RSS Feed

KERABAT YESUS SANG MESIAS DAN KEPEMIMPINAN JEMAAT YERUSALEM

Posted by Teguh Hindarto




Jika kita membaca Kitab Perjanjian Baru, nama Maria dan Yusuf sudah sangat dikenal sebagai nama orang tua Yesus dari aspek kemanusiaan Yesus sebagai Sang Firman yang menjadi manusia (Yoh 1:14). Namun Kitab Perjanjian Baru pun memberikan kesaksian bahwa Yesus memiliki sejumlah saudara laki-laki maupun saudara perempuan dan nama-nama mereka pun kemudian menjadi pemimpin jemaat Mesias setelah Yesus bangkit dari kewafatan dan naik ke Sorga.

Kajian terhadap eksistensi saudara lelaki dan saudara perempuan Yesus kurang mendapat perhatian dalam sejumlah artikel Kristen. Tidak heran dalam sejumlah novel tulisan-tulisan bernada menyudutkan iman Kristiani seperti Da Vinci Code karya Dan Brown dan tulisan yang terlihat ilmiah disertai data-data arkeologis namun sesungguhnya menolak deskripsi historis Yesus dalam Kitab Perjanjian Baru seperti buku Jesus Dynasty karya DR. James Tabor.

Simak saja ringkasan buku Jesus Dynasty dalam situs penjualan buku karya James Tabor sbb:

Dalam Jesus Dynasty, sarjana Alkitab bernama James Tabor membawa kita lebih dekat daripada sebelumnya untuk Yesus yang historis. Yesus, seperti yang kita tahu, adalah putra Maryam, seorang wanita muda yang hamil sebelum menikah dengan seorang pria bernama Yusuf. Injil memberitahu kita bahwa Yesus memiliki empat saudara dan dua saudara perempuan, yang semuanya mungkin memiliki ayah yang berbeda darinya. Dia bergabung dengan sebuah gerakan mesianis dimulai oleh dirinya bersama saudaranya yaitu  Yohanes Pembaptis, yang dianggapnya sebagai guru dan sebagai nabi besar. Yohanes dan Yesus bersama-sama mengisi peran Dua Mesias yang diharapkan pada saat itu, Yohanes berperan sebagai keturunan imam Harun dan Yesus sebagai keturunan Raja Daud. Mereka bersama-sama memberitakan kedatangan Kerajaan Tuhan. Mereka adalah gerakan apokaliptik yang diharapkan Tuhan untuk mendirikan kerajaan-Nya di bumi, seperti yang dinubuatkan oleh para nabi. Kedua mesias tinggal di waktu kekacauan ketika tanah Israel yang bersejarah dikuasai oleh kekaisaran Romawi yang kuat. Pemberontakan Yahudi yang sengit melawan Roma terjadi semasa hidup Yesus.

Yohanes dan Yesus memberitakan kepatuhan terhadap Torah, atau Hukum Yahudi. Namun misi mereka berubah secara dramatis ketika Yohanes ditangkap dan kemudian dibunuh. Setelah periode ketidakpastian tersebut, Yesus mulai berkhotbah lagi di Galilea dan menantang penguasa Romawi dan kolaborator Yahudi mereka di Yerusalem. Dia menunjuk Dewan Dua Belas untuk memerintah kedua belas suku Israel, di antaranya Yesus dan termasuk empat saudaranya. Setelah ia disalibkan oleh orang Romawi, saudaranya Yakobus - yang "Murid Terkasih" - mengambil alih kepemimpinan dari Dinasti Yesus.

Yakobus, seperti Yohanes dan Yesus sebelumnya, melihat dirinya sebagai seorang Yahudi yang setia. Tak satu pun dari mereka percaya bahwa gerakan mereka adalah sebuah agama baru. Paulus yang mengubah Yesus dan pesannya melalui pelayanan kepada orang non Yahudi, memisahkan diri dengan Yakobus dan para pengikut Yesus di Yerusalem, memberitakan pesan berdasarkan wahyu sendiri yang kemudian berkembang menjadi agama Kristen. Sosok kemanusiaan Yesus menjadi samar, Yohanes menjadi sekadar pendahulu Yesus, dan Yakobus serta semua yang lainnya dilupakan”[1].

Apa yang dapat kita temukan dari Kitab Perjanjian Baru mengenai saudara-saudara Yesus dan peran mereka paska kematian, kebangkitan serta kenaikan Yesus ke Sorga? Kita akan melakukan kajian ringkas mengenai keberadaan mereka dengan melakukan kajian perbandingan dari sumber-sumber sejarah di luar Kitab Perjanjian Baru.


Data Biblikal Mengenai Kerabat Yesus

“Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” (Mat 13:55-56)

Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankahsaudara-saudara-nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia” (Mrk 6:3)

Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibumu dan saudara-saudaramu ada di luar dan berusaha menemui Engkau” (Mat 12:46-47)

Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibunya dan saudara-saudara-nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja” (Yoh 2:12).
Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan”(Yoh 7:2-3)

Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus” (Kis Ras 1:14)

Dalam naskah Yunani digunakan kata adelphoi (bentuk jamak dari kata adelphos) untuk saudara laki-laki danadelphai (bentuk jamak dari kata adelphe). Dalam naskah Peshita Aramaik dipergunakan kata akhawhi untuk saudara laki-laki dan akhwateh untuk saudara perempuan

Istilah saudara lelaki dan saudara perempuan yang dihubungkan dengan eksistensi Yesus historis telah menimbulkan sejumlah perdebatan sejak Abad IV Ms dihubungkan dengan keperawanan Maria. Setidaknya ada tiga pendirian mengenai makna “saudara lelaki” dan “saudara perempuan” yaitu:

  1. Kebanyakan penafsir modern termasuk beberapa sarjana Katolik Roma mempertahankan pendirian bahwa istilah saudara lelaki dan saudara perempuan tersebut dilahirkan setelah Yesus. Pandangan ini lazim disebut dengan “pandangan Helvidian” (Helvidian view), mengambil nama teolog Abad IV Ms bernama Helvidian
  2. Pandangan Gereja Ortodox Timur (Eastern Ortodox) menyatakan bahwa saudara lelaki dan saudara perempuan Yesus adalah hasil pernikahan Maria sebelum Yesus lahir sehingga mereka lebih tua usianya dari Yesus. Pandangan ini lazim disebut dengan “pandangan Ephiphanian” (Ephiphanian position), mengambil nama Bishop Salamis Abad IV Ms bernama Ephiphanius. Konsepsi ini juga muncul dalam Injil ekstrakanonik Abad II Ms al., Protoevanggelium of James, The Infacy Gospel of Thomas, The Gospel of Peter
  3. Pandangan Katolik Barat menyatakan bahwa saudara lelaki dan saudara perempuan Yesus bermakna saudara sepupu. Pandangan ini lazim disebut dengan “pandangan Hieronymian” (Hieronymian view), diambil dari nama seorang sarjana Kristen pada tahun 420 Ms[2]

Bagaimana dengan saudara-saudara perempuan Yesus? Kitab Perjanjian Baru tidak menyebutkan jumlah dan nama-nama saudara perempuan Yesus, namun dalam naskah ekstrakanonik (Protoevangelium of James 19:3–20:4; Gospel of Philip 59:6–11; Epiphanius, Panarion 78.8.1; 78.9.6) muncul nama Maria dan Salome yang kemudian disimpulkan sebagai nama saudara perempuan Yesus. Ricrhard J. Bauckham menuliskan dalam tiga artikel sbb: "Salome the Sister of Jesus, Salome the Disciple of Jesus, and the Secret Gospel of Mark", Novum Testamentum 33/3 (Jul., 1991): 245-275 (253-4), “Jude and the Relatives of Jesus in the Early Church” (Edinburgh: T & T Clark, 1990; 3rd edition: London & New York, T & T Clark, 2004): 43, “Gospel Women: Studies of the Named Women in the Gospels (Grand Rapids: Eerdmans, 2002): 233-4”[3]

Dengan mengacu pada sebuah studi statistik terhadap sejumlah nama perempuan Yahudi di Palestina pada periode 330 SM-200 Ms, didapatkan data meskipun 247 wanita yang namanya sudah dikenal melahirkan 68 nama yang berbeda, ditemukan sebanyak 61 dari 247 perempuan dipanggil Salome (Salomezion) dan 58 disebut Maria (Mariamme atau Maria). Dengan kata lain, dua nama ini mencapai 47,7% dari perempuan. Dalam terang temuan ini statistik, tampaknya bahwa tradisi yang memberikan nama Maria dan Salome untuk saudara Yesus memiliki kesempatan 50% menjadi benar, bahkan jika itu tidak didasarkan pada ingatan sejarah sekalipun![4]

Namun Marc Godacre menyangkal perhitungan tersebut. Dengan asumsi hanya dua saudara perempuan, dan dengan asumsi keakuratan data, kemungkinan mereka dipanggil Maria DAN Salome hanya 5,8% (61/247 x 58/247). Adapun kemungkinan 50% hanya berlaku jika salah satunya dipanggil Maria ATAU Salome[5].

Ada satu nama yang dihubungkan dengan Yesus sebagai paman Yesus yaitu Klopas. Yohanes 19:25 mencatat nama tersebut, “Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena” . Demikian pula Lukas 24:18, “Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?". Dugaan bahwa Klopas atau Kleopas adalah paman Yesus muncul dalam tulisan Eusebeius yaitu Historia Ecclesiastica. 3.11; 3.32.6; 4.22.4 yang mengutip pendapat Hegesipus sbb:

  1. After the martyrdom of James and the conquest of Jerusalem which immediately followed, it is said that those of the apostles and disciples of the Lord that were still living came together from all directions with those that were related to the Lord according to the flesh (for the majority of them also were still alive) to take counsel as to who was worthy to succeed James.
  2. They all with one consent pronounced Symeon, the son of Clopas, of whom the Gospel also makes mention; to be worthy of the episcopal throne of that parish. He was a cousin, as they say, of the Saviour. For Hegesippus records that Clopas was a brother of Joseph[6].


(Setelah kemartiran Yakobus dan penaklukan Yerusalem tidak lama setelah itu, dikatakan bahwa para rasul dan murid-murid Tuan/Junjungan Agung yang masih hidup datang bersama-sama dari semua arah dengan orang-orang yang berhubungan dengan Tuan/Junjungan Agung menurut daging (sebagian dari mereka juga masih hidup) untuk mengambil nasihat mengenai siapa yang layak untuk menggantikan Yakobus.

Mereka semua dengan satu menunjuk Simeon anak Klopas, dimana Kitab Injil juga menyebutkan namanya, untuk layak menduduki tahta keuskupan dari paroki itu. Dia adalah sepupu -seperti yang mereka katakan- dari Sang Juruselamat. Berdasarkan catatan Hegesippus bahwa Klopas adalah saudara dari Yusuf)

Apa yang terjadi dengan kerabat Yesus Paska penyaliban?

Nama-nama saudara Yesus seperti Yakobus menjadi pemimpin jemaat Yerusalem, berdampingan dengan nama-nama murid Yesus lainnya seperti Petrus dan Yohanes. Rasul Paul memberikan deskripsi kepemimpinan jemaat Yerusalem dan salah satunya Yakobus yang disebut “saudara Tuan/Junjungan Agung” sbb:  “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.Tetapi aku tidak melihat seorang pun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuan/Junjungan Agung Yesus (Gal 1:15-19)

Dalam surat yang sama, rasul Paul menyebut Yakobus, Yohanes, Petrus sebagai sokoguru jemaat, “Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagaisokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat” (Gal 2:9)

Pada zaman rasul-rasul Yesus, ada dua komunitas jemaat Mesias yaitu jemaat yang berasal dari golongan Yahudi dan jemaat yang berasal dari golongan non Yahudi. Sebutan “Christianoi” muncul di Anthiokhia yaitu julukan bagi Pengikut Mesias dari kalangan non Yahudi, sebagaimana dikatakan, “Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen (Kis 11:26)

Sementara sebutan “Nazoraios” merupakan julukan bagi Pengikut Mesias dari kalangan Yahudi sebagaimana dikatakan, “Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani (Kis 24:5).

Nama Yakobus saudara Yesus dihubungkan dengan keberadaan jemaat Yahudi sementara nama Paulus dihubungkan dengan jemaat non Yahudi. Sejak awal memang sudah ada pengelompokkan jemaat sekalipun tidak terjadi friksi yang menonjol. Pernyataan rasul Paul dalam suratnya memberikan indikasi adanya pengelompokkan tersebut sbb:

Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat” (Gal 2:11-12)

Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku darigolongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus” (1 Kor 1:12)

Yakobus Pemimpin Jemaat Yerusalem

Dalam catatan Hegesipus dari buku kelimanya yang berjudul Hupomnemata yang dikutip oleh Eusebeius dalamHistoria Ecclesiastica 2.23 dijelaskan mengenai Yakobus Sang Adil menjadi pemimpin Jemaat di Yerusalem dan perihal kemartyrannya sbb:

Yakobus, saudara Tuan, melanjutkan  pemerintah Jemaat, dalam hubungannya dengan para rasul. Umumnya diterima bahwa dia disebut Sang Adil, sejak zaman Tuan (Yesus) sampai hari ini. Karena banyak orang yang menggunakan nama Yakobus, namun Yakobus yang satu ini suci dari rahim ibunya. Dia tidak minum anggur atau minuman keras memabukkan lainnya, ia juga tidak makan daging, tidak ada pisau cukur datang atas kepalanya, ia tidak mengurapi dirinya dengan minyak, atau menggunakan minyak tersebut untuk mandi. Dia sendiri diizinkan untuk masuk ke tempat kudus karena dia tidak memakai pakaian wol, tapi lenan halus saja. Dia biasanya sendirian - saya katakan - pergi ke Bait Tuhan: dia menggunakan lututnya untu berlutut, memohon pengampunan bagi orang-sehingga kulit lututnya mengeras kasar seperti kulit seekor unta, dengan alasannya terus menekuk lutut dalam penyembahan kepada Tuhan, dan meminta pengampunan bagi rakyat. Akibat keunggulan dari sifat keadilannya ,ia disebut Sang Adil dan Oblias yang dalam bahasa Yunani bermakna Pertahanan Rakyat dan Keadilan, sesuai dengan apa yang para nabi nubuatkan tentang Dia.

Sekarang beberapa orang yang golongan tujuh sekte yang ada antara orang-orang (Yahudi), yang telah dijelaskan sebelumnya oleh saya dalam Catatan, bertanya kepadanya: "Apakah pintu Yesus itu?" Dan dia menjawab bahwa Dia adalah Juruselamat. Konsekuensi dari jawaban ini, beberapa percaya bahwa Yesus adalah Mesias (Kristus). Namun sekte-sekte yang sebelumnya disebutkan di atas tidak mempercayainya, baik dalam kebangkitan atau kedatangan Dia untuk membalas setiap orang menurut perbuatannya, tetapi mereka yang percaya, tindakan percaya mereka dikarenakan Yakobus. Sehingga  ketika banyak dari kelas penguasa percaya kepada Yesus, timbullah keributan di antara orang Yahudi, dan ahli-ahli Taurat serta orang Farisi, yang mengatakan: "Sedikit lagi, dan kita akan memiliki semua orang yang mencari Yesus sebagai Mesias (Kristus).

Mereka datang, menghampiri Yakobus dan berkata: "Kami mohon kepadamu, tahanlah orang-orang itu Karena mereka tersesat dalam pendapat mereka tentang Yesus, seolah ia adalah Mesias. Kami mohon engkau membujuk semua yang telah datang kemari untuk hari Paskah, tentang Yesus. Sebab kita semua mendengarkan nasihatmu karena kita, serta semua orang, memberikan kesaksian kepadamu, bahwa engkau adil dan tidak memihak siapapun. Selanjutnya, lakukanlah hal berikut, bujuklah orang-orang tersebut untuk tidak memikat pada pendapat yang keliru tentang Yesus: Berdirilah di atas tempat yang tinggi di Bait Suci untuk semua orang, supaya dari tempat engkau terlihat jelas serta kata-katamu. terdengar jelas kepada semua orang. Oleh karena untuk menghadiri Paskah, semua suku telah berkumpul kemari, dan beberapa bangsa lain juga”

Para ahli Taurat dan orang Farisi tersebut di atas mengatur agar Yakobus berada di atas Bait Suci dan berteriak keras kepadanya dan berkata: "Wahai Sang Adil, yang kita semua terikat untuk mematuhi, karena ternyata orang-orang telah melakukan kesalahan, dan mengikuti Yesus yang disalibkan, dapatkah engkau memberi tahu kami apa pintu Yesus itu, orang yang telah disalibkan itu?”  Yakobus menjawab dengan suara nyaring: "Mengapa kamu memintaku menjelaskan  tentang Yesus Anak Manusia? Bukanlah  Dia bersemayam di sorga, di sebelah kanan dari Yang Maha Kuasa, dan akan datang di atas awan-awan di langit?."

Dan, ketika banyak orang yang sepenuhnya yakin dengan kata-kata, dan memuji untuk kesaksian Yakobus, sambil berkata, "Hosana bagi Anak Daud," kemudian orang-orang Farisi dan ahli Taurat berkata satu sama lain, "Kami belum melakukan dengan baik dalam pengadaan kesaksian ini kepada Yesus. Tapi mari kita naik dan melemparkan Dia, supaya mereka menjadi takut dan tidak percaya padanya”.  Dan mereka berteriak keras sambil berkata: "Oh oh Sang Adil sendiri telah melakukan kekeliruan”. Dengan demikian mereka menggenapi isi Kitab Suci yang ditulis dalam Kitab Yesaya: " Mari kita tinggalkan orang benar itu, karena ia menimbulkkan kesulitan untuk kita: karena itu mereka makan buah dari perbuatan mereka “. Jadi mereka naik dan melemparkan Sang Adil, dan berkata satu sama lain: “Marilah kita rajam Yakobus Sang Adil". Dan mereka mulai melempari dia dengan batu, namun dia tidak mati oleh batu yang berjatuhan, sebaliknya Yakobus berbalik dan berlutut sambil berkata: "Aku bermohon kepada-Mu, YHWH Tuhan, Bapa kami, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan".

Dan, sementara mereka melempari dia dengan batu untuk membunuh, salah satu imam, anak-anak Rekhab, anak Rechabim, kepada siapa kesaksian ditanggungkan oleh nabi Yeremia, mulai menangis keras sambil berseru: "Hentikan itu!, apa yang kamu lakukan? Sang Adil sedang berdoa untuk kita”. Tapi salah satu diantara mereka, yaitu tukang celup, mengambil tongkat yang ia biasa pergunakan untuk memeras pakaian yang dicelup, dan melemparkannya ke kepala Sang Adil.

Dan Yakobus kemudian mati syahid, dan dikuburkan di tempat, dan tugu yang didirikan untuk memperingatinya masih tetap ada, dekat Bait Suci. Orang ini adalah saksi yang benar baik untuk orang Yahudi dan orang Yunani bahwa Yesus adalah Mesias (Kristus).

Dan tak lama kemudian Kaisar Vespasianus mengepung Yudea, membawa mereka menjadi tawanan[7].

Sebelum laporan Hegesipus dituliskan Eusebeius, sejarawan Yahudi bernama Yosephus telah melaporkan perihal kemartiran Yakobus dengan redaksi yang berbeda dalam bukunya Antiquities of the Jews sbb:

Festus sudah meninggal sekarang, dan Albinus sedang dalam perjalanan, kemudian ia mengumpulkan para hakim sanhendrin (the sanhedrim of judge), dan dibawa ke hadapan mereka saudara Yesus, yang disebut Mesias (Kristus) yang bernama Yakobus, dan beberapa orang lain (beberapa sahabatnya). Ketika Albinus menyusun tuduhan terhadap mereka sebagai pelanggar hukum, ia menyerahkan mereka untuk dirajam, tetapi bagi sebagian besar warga masyarakat yang adil, dan sepertinya paling gelisah dengan pelanggaran hukum ini, mereka tidak menyukai apa yang dilakukan oleh Albinus. Kemudian  mereka juga mengirimkan orang kepada raja Agripa, meminta agar dia mengirim utusan kepada Ananus sehingga tindakan demikian tidak harus terjadi lagi, karena yang telah ia lakukan itu tidak dapat dibenarkan. Bahkan beberapa dari mereka pergi juga untuk memenuhi Albinus, karena ia sedang dalam  perjalanannya dari Alexandria, dan memberitahunya bahwa itu tindakan melawan hukum bagi Ananus untuk mengumbulkan para hakim sanhendrin tanpa persetujuannya”[8]

Bagaimana kepemimpinan Jemaat Mesias di Yerusalem paska kemartiran Yakobus? Sebagaimana kutipan Hegesipus bahwasanya kepemimpinan Yakobus digantikan oleh Klopas atau Kleopas yang diinterpretasikan sebagai paman Yesus atau saudara Yusuf sbb:

Setelah kemartiran Yakobus dan penaklukan Yerusalem tidak lama setelah itu, dikatakan bahwa para rasul dan murid-murid Tuan/Junjungan Agung yang masih hidup datang bersama-sama dari semua arah dengan orang-orang yang berhubungan dengan Tuan/Junjungan Agung menurut daging (sebagian dari mereka juga masih hidup) untuk mengambil nasihat mengenai siapa yang layak untuk menggantikan Yakobus.

Mereka semua dengan satu menunjuk Simeon anak Klopas, dimana Kitab Injil juga menyebutkan namanya, untuk layak menduduki tahta keuskupan dari paroki itu. Dia adalah sepupu -seperti yang mereka katakan- dari Sang Juruselamat. Berdasarkan catatan Hegesippus bahwa Klopas adalah saudara dari Yusuf)”[9]

Informasi lain muncul dari silsilah Abad Pertengahan yang berisikan daftar uskup pertama Ctesiphon-Seleukia, yang pusat metropolisnya di Sungai Tigris, di pusat kota Mesopotamia. Berikut nama pendiri gereja Abad I Ms dan tiga uskup selanjutnya bernama  Abris, yang dikatakan "Dari keluarga dan ras Yusuf (suami Maria)". Kemudian Abraham,"dari kerabat Yakobus yang disebut saudara dari Tuan”, serta Ya'qub, anak Abraham[10].

Eksistensi Desposynoi

Istilah Desposynoi atau Desposiny muncul dalam pernyataan Julius Afrikanus penduduk Yerusalem yang tinggal di Emmaus pada pertengahan Abad III Ms, dalam tulisan Eusebeius dari Kaisarea dalam buku sejarahnya Historia Ecclesiastica. Istilah Desposynoi sendiri dari kata Despotes yang artinya Penguasa. Dalam konteks jemaat Mesias, istilah ini lebih menunjuk pada kerabat sedarah dari Yesus atau mereka yang menjadi milik Junjungan Agung Yesus. Kita simak penjelasan Julius Afrikanus sbb:

For the relatives of our Lord according to the flesh, whether with the desire of boasting or simply wishing to state the fact, in either case truly, have handed down the following account... But as there had been kept in the archives up to that time the genealogies of the Hebrews as well as of those who traced their lineage back to proselytes, such as Achior the Ammonite and Ruth the Moabitess, and to those who were mingled with the Israelites and came out of Egypt with them, Herod, inasmuch as the lineage of the Israelites contributed nothing to his advantage, and since he was goaded with the consciousness of his own ignoble extraction, burned all the genealogical records, thinking that he might appear of noble origin if no one else were able, from the public registers, to trace back his lineage to the patriarchs or proselytes and to those mingled with them, who were called Georae. A few of the careful, however, having obtained private records of their own, either by remembering the names or by getting them in some other way from the registers, pride themselves on preserving the memory of their noble extraction. Among these are those already mentioned, called Desposyni,on account of their connection with the family of the Saviour. Coming from Nazara and Cochaba, villages of Judea, into other parts of the world, they drew the aforesaid genealogy from memory and from the book of daily records as faithfully as possible. Whether then the case stand thus or not no one could find a clearer explanation, according to my own opinion and that of every candid person. And let this suffice us, for, although we can urge no testimony in its support, we have nothing better or truer to offer. In any case the Gospel states the truth." And at the end of the same epistle he adds these words: "Matthan, who was descended from Solomon, begat Jacob. And when Matthan was dead, Melchi, who was descended from Nathan begat Eli by the same woman. Eli and Jacob were thus uterine brothers. Eli having died childless, Jacob raised up seed to him, begetting Joseph, his own son by nature, but by law the son of Eli. Thus Joseph was the son of both.  ”

—Eusebius of Caesarea, Historia Ecclesiae, 1:7:11, 1:7:13–14[11]

(Terjemahan: Mengenai kerabat Tuan kita (Junjungan Agung kita) menurut daging, entahkah dengan keinginan membual atau hanya ingin menyatakan fakta, dalam kedua kasus yang sebenarnya, telah meneruskan kisah berikut ... Tapi seperti ada tersimpan dalam arsip sampai saat itu yaitu silsilah orang-orang Ibrani serta orang-orang yang ditelusuri garis keturunan mereka sampai kepada kaum yang berpindah agama, seperti Achior orang Amon dan Ruth orang Moab, serta mereka yang berbaur dengan orang Israel yang keluar dari Mesir bersama mereka, Herodes, karena garis keturunan dari orang Israel tidak memberikan kontribusi apapun untuk keuntungannya, dan karena ia terpancing dengan kesadaran asal usul dirinya yang tercela, membakar semua catatan silsilah, berpikir bahwa dia akan muncul dari asal usul yang luhur jika tidak ada orang lain yang mampu, dari pendataan umum, untuk menelusuri kembali silsilah kepada leluhur atau agama baru yang dianut dan kepada yang bercampur dengan mereka, yang disebut Georae. Namun demikian, dengan kehati-hatian, telah mendapat catatan pribadi mereka sendiri, baik dengan mengingat nama atau dengan cara lain melalui pendataan, dengan bangga melestarikan ingatan asal usul mereka yang mulia. Di antara mereka yang telah disebutkan, ada yang disebut dengan Desposynikarena hubungan mereka dengan keluarga Sang JuruselamatDatang dari Nazara dan Cochaba, desa Yudea, menuju bagian-bagian lain di dunia, mereka menyusun silsilah tersebut berdasarkan ingatan dan dari buku catatan harian setepat mungkin. Apakah peristiwa itu dapat dipercaya atau tidak, sesungguhnya tidak ada satupun yang bisa memberikan keterangan yang lebih jelas, menurut pendapat saya sendiri dan setiap orang yang jujur. Dan biarlah hal ini cukup bagi kita, meskipun kita dapat menekan dengan mengatakan tidak ada saksi yang mendukung, namun kita tidak lebih baik atau lebih benar untuk menjelaskan. Dalam setiap peristiwa, Injil selalu menyatakan kebenaran. Dan pada akhir dari surat yang sama ia menambahkan kata-kata ini: Matthan, keturunan Salomo, memperanakkanYakub. Dan ketika Matthan meninggal, maka Malkhi keturunan Nathan memperanakkan Eli dari wanita yang sama. Eli dan Yakub adalah saudara kandung. Eli meninggal tanpa anak, Yakub membangkitkan benih kepadanya kemudian memperanakkan Yusuf, anaknya sendiri secara alami, namun secara hukum merupakan anak Eli. Jadi Yusuf adalah anak keduanya).

Richard J. Bauckham memberikan komentar mengenai catatan Julius Afrikanus oleh Eusebeius sbb: “Referensi dari catatan kecil hasil Julius Africanus memberikan kepada kita gambaran sekilas mengenai kelangkaan orang Kristen di Galilea dan juga menunjukkan kepada kita bahwa tidak hanya Yerusalem, tetapi juga Nazaret dan Kokhaba, di mana anggota keluarga lainnya didirikan, adalah pusat signifikan Kristen awal Yahudi Palestina. Satu titik akhir yang menambahkan keyakinan terhadap kehandalan apa yang Julius Africanus sampaikan kepada kita: Bahwa istilah Desposynoi tidak ditemukan dalam sumber lain manapun. Julius bahkan harus menjelaskan apa artinya. Ini bukan istilah yang dia pergunakan hika belum  menemukan dari sumbernya. Ini pasti menjadi istilah yang digunakan oleh anggota keluarga Yesus yang dikenal di kalangan Yahudi-Kristen di mana mereka dihormati sebagai pemimpin. Tindakan demikian  adalah praktik normal di kawasan Timur Dekat kuno bagi anggota keluarga kerajaan yang memegang jabatan tinggi di pemerintahan, sehingga orang-orang Kristen Yahudi Palestina pun merasa tepat bahwa saudara-saudara Yesus, sepupu dan kerabat lainnya harus memegang posisi otoritas dalam Gereja-Nya”[12]

Dalam catatan Eusebius lainnya mengenai kutipan pernyataan Hegesippus (110-180 Ms), yang menulis lima buku (sekarang sudah hilang kecuali beberapa kutipan oleh Eusebius) mengenai Komentar Kisah Rasul. Rujukan kutipan tersebut berasal dari zaman pemerintahan Kaisar Domitianus (81-96 Ms) dan Kaisar Trajan (98-117 Ms), termasuk pernyataan bahwa ada dua Desposyni yang dibawa oleh Kaisar Domitianus kemudian menjadi pemimpin jemaat. Berikut kutipannya:

There still survived of the kindred of the Lord the grandsons of Judas, who according to the flesh was called his brother. These were informed against, as belonging to the family of David, and Evocatus brought them before Domitian Caesar: for that emperor dreaded the advent of Christ, as Herod had done.

So he asked them whether they were of the family of David; and they confessed they were. Next he asked them what property they had, or how much money they possessed. They both replied that they had only 9000 denaria between them, each of them owning half that sum; but even this they said they did not possess in cash, but as the estimated value of some land, consisting of thirty-nine plethra only, out of which they had to pay the dues, and that they supported themselves by their own labour. And then they began to hold out their hands, exhibiting, as proof of their manual labour, the roughness of their skin, and the corns raised on their hands by constant work.

Being then asked concerning Christ and His kingdom, what was its nature, and when and where it was to appear, they returned answer that it was not of this world, nor of the earth, but belonging to the sphere of heaven and angels, and would make its appearance at the end of time, when He shall come in glory, and judge living and dead, and render to every one according to the course of his life.

Thereupon Domitian passed no condemnation upon them, but treated them with contempt, as too mean for notice, and let them go free. At the same time he issued a command, and put a stop to the persecution against the Church.

When they were released they became leaders of the churches, as was natural in the case of those who were at once martyrs and of the kindred of the Lord. And, after the establishment of peace to the Church, their lives were prolonged to the reign of Trajan

—Eusebius of Caesarea, Historia Ecclesiae, 3:20[13]

(Terjemahan: Masih ada yang selamat dari sanak saudara Tuan (Junjungan Agung) yaitu cucu Yudas (Yahuda), yang menurut daging disebut saudaranya. Diberitakan bahwa dia melawan - sebagai keluarga Daud - dan Evocatus membawa mereka ke hadapan Kaisar Domitianus: Bagi kaisar yang ditakuti adalah kemunculan Mesias (Kristus) sebagaimana yang ditakutkan pula oleh Herodes.

Jadi dia bertanya kepada mereka apakah mereka dari keluarga Daud, dan mereka mengaku hal itu. Selanjutnya ia bertanya kepada mereka apakah harta yang mereka miliki, atau berapa banyak uang yang mereka miliki. Mereka berdua menjawab bahwa mereka hanya memiliki 9000 denaria diantara mereka, masing-masing memiliki setengah dari jumlah itu; namun demikian mereka mengatakan bahwa mereka tidak memiliki dalam bentuk tunai, diperkirakan senilai beberapa tanah, yang terdiri dari tiga puluh sembilan plethra saja, yang mana mereka pun harus mengeluarkan uang untuk membayar pajaknya, dan mereka mendukung kehidupan mereka dengan bekerja sendiri. Dan mereka mulai memegang tangan mereka dan memamerkannya sebagai bukti pekerjaan tangan mereka, kasarnya kulit mereka, dan mengangkat jagung di tangan mereka sebagai pekerjaan tetap.

Kemudian ditanyakanlah beberapa hal mengenai Mesias (Kristus) dan kerajaannya, bagaimana sifatnya, kapan serta di mana kerajaan itu akan  muncul; maka mereka pun kembali menjawab bahwa kerajaan itu bukan dari dunia ini, tidak pula di bumi, melainkan di kawasan surga dan malaikat, dan akan menampakkan diri di akhir zaman. Dan ketika Dia datang dalam kemuliaan, dia akan mengadili orang yang hidup dan mati serta membalas setiap orang sesuai dengan jalan hidupnya.

Kemudian Domitianus membebaskan mereka tanpa hukuman, namun memperlakukan mereka dengan penghinaan, karena terlalu bermakna untuk diumumkan, dan membiarkan mereka pergi bebas. Pada saat yang sama ia mengeluarkan perintah, dan menghentikan penganiayaan terhadap Jemaat. Ketika mereka dibebaskan mereka menjadi pemimpin gereja secara alami sebagaimana ada anggota keluarga yang mengalami martir dan dari sanak saudara Tuan (Junjungan Agung). Dan setelah masa damai dialami Jemaat, masa hidup mereka diperpanjang di zaman pemerintahan KaisarTrajan).

Nama dua orang tersebut adalah Zoker dan Ya’akov. Nama dua orang yang ditangkap oleh Kaisar Domitianus tidak disebutkan dalam catatan Hegesipus yang dituliskan oleh sejarawan Eusebius namun dalam ringkasan kuno lainnya mengenai catatan Hegesipus tersebut, sebagaimana penjelasan dalam catatan kaki Richard J. Bauckham, “The brothers‘ names are preserved not in Eusebius‘s quotations from Hegesippus but in another ancient summary of Hegesippus‘s account of them (Paris MS 1555A and Bodleian MS Barocc. 142)”[14].

Mengenai nama Zoker dan Ya’akov, Richard J. Bauckham memberikan komentar, “With this legend, however, our trail ends. After the brothers Zoker and James, the family of Jesus fades into obscurity”[15] (Namun demikian, bersama legenda ini, jejak perjalanan kita berakhir. Setelah saudara Zoker dan Ya’akov, keluarga Yesus memudar dalam ketidakjelasan).

Bauckham memberikan daftar terakhir sebuah nama yang terkait dengan kerabat Yesus dengan menunjukkan sebuah nama yang disematkan di gua Church of Annunciation di Nazareth. Gua itu didedikasikan untuk sebuah nama martyr kuno di zaman pemerintahan Decius (250-251 Ms) bernama Conon. Conon bekerja sebagai tukang kebun di rumah kerajaan Magydos di Pamphylia, Asia Kecil. Ketika otoritas pengadilan mempertanyakan Conon mengenai asal usulnya dan keturunannya, ia menjawab: "Saya dari kota Nazaret di Galilea, Saya dari keluarga Mesias, dalam mana saya telah mewarisi peribadahan dari nenek moyang saya”. Richard J. Bauckham menutup artikelnya dengan mengatakan, “After Conon, Jesus’ family disappears from the record”[16] (Setelah Conon, keluarga Yesus menghilang dari catatan)

Desposynoi dan Uskup Sylvester

Seorang Imam dari Irlandia bernama Maleakhi Martin dalam bukunya, "The Decline and Fall Gereja Roma" mencatat percakapan antara Paus Silvester I dan Desposynoi sbb:

"... Sebuah pertemuan antara Sylvester (Paus Silvester I) dan pemimpin Kristen Yahudi berlangsung pada tahun 318 Ms .... Wawancara yang tidak terlalu penting, sejauh yang kita tahu, direkam, namun isu yang diangkat sangat terkenal, kemungkinan adalah Yoses, yang tertua dari orang-orang Yahudi Kristen, berbicara atas nama Desposyni dan yang tersisa "

"... Bahwa nama yang paling keramat, Desposyni, telah dihormati oleh semua orang percaya pada abad pertama dan setengah dari sejarah Kristen. Istilah tersebut secara harfiah berarti, dalam bahasa Yunani," milik Tuan. "Itu istilah khas bagi 'saudara sedarah Yesus. Setiap bagian dari gereja Kristen Yahudi kuno selalu diperintah oleh desposynos, dan masing-masing membawa satu dari nama-nama tradisional dalam keluarga Yesus --- Zacharia, Yusuf, Yohanes, Yakobus, Yoses, Simeon, Matthias, dan sebagainya. Tapi tidak ada yang pernah disebut Yesus.

Baik Sylvester maupun dari tiga puluh dua paus sebelum dia, atau mereka yang menggantikandia, pernah menegaskan bahwa setidaknya ada tiga baris yang terkenal dan otentik keturunan darah yang sah dari keluarga Yesus sendiri ... "

"... Desposyni menuntut Sylvester, yang kini memiliki patronase Romawi, mencabut penegasan dari otoritas para uskup Kristen Yunani di Yerusalem, di Antiokhia, di Efesus, dan di Alexandria, dan untuk mengambil tempat mereka dengan nama uskup desposynos. mereka meminta bahwa praktik pengiriman uang tunai ke Yerusalem sebagai gereja induk dilanjutkan ...

“Kerabat sedarah dari Mesias (Kristus) menuntut reintroduksi Torah, termasuk Sabat dan sistem Hari Kudus, Perayaan dan Bulan Baru dari Kitab Suci. Sylvester menolak klaim mereka dan mengatakan bahwa, mulai sekarang, gereja induk berada di Roma dan ia bersikeras agar mereka menerima para uskup Yunani untuk memimpin mereka”

"... Ini adalah dialog terakhir yang diketahui dengan gereja pemegang Sabat di twilayah Tmur yang dipimpin oleh murid-murid yang berasal dari kerabat darah Yesus Sang Mesias."[17]



Diagram dari John J. Rousseau and Rami Arav
(Augsburg Fortress 1995 edited by the official publishing house of the Evangelical Lutheran Church in America)[18]


Diagram Richard J. Baukham[19]


Kesimpulan

Baik Kitab Perjanjian Baru dan sumber-sumber ekstrakanonik serta literatur sejarah gereja memberikan deskripsi mengenai eksistensi kerabat Yesus yang kelak menjadi para pemimpin jemaat di Yerusalem, mulai dari Yakobus sampai Simeon.

Kajian kerabat Yesus, sekalipun bercampur dengan berbagai legenda dan fiksi, sangat penting bagi kajian sejarah gereja karena memberikan deskripsi rantai kepemimpinan dan pola ibadah serta pola perilaku jemaat Mesias di Yerusalem yang tidak melepaskan Torah baik sebagai Kitab Suci maupun pedoman syariat pengikut Mesias. Sebagaimana kajian tentang Kitab Didake sedikit banyak mengungkap praktek ibadah dan gaya hidup Jemaat Perdana yang mengaplikasikan Torah sebagai halakah (syariat dan akhlaq), demikianlah pengkajian mengenai kerabat Yesus memperlihatkan ekspresi pengikut Mesias yang tetap memelihara Torah dalam kesadaran baru melalui iman kepada Yesus Sang Mesias. Itu nampak dalam sikap-sikap kesalehan Yakobus Sang Adil dan juga sikap Desposynoi terhadap pernyataan Paus Silvester I.


END NOTES

[1] http://jesusdynasty.com/

[2] Richard J. Bauckham, All in the Family: Identifying Jesus Relatives dalam The Burial of Jesus, Biblical Archaelogy Society, p. 49

[3] Marc Godacre, How likely is it that Jesus' sisters were called Mary and Salome? 
http://ntweblog.blogspot.com/2011/03/how-likely-is-it-that-jesus-sisters.html

[4] Ibid.,

[5] Ibid.,

[6] Chapter XI.—Symeon rules the Church of Jerusalem after James
http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf201.iii.viii.xi.html

[7] Hegesipus
http://www.earlychristianwritings.com/text/hegesippus.html

[8] Antiquities of the Jews - Book XX Chapter 8
http://www.ccel.org/j/josephus/works/ant-20.htm

[9] Op.Cit., Chapter XI.—Symeon rules the Church of Jerusalem after James

[10] Op.Cit., All in the Family: Identifying Jesus Relatives, p. 54

[11] Brother of Jesus
http://en.wikipedia.org/wiki/Brothers_of_Jesus

[12] Op.Cit., All in the Family: Identifying Jesus Relatives, p. 53

[13] Ibid.,

[14] Ibid., p. 63

[15] Ibid., p. 56

[16] Ibid.,

[17] Desposyni; The Direct Descendants of Christ
http://www.thenazareneway.com/desposyni.htm

[18] Op. Cit., Brother of Jesus

[19] All in the Family: Identifying Jesus Relatives, Biblical Archaelogy Society, p. 57


2 komentar:

  1. Ewin.Bontang

    sangat menarik, Pak

  1. Ewin.Bontang

    Pak, Kalau punya kesempatan, bisakah Bapak memberikan tanggapan dan ulasan atas Tulisan Richard E.Rubenstein buku "Kala Yesus Jadi Tuhan - Pergulatan Untuk Menegaskan Kekeristenan pada Masa Akhir Romawi" ? disini diulas Teologi Kekeristenan masa itu (sampai saat ini) dipengaruhi oleh nuansa Politik Masa Romawi, atau lebih singkatnya Aqidah Keristen saat ini adalah hasil intervensi oleh Penguasa. Iya Kah ??

    Wallahualam (Allah lebih tau)
    trima kasih sebelumnya.

Posting Komentar