Resensi Film “Annabelle” dan Tinjauan Kritis
Awal Oktober ini, dunia film diramaikan oleh tayangan film luar negeri
bertemakan “something horrible” (sesuatu yang menakutkan) dengan judul,
“Annabelle”. Film yang disutradarai oleh James Wan dan diproduksi oleh direktur
utamanya John R. Leonetti merupakan “spin off” (penggalan atau sub seri) dari
film horor sebelumnya yang meraih sukses yaitu “The Conjuring” (2013).
Jika penikmat film telah melihat film “The Conjuring” maka ada adegan
awal dimana tokoh yang akan terlibat dalam penanganan kasus demonik yaitu Edward
"Ed" Warren Miney dan Lorraine
Rita Warren yang berprofesi sebagai demonologist dan investigator gejala-gejala
paranormal sedang mewawancarai sekumpulan muda-mudi yang dihantui oleh
kehadiran boneka “Annabelle” di apartemen mereka. Nah, film “Annabelle”
merupakan prekuel atau bagian dari film sebelumnya yang kemudian dikembangkan
menjadi kisah utama film yang saat ini beredar.
Bagi saya sebagai penikmat film bertemakan petualangan, sains, sejarah,
detektif serta horor, mengulas film-film bertemakan “something horrible”
khususnya film-film Barat sangat mengasyikkan tinimbang mengulas film-film
horor lokal. Selain dikarenakan faktor efek visual yang sempurna juga
dikarenakan alur penceritaan yang tidak mudah ditebak serta melibatkan berbagai
kegiatan investigasi latar belakang berbagai peristiwa seram yang muncul.
Di Indonesia dimana masyarakatnya masih memiliki kecenderungan “mystic society”[1],
film-film bertemakan hororisme, gaib, misteri tentu saja akan dengan mudah dan
cepat diminati para penontonnya. Dan film-film sejenis ini akan menginspirasi
sejumlah film-film horor lokal dengan mengombinasikan dari kisah-kisah “urban
legend” setempat.
Memberikan ulasan sejumlah film bertemakan aktifitas roh-roh jahat
khususnya film Barat, bukan semata-mata ketertarikan namun sekaligus
keterlibatan saya sebagai praktisi demonologi sejak akhir-akhir masa kuliah
hingga sekarang ini ditengah-tengah aktifitas pekerjaan keagamaan. Film
“Annabelle” yang diangkat dari kisah nyata boneka yang dirasuki kekuatan jahat
pada tahun 1970-an mengingatkan saya untuk pertama kalinya menangani sebuah
kasus pada tahun 90-an di Yogyakarta, menjelang akhir kuliah saya. Bedanya yang
saya hadapi bersama rekan-rekan saya bukan boneka melainkan seorang anak yang
berasal dari Nias yang diangkat menjadi bagian anggota keluarga. Anak yang
tidak jelas latar belakangnya ini kerap membuat masalah-masalah yang bersifat
demonik al., menghilangkan tas, uang namun beberapa hari kemudian tas dan uang
akan ditemukan di tempat terpisah. Pada kesempatan lainnya dia akan meneror
saya dengan mimpi buruk seolah-olah dia hendak mencekik saya padahal secara
fisik dia tidur di lantai persis di bawah kaki saya. Pernah dia menghilang
berhari-hari dan tiba-tiba ditemukan di ruang antara genting dan atap plafon
rumah dengan tangan seperti simbol “baphomet”. Puncaknya saat kami mendoakan
dan menanggai kasus anak tersebut dia menghilang entah kemana. Sampai hari ini
saya tidak pernah mendengar atau bertemu dengan anak tersebut.
Baiklah, kita akan memulai melakukan sinopsis dan mengulas film dan
kisah nyata dibalik film tersebut.
Sinopsis
Film “Annabelle” dimulai dengan adegan
yang sama dengan pembuka dari film “The Conjuring” yang
berlatar belakang tahun 1970-an, di
mana dua wanita muda dan seorang pemuda memberitahu Ed dan Lorraine Warren tentang pengalaman mereka mengenai boneka bernama
Annabelle yang mereka percayai berhantu.
Pada tahun 1969, John
(Ward Horton) dan Mia
Gordon (Annabelle
Wallis) sedang hamil anak pertama mereka.
John memberinya boneka
yang Mia telah berusaha untuk
menemukannya. Mia menyukainya
dan meletakkannya dengan seluruh koleksi boneka yang ada padanya. Pada
malam hari, Mia mendengar pembunuhan yang terjadi pada tetangga sebelah
rumah mereka yaitu keluarga Higgins dan diserang
oleh seorang wanita yang memegang boneka
dan teman laki-lakinya. John dan
polisi tiba dan membunuh
lelaki
yang hendak menyerang Mia sementara wanita pembunuh yang masuk ke rumah John dan Mia membunuh dirinya sendiri.
Perempuan
yang bunuh diri tersebut meninggalkan simbol berdarah yang tergambar di dinding
dan setetes darahnya jatuh pada wajah boneka
dalam pelukannya. Sebuah laporan berita keesokkan
harinya menunjukkan bahwa para
penyerang adalah Annabelle
Higgins dan pacarnya.
Mereka telah membunuh orang tuanya dan dikatakan telah menjadi bagian dari sebuah
sekte pemuja Setan.