Tanggapan Makalah DR Bambang
Noorsena, S.H., M.A.
“Tidak Ada Dasar Mempertahankan
Nama YHWH
Karena Tidak Ditemukan Dalam
Manuskrip Asli Perjanjian Baru”
Dalam
makalah yang disampaikan oleh DR. Bambang Noorsena di atas, sebenarnya lebih
ditujukkan kepada kelompok Saksi Yehuwa, karena isi pemaparan lebih bersifat
pernyataan Saksi Yehuwa yang ditanggapi khususnya terkait dengan penyematan dan
penggunaan nama YHWH (Tetragrammaton – Empat Huruf) dalam Kitab Perjanjian
Baru. Namun dikarenakan isi argumentasi dan sanggahannya berkaitan dengan
prinsip-prinsip yang diyakini oleh kelompok Sacred
Name dan kelompok Messianic Judaism
serta Mazhab Yudeo Kristen di Indonesia
– yaitu perlunya memulihkan nama Tuhan YHWH dalam Kitab TaNaKh dan Kitab
Perjanjian Baru, maka kajian tersebut perlu mendapatkan perhatian serius.
Dalam
makalahnya, DR. Bambang mengatakan, “Apakah
daarnya mengembalikan nama YHWH tersebut? Sebab sekitar 15.000 manuskrip PB
(Papyrus, Codex dan Lectiionaries) semua menerjemahkan YHWH menjadi Kurios
(Tuhan)? Diantara naskah-naskah tersebut, beberapa manuskrip Injil Yohanes yang
berasal dari tahun 125 M (P66, Papyrus Bodmer) yang hanya berjarak 35 tahun dari
Rasul Yohanes yang meningal di Efesus tahun 90 M. Bahkan di antara surat-surat
Paulus ada papyrus yang berasal dari tahun 85 M (P46), yang berjarak hanya 25
tahun dari kematian syahid Rasul di Roma tahun 67 M. Semua naskah kuno PB
tersebut yang mengutip Perjanjian Lama tidak ada yang mempertahankan nama YHWH,
semua menerjemahkannya menjadi Kurios (Tuhan). Ada yang menduga-duga bahwa
naskah-naskah asli tertua PB dahulu memuat nama YHWH, tetapi kemudian
dihilangkan dalam naskah-naskah yang lebih muda. Klaim itu tidak benar. Sampai
saat ini fragmen-fragmen PB tertua yang tertulis dalam papyrus juga
menerjemahkan YHWH menjadi Kurios (Tuhan). Manuskrip-manuskrip papyrus tertua
itu antara lain:
1. Papyrus Beaty (P45) tahun 150 M
berisi Mat, Mrk, Luk, Yoh dan Kis
2. Papyrus Beaty (P46) tahun 85 M
berisi 10 surat Rasul Paulus
3. Papyrus Bodmer (P66) tahun 125 M
berisi Yoh
Berikut ini beberapa contoh foto
manuskrip PB dalam bentuk payrus yang berasal dari tahun 85 M (P46), tahun 125
M (P75) dan kutipan ayat-ayat yang sama dalam bentuk codex (buku yang sudah
dijilid) dari tahun 325 M (Codex Vaticanus) dan dari tahun 400 M (Codex
Alexandrianus). Semua bukti-bukti kuno ini dengan jelas menunjukkan bahwa
sejak zaman Yesus dan rasul-rasul Kristus, lalu generasi murid-murid para rasul
(Apostolic Fathers) sama sekali tidak mempertahankan nama YHWH”[1].
Benarkah kesimpulan ini? Sebelum menguji data dan kesimpulan yang dilakukan DR.
Bambang Noorsena, kita akan lihat terlebih dahulu foto-foto papyrus yang
dimaksudkan oleh DR. Bambang Noorsena sbb:
DR.
Bambang Noorsena membuat komentar terkait P46 berisikan Roma 15:11-19 sbb: “Roma 15:11-19 (P46) yang berasal dari tahun
85M, kata YHWH dalam Mazmur 117:1 diterjemahkan dengan bahasa Yunani KN
(singkatan dari Kurion, artinya Tuhan). Mazmur 117:1 dalam bahasa Ibrani –
Halelu et YHWH kal goyim, shabekhuhu kal ha umim, tetapi dalam Septuaginta
(LXX) yaitu PL bahasa Yunani dari tahun 280 SM, yang diikuti oleh para rasul di
bawah ilham Roh Kudus, nama YHWH selalu diterjemahkan Kurios (Tuhan)”[2]
DR.
Bambang Noorsena membuat komentar terkait P66 berisikan Yohanes 1:21-30 sbb: “Yohanes 1:21-30 (P66) yang berasal dari
tahun 125 M, kata YHWH dalam Yesaaya 40:3 diterjemahkan Kurion (Tuhan). Dalam
bahasa Ibrani, Yesaya 40:3 yang dikutip Yohanes 1:23 berbunyi – Panu derekh
YHWH – dalam teks asli Perjanjian Baru diterjemahkan: ‘Persiapkanlah Jalan bagi
Kurios (Tuhan)’. Tidak ada satupun manuskrip PB yang lebih tua yang
mempertahankan YHWH”[3]
DR.
Bambang Noorsenan membuat komentar terkait P75 berisikan Yohanes 1:16-33 sbb: “Yohanes 1:16-33 (P75) yang berasal dari
tahun 175 M, foto manuskrip asli dengan alih aksara dalam bahasa Yunani modern.
Dalam Yohanes 1:23 dikutip Yesaya 40:3, kata YHWH diterjemahkan dengan Kurion
(Tuhan). Kata Kurios juga ditulis dalam bentuk singkatan KN, yaitu ‘Euthenate
ten hudon KN’ (Persiapkanlah Jalan bagi Kurion/Tuhan), semua teks asli PB
secara konsisten menerjemahkan nama YHWH, begitu juga salinannya dari abad
sampai kepada zaman kita sekarang”[4]
Sangat
disayangkan bahwa data-data yang tersedia dari papirus maupun manuskrip Kitab
Perjanjian Baru berbahasa Yunani yang dikemukakan DR. Bambang Noorsena langsung
disimpulkan sebagai bukti validitas perubahan nama YHWH menjadi Kurios. Yang
seharusnya dilakukan DR. Bambang adalah mempertanyakan mengapa Kitab Perjanjian
Baru berbahasa Yunani tidak menuliskan nama YHWH sementara Kitab TaNaKh
berbahasa Ibrani sebagai rujukkan nubuat dan pedoman moral para murid dan rasul
Yesus Sang Mesias, justru menuliskannya?
Fakta
yang kurang diungkap oleh DR. Bambang Noorsena adalah TaNaKh berbahasa Ibrani
telah diterjemahkan dalam bahasa Yunani yang disebut dengan Septuaginta. Di
sinilah benang merah yang akan menghubungkan dan menjelaskan mengapa naskah
Perjanjian Baru Yunani tidak menuliskan nama YHWH. Jika demikian, apa relevansi
Kitab Septuaginta dalam kajian ini? Kitab Septuaginta memiliki usia penulisan
yang lebih tua (300-200 sM) dari Masoretik Teks (920 Ms) dan Kitab Septuaginta
telah menjadi rujukkan bagi Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani saat
mengutip ayat-ayat profetik yang berkaitan dengan Mesias. Sebagaimana telah
diketahui bahwa Kitab Septuaginta telah mengubah tradisi lisan mengenai
pelarangan pengucapan nama YHWH di wilayah publik - dengan menggantinya dengan
sebutan Adonai dan Ha Shem - menjadi tradisi tertulis
dimana nama YHWH yang disapa Adonai
telah diterjemahkan dalam Kitab Septuaginta menjadi Kurios dan tradisi tertulis ini diteruskan oleh Kitab Perjanjian
Baru berbahasa Yunani dengan menuliskan Kurios
saat merujuk pada YHWH, sesuai dengan tradisi penerjemahan Septuaginta.
Apakah
Septuaginta itu?
Septuaginta
(disingkat LXX) adalah nama yang diberikan untuk terjemahan TaNaKh dalam bahasa
Ibrani ke dalam bahasa Yunani. Penerjemahan ini dilakukan di Alexandria atas
perintah Ptolemaus Philadhelpus (285-247 sM). Menurut laporan surat Aristeas,
penerjemahan ini dilakukan oleh 72
sarjana Yahudi yang menguasai Torah yang diambil dari tiap suku-suku Israel
sebanyak 6 orang. Setelah di jamu di istana raja selama 7 hari, ke-72 sarjana
Yahudi tersebut di bawa ke pulau Pharos dan tinggal di sebuah gedung yang
disebut dengan Heptastadion. Dengan pertolongan Tuhan, selama 72 hari. Lalu
hasil terjemahan tersebut di bawa kepada Ptolemaus dan dibacakan. Setelah puas
mendengarkan maka terjemahan yang disebut Septuaginta tersebut di simpan di
perpustakaan Ptolemaus di Alexandria Mesir[5].
Kitab
Septuaginta sendiri bukan hanya menerjemahkan TaNaKh dalam bahasa Ibrani (39
kitab) namun juga sejumlah Kitab Apokripa (yang tidak menjadi bacaan standar
dalam Yudaisme) seperti Yudit, Tobit, Baruk, Sirakh, Hikmat Salomo, 1-2
Makabee, 1-2 Esdras, tambahan Kitab Daniel, tambahan Kitab Ester dan Doa
Manasye[6].
Pada
Abad kedua, telah beredar sejumlah versi Septuaginta hasil terjemahan Aquila,
Symmachus, Theodotion hingga Origen dengan Hexaplanya. Aquila berasal dari
Pontus. Menurut catatan sejarawan Epipanius, Aquila terhubung dengan kekaisaran
Hadrian melalui pernikahan hingga Aquila mendapatkan kepercayaan untuk
membangun Yerusalem sebagai Aelia
Capitolina pada tahun 128 Ms. Ia sempat berpindah menjadi penganut Kristen
namun dikarenakan kebiasaannya melakukan praktek astrologi dilarang, membuat
dia kecewa dan berpindah menganut Yudaisme dan menjadi murid rabi Akiva[7]. Kitab
Talmud menuliskan bahwa Aquila berhasil menyelsaikan terjemahan di bawah pengaruh Rabi Akiva dan guru lainnya yaitu Eliezer ben Hyrcanus dan Joshua ben Hananya. Dapat
dipastikan bahwa terjemahan
Aquila telah muncul sebelum publikasi karya Irenaeus 'bernama Adversus
Hæreses yaitu sebelum tahun 177 Ms[8].
Berikut contoh manuskrip Aquila:
Aquila
menuliskan nama YHWH dalam terjemahan Septuagintanya dengan menggunakan huruf
Paleo Hebrew tinimbang menerjemahkannya menjadi Kurios. Contoh kutipan 2
Raja-raja 23:25 versi Aquila dimana nama YHWH muncul.
Masoretic
Text.
|
Aquila.
|
|
καὶ ὅμοιος
αὐτῷ οὐκ ἐγενήθη
εἰς
πρόσωπον
αὐτοῦβασιλεὺς
|
||
ὃς
ἐπέστρεψεν πρὸς
ἐν πάσῃ καρδίᾳ αὐτου
|
||
καὶ ἐν
πάσῃ
ψυχῇ
αὐτοῦ καὶ ἐν
πάσῃ
σφοδρότητι
|
Selain versi Aquila, ada tokoh lain yaitu Symmachus.
Menurut sejarawan Eusebeius dan Yerome, Symachus adalah seorang Kristen
Ebionite, sedangkan menurut Epipanius, dia adalah seseorang yang berlatar
belakang penganut Yudaisme dari Samaria. Geiger telah mencoba untuk mengidentifikasi dirinya dan
menghubungkannya dengan tokoh
Tannaitik
bernama Symmachus ben
Joseph; namun pandangan ini secara umum dianggap tidak berdasar sama sekali. Terjemahan Symmachus 'dari Alkitab memenangkan
pengakuan dan diadopsi banyak kalangan Kristen sehingga Origen kelak memasukannya
dalam daftar Hexapla-nya. Symmachus menulis dalam bahasa Yunani yang baik, relatif bebas dari unsur
Hebraisme dan dia berusaha untuk mereproduksi cita
rasa Yunani dalam terjemahannya. Sebagaimana pendahulunya (Aquila), Symmachus
akan menuliskan kata-kata Ibrani yang tidak terjemahkan dalam bahasa Yunani.[9]
Berikutnya adalah versi Theodotion Theodotion adalah seorang sarjana Yahudi
Helenistik, mungkin bekerja di Efesus, yang di
ca. AD 150
menerjemahkan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani. Masih menjadi
perdebatan di kalangan para ahli, apakah dia mengerjakan revisi Septuaginta, atau mengerjakannya dari naskah Ibrani
langsung. Pada abad ke-2 teks
Theodotion dikutip dalam Gembala Hermas dan karya Yustinus Martir
yaitu Dialog dengan
Trypho. Versi
terjemahannya diselesaikan dengan mengisi beberapa kekosongan dari Kitab Ayub
dan Kitab Yeremia dalam Septuaginta[10].
Terakhir adalah Origenes. Origenes atau Origenes Adamantius adalah seorang sarjana dan teolog
awal Kristen yang lahir dan
menghabiskan paruh pertama karirnya di Alexandria. Dia adalah seorang penulis
yang produktif di beberapa cabang teologi, termasuk kritik tekstual, eksegese
dan hermeneutik, teologi
filosofis, berkhotbah, dan kajian spiritualitas yang kesemuanya ditulis dalam bahasa Yunani.
Tidak seperti banyak Bapa Gereja lainnya, Origenes tidak pernah dikanonisasi sebagai orang suci karena
beberapa ajarannya secara langsung bertentangan dengan ajaran yang
dihubungkan dengan para rasul,
terutama Rasul Paulus dan Yohanes. Ajarannya mengenai pra-eksistensi jiwa, rekonsiliasi akhir dari semua
makhluk, termasuk bahkan mungkin iblis (apokatastasis), serta subordinasi Anak Tuhan kepada Sang Bapa, dianggap sangat kontroversial[11].
Dari
tangannya lahir karya besar bernama Hexapla (enam lapis). Hexapla adalah istilah untuk edisi kitab
suci TaNaKh dalam enam versi
terjemahan yang terdiri dari: Ibrani, Secunda (transliterasi Yunani untuk
bahasa Ibrani), versi Aquila, versi Symachus, versi editing Septuaginta, versi
Theodotion[12].
Berikut contoh penulisan Hexapla[13]
Septuaginta
Menerjemahkan TaNaKh Dari Sumber Yang Lebih Tua Dari Masoretik
Sejak
ditemukannya naskah TaNaKh di gua Qumran di Laut Mati, muncul berbagai
kesimpulan baru menyatakan bahwa naskah Septuaginta setelah diperbandingkan
dengan naskah TaNaKh di Gua Qumran justru menunjukkan keakuratan yang
signifikan dibandingkan dengan naskah Masoretik. Naskah Gulungan Laut Mati (Dead Sea
Scrolls) adalah kumpulan dari sekitar 850 dokumen, termasuk naskah Kitab
Suci Ibrani yang ditemukan di antara tahun 1947 dan 1956 di sebelas gua dekat
Qumran, sebuah benteng yang terletak di Barat Laut, Laut Mati di Israel (dalam
kurun waktu sejarah bagian dari Yudea). Kumpulan dokumen itu dituliskan dalam
bahasa Ibrani, Aramaik dan Yunani, sekitar Abad ke-2 SM dan Abad 1 Ms.
Naskah-naskah tersebut sangat penting, bukan hanya merupakan bagian dari dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan Kitab Suci Yahudi dari zaman itu namun juga dikarenakan
apa yang mereka katakan mengenai konteks agama dan politik zaman itu. Ditemukannya
sejumlah papirus dan manuskrip terkait Kitab TaNaKh dan Apokripa di gua Qumran
kawasan Laut Mati memberikan petunjuk pada sebuah waktu dimana proses
kanonisasi belum dilakukan sehingga berbagai kitab masih tersimpan dan
dipergunakan lebih dari daftar ke-39 kanon TaNaKh yang selama ini dipergunakan
baik oleh Yudaisme maupun Kristen.
Sebagaimana
telah dikatakan sebelumnya bahwa naskah Septuaginta setelah diperbandingkan
dengan naskah TaNaKh di Gua Qumran justru menunjukkan keakuratan yang
signifikan dibandingkan dengan naskah Masoretik. Masoretik adalah para penyalin
Kitab TaNaKh dalam bahasa Ibrani. Naskah tertua yang kita miliki berasal dari
Abad 9 dan 10 Ms seperti Codex Leningrad,
Codex Allepo, Cairo Genizah. Naskah TaNaKh versi Masoret inilah yang
kemudian menjadi rujukan penerjemahan dalam bahasa Inggris khususnya King James Version setelah ditemukannya
mesin cetak. Dua nama ahli Masoretik yang terkemuka adalah Aaron ben Moses ben
Asher dan Moshe ben Naphtali dari Tiberias. Selain naskah TaNaKh versi
Masoretik ada naskah Septuaginta yang merupakan terjemahan TaNaKh dalam bahasa
Yunani yang berasal dari Abad 2 sM.
Penemuan
naskah TaNaKh dan Apokripha di Qua Qumran mengubah semuanya. Hershel Shank
mengungkapka signifikasi penemuan naskah Laut Mati dan dampaknya terhadap
eksistensi TaNaKh versi Masoretik dan Septuaginta sbb: “What we learn by comparing the Hebrew base text to the Greek text of
the Septuagint is that the translators were very good and faithfully translated
the Hebrew text. Why, then, are there differences between the Septuagint and
the Masoretic text? The answer is that the Septuagint is a translation of a
slightly different Hebrew text than the Masoretic text. In a sense, this gives
greater authority to the Septuagint. As a great Biblical text scholar and
editor-in-chief of the Dead Sea Scroll publication team, Emmanuel Tov, has
remarked, “The Masoretic text is no longer the center of our textual thinking”[14]( Apa yang kita pelajari dengan membandingkan teks dasar Ibrani
untuk teks Yunani dari Septuaginta
adalah bahwa para penerjemah yang
sangat baik dan setia telah
menerjemahkan
naskah Ibrani. Namun
mengapa kemudian ada perbedaan ada antara
Septuaginta dan
naskah Masoret? Jawabannya adalah bahwa Septuaginta adalah terjemahan yang sedikit berbeda dari naskah Ibrani versi Masoret. Hal ini bermakna memberikan kewenangan yang lebih besar
untuk Septuaginta. Sebagai
seorang sarjana teks Alkitab yang besar dan
editor the Dead Sea Scroll publication, yaitu Emmanuel Tov, mengatakan, "The Masoret teks
tidak lagi pusat pemikiran
tekstual kami’).
Pengaruh
Septuaginta Dalam Kitab Perjanjian Baru Yunani
Yang
menarik, setelah diperbandingkan antara Kitab Perjanjian Baru Yunani dengan
Septuaginta, saat mengutip ayat-ayat dalam TaNaKh, justru memiliki tingkat
keakuratan yang signifikan dengan Septuaginta jika diperbandingkan dengan
Masoretik. Saya akan mengutip tabulasi yang dilakukan oleh Grant R. Jones sbb:
New/Old Testament Reference
|
New Testament/Septuagint
|
Old Testament/Masoretic Text
|
Matthew 1.23/ Isaiah 7.14
|
"Behold, a virgin shall conceive and bear a son, and his name shall
be called Emmanuel" (which means, God with us).
|
Behold, a young woman shall conceive and bear a son, and shall call his
name Immanuel.
|
Matthew 12.21/ Isaiah 42.4
|
"and in his name will the Gentiles hope."
|
and the coastlands wait for his law.
|
Matthew 13.14-15/ Isaiah 6.9-10
|
"For this people's heart has grown dull, and their ears are heavy of
hearing, and their eyes they have closed"
|
Make the heart of this people fat, and their ears heavy, and shut their
eyes
|
Matthew 15.8-9/ Isaiah 29.13
|
"in vain do they worship me, teaching as doctrines the precepts of
men."
|
and their fear of me is a commandment of men learned by rote
|
Matthew 21.16/ Psalm 8.2
|
"Out of the mouths of babes and sucklings thou hast brought perfect
praise"
|
by the mouths of babes and infants thou hast founded a bulwark
|
Luke 3.4-6/ Isaiah 40.3-5
|
"and all flesh shall see the salvation of God."
|
and all flesh shall see it together
|
Luke 4.18-19/ Isaiah 61.1-2
|
"to proclaim release to the captives and recovering of sight to the
blind"
|
to proclaim liberty to the captives, and the opening of the prison
to those who are bound
|
Acts 7.42-43/ Amos 5.25-27
|
"And you took up the tent of Moloch, and the star of the god Rephan,
the figures which you made to worship"
|
You shall take up Sakkuth your king, and Kaiwan your star-god, your
images, which you made for yourselves
|
Acts 8.32-33/ Isaiah 53.7-8
|
"In his humiliation justice was denied him, Who can describe his
generation? For his life is taken up from the earth."
|
By oppression and judgment he was taken away; and as for his generation,
who considered that he was cut off out of the land of the living
|
Acts 13.41/ Habakkuk 1.5
|
"Behold, you scoffers, and wonder, and perish"
|
Look among the nations, and see; wonder and be astounded
|
Acts 15.16-17/ Amos 9.11-12
|
"that the rest of men may seek the Lord, and all the Gentiles who
are called by my name"
|
that they may possess the remnant of Edom and all the nations who are
called by my name
|
Romans 2.24/ Isaiah 52.5
|
"The name of God is blasphemed among the Gentiles because of
you."
|
Their rulers wail, says the LORD, and continually all the day my name is
despised
|
Romans 9.27-28/ Isaiah 10.22-23
|
Though the number of the sons of Israel be as the sand of the sea, only a
remnant of them shall be saved"
|
For though your people Israel be as the sand of the sea, only a remnant
of them will return
|
Romans 10.20/ Isaiah 65.1
|
"I have shown myself to those who did not ask for me"
|
I was ready to be sought by those who did not ask for me
|
Romans 11.9-10/ Psalm 69.22
|
"Let their table become a snare and a trap, a pitfall and a
retribution for them; let their eyes be darkened so that they cannot see, and
bend their backs for ever."
|
Let their own table before them become a snare; let their sacrificial
feasts [Heb. - for security] be a trap. Let their eyes be
darkened, so that they cannot see; and make their loins tremble continually
|
Romans 11.26-27/ Isaiah 59.20-21
|
"The Deliverer will come from Zion, he will banish ungodliness from
Jacob"
|
And he will come to Zion as Redeemer, to those in Jacob who turn from
transgression
|
Romans 11.34/ Isaiah 40.13
|
"For who has known the mind of the Lord, or who has been his
counselor?"
|
Who has directed the Spirit of the LORD, or as his counsellor instructed
him?
|
Romans 15.12/ Isaiah 11.10
|
"The root of Jesse shall come, he who rises to rule the Gentiles; in
him shall the Gentiles hope."
|
the root of Jesse shall stand as an ensign to the peoples; him shall the
nations seek
|
Heb 1.6/ Deut. 32.43
|
"Let all God's angels worship him."
|
The MT omits this quotation
|
Heb 2.6-8/ Psalm 8.4-6
|
"Thou didst make him a little lower than the angels"
|
thou hast made him a little less than God
|
Heb 2.13/ Isaiah 8.17
|
"I will put my trust in him."
|
I will hope in him
|
Heb 3.15/ Psalm 95.7-8
|
"Today, when you hear his voice, do not harden your hearts as in the
rebellion."
|
O that today you would hearken to his voice! Harden not your
hearts, as at Meribah
|
Heb 8.8-12/ Jer. 31.31-34
|
"for they did not continue in my covenant, and so I paid no heed to
them, says the Lord"
|
my covenant which they broke, though I was their husband, says the LORD
|
Heb 10.5-7/ Psalm 40.6-8
|
"Sacrifices and offerings thou hast not desired; but a body hast
thou prepared for me"
|
Sacrifice and offering thou dost not desire; but thou hast given me an
open ear
|
Heb 10.37-38/ Hab 2.3-4
|
"and if he shrinks back, my soul has no pleasure in him."
|
Behold, he whose soul is not upright in him shall fail [Heb. - is
puffed up]
|
Heb 11.21/ Genesis 47.31
|
"By faith Jacob ... bowing in worship over the head of his
staff."
|
Then Israel bowed himself upon the head of his bed
|
Heb 12.5-6/
Prov 3.11-12 |
"For the Lord disciplines him whom he loves, and chastises every son
whom he receives."
|
for the LORD reproves him whom he loves, as a father the son in whom he
delights
|
James 4.6/ Prov 3.34
|
"God opposes the proud, but gives grace to the humble."
|
Toward the scorners he is scornful, but to the humble he shows favor
|
1 Pet 2.22/
Isaiah 53.9 |
He committed no sin; no guile was found on his lips
|
although he had done no violence, and there was no deceit in his mouth
|
1 Pet 4.18/
Prov 11.31 |
"If the righteous man is scarcely saved, where will the impious and
sinner appear?"
|
If the righteous is requited on earth, how much more the wicked and the
sinner!
|
Grant
R. Jones, The Septuagint in New Testament
http://home-arthlink.net/-rgjones3/Septuagint/spexescum.tm
Mengenai prosentasi kutipan masing-masing kitab dalam Septuaginta, Grant R.
Jones membuat tabulasi dimana Kitab Kejadian dikutip sebanyak 10%, Keluaran
dikutip sebanyak 10%, Kitab Imamat dikutip sebanyak 5%, Kitab Ulangan dikutip
sebanyak 14%, Kitab Mazmur dikutip sebanyak 23%, Kitab Yesaya dikutip sebanyak
20% serta sisanya sebanyak 18% dari kitab lainnya. Berikut tabel prosentasinya:
Grant
R. Jones, The Septuagint in New Testament
http://home-arthlink.net/-rgjones3/Septuagint/spexescum.tm
Secara lebih rinci dapat di lihat dalam tabel
berikut, dimana jumlah ayat dalam Kitab Kejadian sebanyak 1508 dikutip sebanyak
31 kali yang tersebar di Kitab Matius (2 x), Kisah Rasul (4 x), Roma (9 x), 1
Korintus (2 x), Galatia (1 x), Ibrani (6 x), Yakobus (1 x).
Book
|
# of
verses |
# of
quot. |
Quot.
freq. |
Mt
|
Mk
|
Lk
|
Jn
|
Acts
|
Rom
|
1 Cor
|
2 Cor
|
Gal
|
Eph
|
1 Tm
|
2 Tm
|
Heb
|
Jam
|
1 Pet
|
2 Pet
|
Total
|
17,764
|
320
|
18.0
|
54
|
27
|
26
|
14
|
40
|
61
|
17
|
10
|
10
|
5
|
1
|
1
|
37
|
4
|
12
|
1
|
Genesis
|
1508
|
31
|
20.6
|
2
|
2
|
-
|
-
|
4
|
9
|
2
|
-
|
4
|
1
|
-
|
-
|
6
|
1
|
-
|
-
|
Exodus
|
1213
|
31.33
|
25.8
|
4.33
|
3
|
2.5
|
0.5
|
11
|
3
|
1
|
1
|
-
|
0.5
|
-
|
-
|
3
|
0.5
|
1
|
-
|
Leviticus
|
859
|
15.33
|
17.8
|
3.83
|
2
|
2
|
-
|
1
|
2
|
-
|
0.5
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
1
|
-
|
Numbers
|
1288
|
2
|
1.5
|
0.5
|
-
|
-
|
0.5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Deut.
|
927
|
43.33
|
46.8
|
10.3
|
6.5
|
5.5
|
-
|
3
|
7
|
2
|
1
|
2
|
0.5
|
1
|
-
|
4
|
0.5
|
-
|
-
|
1 Samuel
|
810
|
1
|
1.2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2 Samuel
|
694
|
2.5
|
3.6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0.5
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
1 Kings
|
816
|
2
|
2.5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Job
|
1070
|
2
|
1.9
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Psalms
|
2461
|
76.5
|
31.1
|
9
|
5
|
7
|
7
|
11
|
12.5
|
3
|
2
|
-
|
2
|
-
|
-
|
16
|
-
|
2
|
-
|
Proverbs
|
915
|
6
|
6.6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
1
|
2
|
1
|
Isaiah
|
1292
|
65.5
|
50.7
|
11
|
4.5
|
6
|
4
|
5
|
18
|
6
|
2
|
1
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
6
|
-
|
Book
|
# of
verses |
# of
quot. |
Quot.
freq. |
Mt
|
Mk
|
Lk
|
Jn
|
Acts
|
Rom
|
1 Cor
|
2 Cor
|
Gal
|
Eph
|
1 Tm
|
2 Tm
|
Heb
|
Jam
|
1 Pet
|
2 Pet
|
Jeremiah
|
1364
|
5
|
3.7
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
Ezekiel
|
1273
|
1.5
|
1.2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1.5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Daniel
|
356
|
5
|
13.7
|
2
|
2
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Hosea
|
186
|
7
|
37.6
|
3
|
-
|
1
|
-
|
-
|
2
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Joel
|
73
|
2
|
27.4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Amos
|
146
|
2
|
13.7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jonah
|
48
|
1
|
20.8
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Micah
|
105
|
2
|
19.0
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Habakkuk
|
56
|
4
|
71.4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
1
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
Haggai
|
38
|
1
|
26.3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
Zechariah
|
211
|
7
|
33.2
|
3
|
1
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Malachi
|
55
|
4
|
72.7
|
1
|
1
|
1
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Nama
YHWH Muncul Dalam Beberapa Ayat di Septuaginta
Setelah
kita mengulas dan mengeksplorasi secara singkat mengenai sumber penerjemahan
Kitab Septuaginta yang merujuk naskah TaNaKh yang sezaman dengan naskah TaNaKh
yang ditemukan di gua Qumran, Laut Mati dan juga telah mengulas perihal
pengaruh Kitab Septuaginta dalam penyusunan dan pengutipan ayat-ayat dalam
TaNaKh, sekarang kita akan melihat bagaimana nama YHWH ternyata tetap bertahan
dan dipergunakan dalam penulisan dan penyalinan Septuaginta setidaknya hingga
Abad 9 Ms sebagaimana dikatakan Jewish Encylopedia sbb: “Over
the past several decades many fragments of ancient Greek versions of the Hebrew
Scriptures have been discovered wherein the divine name was found written,
usually in Hebrew letters. This indicates that the divine name was used in
Greek versions until well into the ninth century C.E. We are presenting ten
manuscripts that contain the divine name, along with pertinent information”[15]
(Selama beberapa dekade terakhir banyak
fragmen versi Yunani
kuno dari Kitab
Suci berbahasa Ibrani yang
telah ditemukan di mana nama
Ketuhanan ditemukan tertulis, biasanya dalam huruf Ibrani.
Hal ini menunjukkan bahwa nama Ketuhanan digunakan dalam versi terjemahan Yunani hingga memasuki abad
kesembilan Kami menyajikan sepuluh naskah yang
berisi nama Ketuhanan, bersama dengan informasi
terkait). Empat dari kesepuluh data
perkamen dan manuskrip tersebut al.,
Pertama, LXXP. Fouad Inv. 266 memuat nama
Ketuhanan dalam bentuk Tetragrammaton tertulis dalam karakter Ibrani di
beberapa tempat al: Ulangan 18:5, 5, 7, 15, 16; Ulangan 19:8, 14; Ulangan 20:4, 13, 18; Ulangan 21:1, 8; Ulangan 23:5; Ulangan 24:4, 9; Ulangan 25:15, 16; Ulangan 26:2, 7, 8, 14; Ulangan 27:2, 3, 7, 10, 15; Ulangan 28:1, 1, 7, 8, 9, 13, 61, 62, 64, 65; Ulangan 29:4, 10, 20, 29; Ulangan 30:9, 20; Ulangan 31:3, 26, 27, 29; Ulangan 32:3, 6, 19. Bentuk Tetragrammaton muncul sebanyak 49 di tempat yang
teridentifikasi sebagai Kitab Ulangan dan muncul 3 kali di tempat yang tidak
teridentifikasi yaitu fragmen 116, 117 serta 123. Papyrus ini ditemukan di
Mesir pada tarikh Abad I sM.
Kedua, LXXVTS
10a Membuat nama Ketuhanan dalam bentuk
Tetragrammaton ditulis dengan huruf Ibrani di beberapa tempat al.,
Yunus 4: 2;
Mikha 1: 1, 3; Mikha 4: 4, 5, 7;
Mikha 5: 4, 4; Habakuk
2:14, 16, 20; Habakuk 3: 9; Zefanya 1: 3, 14; Zefanya 2:10; Zakaria 1: 3, 3, 4;
Zakaria 3: 5, 6, 7.
Papyrus ini, ditemukan di gurun Yudea di sebuah gua di Nahal
Hever, bertarik Abad I Ms.
Ketiga, LXXVTS
10b memuat nama Ketuhanan dalam bentuk Tetragrammaton
ditulis dalam huruf Ibrani kuno di Zakharia 8:20; 9:1,4.
Perkamen ini ditemukan di
gurun Yudea di sebuah gua di Nahal Hever, bertanggal pertengahan Abad I Ms.
Keempat, SymP.
Vindob. G. 39777 membuat nama Ketuhanan
dalam bentuk Tetragrammaton ditulis
dalam huruf Ibrani kuno di sejumlah tempat sbb: Mazmur 69:13, 30, 31. Fragmen dari gulungan perkamen ini
merupakan bagian dari Mazmur 69 yang terletak di Symmachus (68 di
LXX), disimpan Museum Österreichische Nationalbibliothek, Wina,
dengan tarikh Abad 3-4 Ms.
Melihat
data papyrus dan perkamen Septuaginta di atas, dimana tiap-tiap kemunculan nama
YHWH di tengah-tengah struktur kalimat berbahasa Yunani dengan bentuk
Tetragrammaton dengan huruf Paleo Ibrani maka dapat disimpulkan bahwa Kitab
Septuaginta sempat menuliskan dan meneruskan serta mempertahankan penggunaan
nama Tuhan dalam terjemahannya sebelum kelak diubah sama sekali dengan
menggunakan kata pengganti Kurios.Jika
diperbesar, Tetragrammaton dalam bentuk Paleo Ibrani sbb:
Apakah
Yesus Sang Mesias Tidak Mengucapkan Nama YHWH?
Sebagaimana
sebelumnya DR. Bambang membuat kesimpulan, “Semua
bukti-bukti kuno ini dengan jelas menunjukkan bahwa sejak zaman Yesus dan
rasul-rasul Kristus, lalu generasi murid-murid para rasul (Apostolic Fathers)
sama sekali tidak mempertahankan nama YHWH”[16].
Namun benarkah Yesus dan para rasul-Nya tidak mempertahankan nama YHWH dalam
ajaran dan doa mereka?
Secara historis Abad I Ms merupakan titik awal pelarangan
pengucapan nama YHWH di tempat umum dan menjadi suatu ketetapan dikalangan
Yudaisme di Yerusalem. Setiap mereka mengucapkan nama YHWH, mereka akan
mengganti dengan bentuk euphemisme
(penghalusan) al., Shamayim (langit), Adonai (tuan), ha Kadosh
(yang kudus). Sebagaimana
tercatat dalam literatur Yahudi pra Mesias, yaitu Misnah sbb: “…di tempat suci, seseorang mengucapkan Sang
Nama sebagaimana tertulis, namun di luar tempat itu, harus dengan bentuk
euphemisme” (Misnah
Sotah 7:6; Berakhot Sotah 38b; Misnah Tamid 7:2).
Setelah penghancuran Yerusalem pada
tahun 70 Ms, mazhab Yahudi Farisi melarang penggunaan nama itu.
Berdasarkan halakha (keputusan rabinik), mereka
menyatakan bahwa nama itu “tersembunyi” (Berakhot Pesakh 50ª) dan
“harus dirahasiakan” (Berakhot Kiddush 71ª)[17]. Namun akar dan jejak pelarangan
penggunaan nama YHWH telah jauh ditetapkan sebelum Abad I
Ms. Sejak orang Yahudi kembali dari pembuangan Babilonia pada tahun 586 SM, ada
sebuah kesadaran baru untuk melakukan reformasi ibadah dalam Yudaisme. Salah
satunya adalah penghormatan terhadap nama YHWH. Meskipun secara literal tertulis dalam
Kitab TaNaKh, namun dalam ucapan sehari-hari, nama YHWH
digantikan dengan sebutan Adonai.
Ketika naskah TaNaKh diterjemahkan dalam bahasa Yunani oleh 72 rabi-rabbi
Yahudi, untuk kepentingan komunitas Yudaisme di Alexandria, Mesir, yang tidak
fasih berbahasa Ibrani, maka nama Yahweh yang jumlahnya 6007 kali muncul dalam
TaNaKh, digantikan dengan sebutan Kurios, yang setara dengan Adonai. Dengan demikian, pelarangan penggunaan nama YHWH telah
terjadi jauh sebelum Abad I Ms.
Untuk menjawab persoalan ini, biarlah
TaNaKh sendiri yang menjelaskan pada kita, mengenai apa yang dikehendaki oleh
Yahweh Sang Pencipta. Perhatikanlah beberapa firman YHWH di bawah ini:
I Tawarikh 16:8 “Bersyukurlah
kepada YHWH, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara
bangsa-bangsa!”
Mazmur 22:23 “Aku
akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji
Engkau di tengah-tengah jemaah”
Frasa, “qiru bishemo” (panggillah nama-Nya) dan “asaprah shimkha” (menceritakan
nama-Mu) memberikan
indikasi penting bahwa umat YHWH sebelum pembuangan Babilon, mengucapkan nama itu
dalam ibadat, doa, nyanyian dan percakapan sehari-hari. Tindakan itu
dikarenakan YHWH memerintahkan-Nya, “…lema’an saper shemi (dan supaya nama-Ku dimahsyurkan di seluruh bumi” Kel
9:16). Berkaca
terhadap TaNaKh sebagai otoritas tertinggi umat YHWH, maka pelarangan penggunaan nama YHWH tidak
mendapatkan rujukan teologis yang kuat. Itu hanyalah “halakhah rabinik” setelah pembuangan Babilonia, untuk tujuan
menyucikan nama YHWH.
Adakah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Yesus
menyebut nama YHWH? Ada.
Bukti Pertama, Yohanes 17:6 “Aku
telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan
kepada-Ku dari dunia”. Dalam Kitab Yohanes versi Yunani, kata “menyatakan nama-Mu”, dipergunakan frasa, εφανερωσα σου το ονομα (ephanerosa sou to onoma). Kata phanero bermakna “mewujud nyatakan”
atau “menampakkan”. Berbeda dengan exegesato yang bermakna “menggali
dari dalam agar dimengerti” dan apokalupto yang bermakna “membuka tabir,
maka kata phanero merupakan kata kerja yang dapat dipahami dan didengar
orang banyak. Konsekwensi pemahaman di atas, maka Yesus Sang Mesias tentunya telah mengajarkan,
mengucapkan, menyebut nama Yahweh sehingga dapat diketahui oleh para
murid-murid-Nya.
Bukti
kedua,
Dalam Matius 26:59-65 dilaporkan demikian: “Imam-imam kepala, malah seluruh Sanhedrin mencari kesaksian palsu
terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak
memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua
orang, yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Tuhan dan membangunnya kembali dalam
tiga hari." Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya:
"Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini
terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam.
Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Tuhan yang hidup, katakanlah
kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Tuhan, atau tidak." Jawab Yesus:
"Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai
sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Maha Kuasa
dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan
pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Tuhan. Untuk apa kita perlu saksi
lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
Perhatikan
frasa, “Bait Tuhan” dalam ayat 61 dan
“duduk di sebelah kanan Yang Maha Kuasa”
dalam ayat 64, dari rangkaian ayat di atas. Dalam TaNaKh,
tidak pernah disebutkan “Bait Tuhan” (Bet Elohim), melainkan “Bait YHWH” (Bet Yahweh) atau “Bait Suci (Bet ha Miqdash). Ini
bukti bahwa penulis Perjanjian Baru berbahasa Yunani, melakukan “euphemisme”
terhadap nama YHWH. Adapun pernyataan kedua,
mengutip TaNaKh, yaitu Mazmur 110:1 dan Daniel 7:13 yang digabungkan menjadi
satu. Dalam Mazmur 110:1, nama Yahweh muncul, namun dalam naskah Perjanjian
Baru berbahasa Yunani, dituliskan tes dunameos (Yang Maha Kuasa). Fakta
ini kembali membuktikan bahwa penyalin Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani,
menggunakan bentuk euphemisme terhadap nama YHWH dengan
sebutan pengganti[18]. Yang
menarik, dalam ayat 65, Imam Besar merobek pakaian Yesus dan mengatakan bahwa
Yesus mengucapkan perkataan hujat. Bandingkan dengan literatur Yahudi yang
disebut Misnah Sanhendrin 7:5 sbb: “Dia
yang menghujat, layak dihukum hanya ketika dia mengucapkan sepenuhnya Nama
Tuhan. Berkata Rabbi Yahshua ben Qorha, “Setiap hari pemeriksaan persidangan,
mereka menguji saksi dengan nama pengganti…Pada suatu kali pemeriksaan selesai,
mereka tidak akan membunuh dia yang menggunakan euphemisme, namun mereka
mengeluarkan setiap orang dan menanyakan kesaksian yang teramat penting dengan
berkata padanya, ‘katakan apa yang sesungguhnya kamu dengar?’ Dan dia
mengatakan apa yang dia dengar. Dan hakim menginjak kaki mereka dan merobek
pakaian mereka…” Bukankah
kemarahan Imam Besar membuktikan bahwa Yesus mengucapkan nama Yahweh sepenuhnya, sehingga Dia dituduh menghujat
dan pakaiannya dirobek?
Bukti ketiga, ada sebuah lietarur Yahudi kuno yang menurut Hugh Schonfield,
penulis buku According to the Hebrews, menyatakan sebagai “a hostile
parody” (sebuah ejekan yang mengandung permusuhan). Buku tersebut berjudul “Toledot Yeshu”. Meskipun kitab ini merupakan literatur yang beredar dikalangan
Yudaisme yang bersifat menentang hakikat Yesus sebagai Mesias Yisrael dan membuat cerita rekaan di dalamnya, namun
ada beberapa pernyataan di dalamnya yang menyiratkan sebuah kebenaran. Berikut
kutipannya: “Setelah Raja
Yannaeus wafat, istrinya yang bernama Helena memerintah atas Yisrael. Di Bait
Suci ditemukan Batu Fundasi yang bertuliskan huruf NAMA TUHAN YANG TIDAK
TERUCAPKAN. Siapapun yang mempelajari rahasia Nama itu dan menggunakannya, akan
mampu melakukan apapun yang dia inginkan. Namun para rabbi meletakkan
penjaga-penjaga sehingga tidak ada seorangpun yang memperoleh pengetahuan itu.
Patung singa terbuat dari kuningan diikat pada dua pilar besi di gerbang tempat
pembakaran korban. Siapapun orang yang bermaksud untuk mempelajari nama itu,
ketika mereka meninggalkan tempat itu, maka patung-patung singa itu akan
mengaum padanya dan segera dia akan melupakan rahasia yang bernilai tersebut.
Kemudian Yeshu datang dan mempelajari huruf Nama itu; dia menuliskannya pada
perkamen yang diletakkan di dalam paha yang telah disobek kemudian dijahitnya
untuk menutupi perkamen itu. Ketika dia meninggalkan tempat itu, patung-patung
singa itu mengaum dan diapun melupakan rahasia Nama itu. Namun ketika dia masuk
ke rumahnya, dia merobek daging pahanya dengan pisau dan mengeluarkan tulisan
itu. Kemudia dia menjadi ingat dan ingin menggunakan huruf-huruf itu. Dia
mengumpulkan tiga ratus sepuluh orang muda Yisrael dan mengutuk siapapun yang
berkata jahat mengenai asal-usulnya. Yeshu menyatakan bahwa “Aku adalah
Mesias”…Para pengacau bersamanya dan menanayakan, jika Yeshu adalah Mesias,
seharusnya dia memberika kepada mereka sebuah tanda yang meyakinkan. Kemudian
mereka membawa padanya orang lumpuh yang belum pernah berjalan. Yeshu
mengatakan pada orang itu huruf-huruf NAMA YANG TIDAK TERUCAPKAN, maka
orang kusta itu disembuhkan. Sehingga mereka menyembah dia sebagai Mesias,
Putra Yang Maha Tinggi”[19]
Dari pemaparan kisah di atas kita mendapatkan suatu
keterangan tersirat, bahwa meskipun nada cerita fiksi di atas hendak
merendahkan hakikat Yesus yang
berkuasa atas penyakit bahkan maut, karena Dia memang Mesias dan Putra Tuhan yang sejati, namun ada fakta yang tidak dapat
disangkal bahwa orang-orang Yahudi mengakui bahwa Dia mengucapkan Nama YHWH, yang oleh
mereka disebut dengan Nama Yang Tidak
Terucapkan. Kenyataan ini sejalan dengan perkataan Yesus bahwa diri-Nya telah menyingkapkan,
mewujudnyatakan, mengajarkan nama YHWH pada semua orang yang ditemuinya.
Jika melihat konteks keagamaan Yudaisme di zaman
Yesus dan rasul-rasul-Nya, memang nama YHWH tidak diucapkan di depan umum namun
bukan berarti Yesus dan para rasul-Nya tidak pernah dan menyuruh mengganti nama
YHWH. Sebutan Adonai (Kurios) untuk
YHWH yang kemudian menjadi tradisi tertulis dalam Septuaginta dan diteruskan
dalam Kitab Perjanjian Baru Yunani merupakan wujud respek dan penghormatan dan
bukan sama sekali perintah penggantian nama YHWH.
Kesimpulan
Dari
semua pembahasan di atas maka dapat kita simpulkan beberapa hal penting sbb: Pertama,
ketiadaan nama YHWH dalam naskah salinan Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani
bukan bermakna Yesus dan para rasul-Nya tidak mengucapkan nama YHWH melainkan
cara penyalinan kisah kehidupan Yesus dan ajaran para rasul dalam bahasa Yunani
dimana pola pengutipan TaNaKh untuk membuktikan kemesiasan Yesus dirujuk dari
naskah Septuaginta. Naskah Septuaginta merupakan terjemahan dari naskah TaNaKh
berbahasa Ibrani yang bukan berasal dari tradisi Masoretik melainkan dari
tradisi yang lebih tua dan sejaman dengan naskah TaNaKh yang ditemukan di Laut
Mati. Naskah Septuaginta yang mula-mula menuliskan nama YHWH dengan menggunakan
bentuk Tetragrammaton (empat huruf) dalam Paleo Ibrani bukan Ibrani Modern.
Dengan mengacu pada naskah Septuaginta yang sudah beredar dengan beragam versi
(ada yang menggunakan nama YHWH dan Kurios), maka Kitab Perjanjian Baru Yunani
merujuk pada naskah Septuaginta dimana nama YHWH dituliskan dengan bentuk
sapaan penghormatan dalam bahasa Yunani Kurios
sebagai padanan untuk sapaan Adonai
dalam bahasa Ibrani. Dengan demikian, Kitab Perjanjian Baru Yunani meneruskan
tradisi penulisan Kitab Suci non Ibrani dimana nama YHWH ditulis dengan sebutan
Kurios. Penulisan Kurios sebagai salinan untuk Adonai adalah wujud penghormatan
terhadap nama YHWH. Namun demikian baik Yesus dan para rasul tentu mengetahui
nama YHWH dan merekapun akan mengucapkan nama-nama tersebut sesuai tradisi
dalam Yudaisme yaitu dalam momentum ibadah baik ibadah harian maupun perayaan
Yom Kippur atau bahkan dalam beberapa percakapan dalam rangka menyampaikan
ajaran. Kedua, jika nama YHWH tidak relevan untuk dipergunakan dalam
pertemuan ibadah atau kegiatan keagamaan, bagaimana menjelaskan adanya fakta
bahwa sejumlah naskah Septuaginta tetap menuliskan nama YHWH dalam bentuk Paleo
Ibrani sekalipun ayat-ayat lainnya menuliskan dalam bahasa Yunani? Ketiga,
ketiadaan nama YHWH dalam naskah Kitab Perjanjian Baru Yunani bukan sebuah
petunjuk dan perintah bahwa orang Kristen tidak perlu mempersoalkan penting
tidaknya menggunakan nama YHWH dalam ibadah dan kotbah. Sebaliknya, setelah
kita mengetahui latar belakang historis ketiadaan nama YHWH dalam Kitab
Perjanjian Baru, justru kita tetap dapat merujuk pada TaNaKh baik yang
berbahasa Ibrani maupun terjemahannya yaitu Septuaginta khususnya Septuaginta
kuno dimana nama YHWH masih dipertahankan dan menjelaskan makna kata Kurios dalam Kitab Perjanjian Baru
khususnya saat mengutip TaNaKh, bahwa kata tersebut tiada lain menunjuk pada
nama YHWH. Untuk dapat mengetahui siapa YHWH tentu saja umat Kristen harus
mengetahuinya dari Kitab TaNaKh bahwa Dia adalah Tuhan Pencipta Langit dan Bumi
(Yes 42:5), Tuhan yang benar (Yer 10:10), Tuhannya Abraham, Ishak, Yakub (Kel
3:15), Sang Bapa (Yes 64:8). Dengan mengetahui terjemahan Kurios untuk Adonai
yang sebenarnya merujuk pada YHWH, maka menjadi jelas siapa Bapa yang
dimaksudkan oleh Yesus (Mat 6:9) dan siapa Tuhan yang mengutus Yesus (Yoh
17:3). Yesus Sang Firman yang menjadi manusia telah menjadi manusia[20]
dan disebut Anak Tuhan dan Mesias telah menyingkapkan siapa YHWH Bapa Surgawi
itu melalui seluruh ucapan dan perilaku-Nya (Yoh 1:18, Yoh 14:9).
[1] DR Bambang Noorsena, S.H., M.A., Tidak Ada Dasar Mempertahankan Nama YHWH
Karena Tidak Ditemukan Dalam Manuskrip Asli Perjanjian Baru, Makalah
disajikan dalam Forum Tengah-Bulanan yang diselenggarakan oleh ISCS di GBI
“House of Grace”, Royal Plaza, Surabaya, 17 Desember 2013, hal 3
[2] Ibid., hal 4
[3] Ibid., hal 5
[4] Ibid., hal 6
[5] H. St. J.
Thackeray, The Septuagint, The
International Standard Bible Encyclopedia (1915)
http://www.bible-researcher.com/isbelxx01.html
[7] Op.Cit., H. St.
J. Thackeray, The Septuagint
[8] Aquila, Jewish Encylopaedia 1906
http://www.jewishencyclopedia.com/articles/1674-aquila-akvlac-foreignchars-v02p034001-jpg-foreignchars
[11] Origen
https://en.wikipedia.org/wiki/Origen
[12] Hexapla
https://en.wikipedia.org/wiki/Hexapla
[13] Origen
http://www.factbook.org/wikipedia/en/o/or/origen.html
[14] Hershel Shanks,
The Dead Sea Scroll: What They Really
Say? Biblical Archaeology Society 2007, p.20
[15] Tetragrammaton, Jewish Encylopaedia,
1906
http://www.jewishencyclopedia.com/articles/14346-tetragrammaton
[16] Op.Cit., Tidak Ada Dasar Mempertahankan Nama YHWH Karena Tidak Ditemukan Dalam
Manuskrip Asli Perjanjian Baru, hal 3
[17] DR. James
Trimm, Nazarene & the Name of YHWH,
www.nazerene.net
[20] Teguh Hindarto,
Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia:
Pemahaman Mengenai Hakikat Yesus dan Implikasi Teologis dan Sosiologisnya
http://teguhhindarto.blogspot.com/2014/12/yesus-sang-firman-yang-menjadi_19.html
4 komentar:
Saya mau belajar. Kemana saya harus pergi? Tolong balas ke alamat email saya alfianugrah@yahoo.com
Untuk menjawab siapa nama Allah Bapa yang sebenarnya di Alkitab, seperti yang diperdebatkan oleh sekelompok orang percaya selama ini supaya tidak bingung,silahkan baca di WEB https://syaloomblog.wordpress.com/2020/05/08/nama-allah-bapa-di-kitab-perjanjian-baru
Sayang sekali ulasan Anda terlalu sederhana dan tidak memberikan tanggapan teologis dan ilmiah sebagaimana telah dilakukan dengan arttikel yang ditulis di atas.
Sebagaimana telah dituliskan dalam tanggapan sebelumnya mengenai Yohanes 17:12 yang menjadi landasan Anda mendakwa nama Bapa adalah Yesus, berikut persoalan yang Anda harus pecahkan yaitu:
Jika Anda berkesimpulan dari Yohanes 17:12 bahwa nama Bapa adalah Yesus maka konsekwensi logisnya “Yesus adalah Sang Bapa”. Namun dalam keseluruhan Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus tidak pernah menyebutkan dirinya sebagai Bapa – tidak pernah sekalipun – melainkan menyebut diri-Nya sebagai Anak Tuhan (Yoh 14:28). Bahkan rasul-rasulpun menyebut Yesus adalah Mesias dan Anak Tuhan (Mat 16:16). Jangankah rasul-rasul, Satan saja tahu bahwa Yesus adalah Anak Tuhan (Mat 5:7). Jika demikian faktanya, bagaimana mungkin Anda membuat kesimpulan bahwa nama Bapa adalah Yesus sementara Yesus tidak pernah menyebut diri-Nya sebagai Bapa melainkan Anak?
Anda bisa belajar dan memperdlam topik Kristologi ini dengan membaca beberapa tautan berikut:
SIAPAKAH NAMA BAPA SURGAWI DAN PUTRA-NYA?
http://bet-midrash.blogspot.com/2011/09/siapakah-nama-bapa-surgawi-dan-putra.html
NAMA MESIAS DALAM LIDAH BANGSA-BANGSA
http://bet-midrash.blogspot.com/2018/03/nama-mesias-dalam-lidah-bangsa-bangsa.html
AGUNGLAH RAHASIA IBADAH KITA: DIA YANG MENJADI MANUSIA
https://bet-midrash.blogspot.com/2019/09/agunglah-rahasia-ibadah-kita-dia-yang.html
SIAPA YANG MENJADI MANUSIA? TUHAN ATAU FIRMAN-NYA?
https://bet-midrash.blogspot.com/2019/09/siapa-yang-menjadi-manusia-tuhan-atau.html
MAKNA UNGKAPAN "AKULAH DIA"
https://bet-midrash.blogspot.com/2019/09/makna-ungkapan-akulah-dia.html
MAKNA KALIMAT "BARANGSIAPA TELAH MELIHAT AKU TELAH MELIHAT BAPA"
https://bet-midrash.blogspot.com/2019/09/makna-kalimat-barangsiapa-telah-melihat.html
APAKAH YESUS "BAPA YANG KEKAL" (AVI AD) DALAM YESAYA 9:5
https://bet-midrash.blogspot.com/2019/09/apakah-yesus-bapa-yang-kekal-avi-ad.html
MAKNA PERKATAAN YESUS, "KAMU ADALAH TUHAN" DALAM YOHANES 10:34
https://bet-midrash.blogspot.com/2019/09/makna-perkataan-yesus-kamu-adalah-tuhan.html
Posting Komentar