Words of Old Testament Lexicon, Bible Work 6).
Berpuasa dalam Kitab TaNaKh – Perjanjian Lama
Kitab Suci TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim) atau yang lazim disebut oleh Kekristenan dengan sebutan Perjanjian Lama, mengatur perihal kapan dan dengan tujuan apa puasa dilaksanakan.
Perayaan Yom Kippur
Saat dilaksanakan Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur) ditandai dengan berpuasa sebagaimana dikatakan, "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dan mempersembahkan korban api-apian kepada YHWH (Imamat 23:27)
Perkabungan atau dukacita
“Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat YHWH dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang” (2 Samuel 1:12)
Permohonan kesembuhan atas orang lain
“Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan YHWH menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Tuhan oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah” (2 Samuel 12:16)
Permohonan perlindungan
“Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Tuhankami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami” (Ezra 8:21)
Permohonan kesembuhan bagi diri sendiri
“Tetapi aku, ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku menyiksa diriku dengan berpuasa, dan doaku kembali timbul dalam dadaku” (Mazmur 35:13)
Pengakuan dosa bangsa
“Pada hari yang kedua puluh empat bulan itu berkumpullah orang Israel dan berpuasa dengan mengenakan kain kabung dan dengan tanah di kepala. Keturunan orang Israel memisahkan diri dari semua orang asing, lalu berdiri di tempatnya dan mengaku dosa mereka dan kesalahan nenek moyang mereka” (Nehemia 9:1-2)
Memohon petunjuk dan jawaban Tuhan
“Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari YHWH. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa” (2 Tawarik 20:1-3)
Memohon dukungan dan kekuatan untuk melaksanakan tugas
"Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati." (Ester 4:16)
Dari pembacaan teks di atas nampak kepada kita bahwa berpuasa memiliki suatu nilai yang berharga dan menggerakkan suatu perubahan dalam kehidupan. Berpuasa bukan sekedar bentuk perendahan diri di hadapan Tuhan namun penyerta agar doa-doa kita didengarkan oleh Tuhan.
Berpuasa dalam Kitab TaNaKh – Perjanjian Lama
Demikian pula dengan Kitab Perjanjian Baru yang memberikan petunjuk serupa bahwa berpuasa adalah perilaku orang-orang saleh dan juga dilakukan baik oleh Yesus dan para rasulnya serta orang-orang kudus.
Berpuasa sebagai ibadah dan akhlaq (halakah) Yesus
“Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus” (Mat 4:2)
Ibadah seorang janda di Bait Tuhan
“Dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Tuhan dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa” (Luk 2:37)
Murid-murid Yohanes berpuasa
“Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum” (Luk 5:33)
Berpuasa sebagai bagian dari ibadah jemaat mula-mula
“Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada YHWH dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka’” (Kis 13;1-2)
Berpuasa sebagai akhlaq (halakah) Rasul
“Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Tuhan, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa” (2 Kor 6:5)
Bagaimanakah berpuasa yang benar dikehendaki oleh Tuhan itu?
Kembali kepada sabda Yesus. Yesus memberikan pengajaran kepada kita perihal cara atau laku berpuasa yang benar. Yesus terlebih dahulu mengontraskan dengan laku dan cara berpuasa orang munafik yaitu, “Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa”. Orang munafik berpuasa ingin mendapat perhatian dan pujian. Orang munafik berpuasa ingin mendapatkan penghormatan dari orang lain.
Dalam perumpamaan lainnya Yesus menggambarkan perihal orang yang dianggap benar di hadapan Tuhan dan yang dianggap membenarkan dirinya. Orang yang menganggap dirinya benar selalu membanggakan ibadahnya. Ibadahnya tidak tulus dan bukan lahir dari cinta kasih dan melayani Tuhan melainkan untuk membenarkan dirinya sebagaimana dikisahkan berikut ini:
“Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua orang pergi ke Bait Tuhan untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Tuhan, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Tuhan dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Luk 18:9-14).
Puasa orang munafik sudah menerima upahnya di dunia. Puasa orang munafik diberikan oleh manusia yaitu pujian sebagaimana sabda Yesus, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.”. namun puasa orang munafik tidak mendapatkan upah dari Tuhan YHWH Sang Bapa Surgawi. Bahkan ibadah dan puasanya tidak berkenan di hadapan Tuhan YHWH.
Kerendahan hati saat berpuasa
Yesus mengontraskan sikap berpuasa orang munafik dan memberikan petunjuk mengenai cara dan laku puasa yang benar dengan bersabda, “Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi”.Yesus mengajarkan kerendahan hati sebagai bentuk dan cara atau laku berpuasa yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan YHWH Sang Bapa Surgawi.