Lukisan Michael Spooner Tentang Masa Remaja Yesus di Ladakh, Tibet
Yesus pernah ke India? Yesus pernah belajar dari rahib-rahib Budha di Tibet pada usia 12-30 tahun sebelum kembali ke Palestina? Yesus luput dari kematian di salibkan dan mengungsi ke Kashmir dan wafat dalam usia tua di sana?
Tidak ada habis-habisnya kontroversi mengenai tokoh Yesus Sang Mesias yang selalu dihubungkan dengan berbagai kisah-kisah memicu perdebatan di luar kisah yang dituliskan dalam keempat Injil (Injil Sinoptik) yang kanonik. Novel Da Vinci Code menuding bahwa Yesus menikah dengan Maria Magdalena. Dalam film The Lost Tomb of Jesus karya Simcha Jacobovici dan bukunya yang berjudul The Jesus Family Tomb: the Discovery, the Investigation, and the Evidence That Could Change History, dikatakan bahwa Yesus mati secara wajar dan tidak bangkit kembali dan makamnya di temukan di timur Yerusalem yaitu Talpiot. Dan masih sederet kisah-kisah thriler yang layak dijual ke publik untuk meraih keuntungan ekonomis sekaligus membuat kebingungan mengenai akidah Kristiani.
Demikian pula dengan pendapat yang berkembang pada tahun 1800-an dan 1900-an mengenai Yesus pernah berada di India. Ada dua jalur penulisan yang beranggapan bahwa Yesus pernah berada di India. Pertama, melalui karya Nicolas Notovich seorang jurnalis dan mata-mata yang banyak menuliskan buku. Dan salah satu bukunya yang menimbulkan kontroversi pada tahun 1887 dengan judul Life of Saint Issa, (Kehidupan Orang Kudus Isa) yang kemudian tahun 1894 diterjemahkan dalam bahasa Prancis dengan judul La vie inconnue de Jesus Christ (Unknown Life of Jesus Christ). Menurut pengakuannya, terjemahan dalam buku tersebut dia peroleh berdasarkan informasi dari sebuah manuskrip di Himis yang berada di Ladakh, Tibet kecil. Seorang Lama menunjukkan salinan teks dalam bahasa Pali yang mengisahkan bahwa Yesus (dengan nama Isa) telah berada di Tibet pada usia 17 tahun[1]. Kedua, melalui karya Mirzha Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah melalui buku yang dia terbitkan dengan judul, Jesus in India pada tahun 1908. Berbeda dengan laporan dan terjemahan Notovitch, maka Mirza Ghulam Ahmad justru menuding tulisan Notovitch adalah pemalsuan karena tidak ada bukti bahwa Yesus pernah berada di India pada usia 17 tahun. Sebaliknya, Ghulam Ahmad membuat teori baru dengan sejumlah referensi kuno untuk membuktikan bahwa Yesus pernah ke India saat dia terluput dari penyaliban dan mengungsi serta wafat tua di Kashmir pada usia 120 tahun[2]