KOREKSI UNTUK SACRED NAME MOVEMENT DI INDONESIA
Untuk kesekian kalinya saya harus membuat kritik ilmiah terhadap kelompok Sacred Name Movement di Indonesia. Bagi mereka yang berminat membaca kritik ilmiah saya atas sejumlah asumsi yang dibangun oleh kelompok Sacred Name Movement di Indonesia dapat mengikuti kajian-kajian berikut:
Bukan Sekedar Nama Yahweh[1]
Apakah Nama Yahshua Tidak Ada Dalam Kitab Suci?[2]
Apakah Ha Brit Ha Khadasha, Kitab Perjanjian Baru Asli?[3]
Kritik ilmiah yang saya sampaikan bertujuan untuk menyampaikan apa yang benar dan membuat kita lebih banyak belajar agar kita tidak dituduh oleh saudara-saudara Kristen lain yang belum menerima kebenaran nama YHWH dengan julukan “kurang cerdas”. Tudingan “kurang cerdas” ini menjadikan cambuk agar saya dan komunitas yang saya pimpin untuk tampil menyampaikan kebenaran secara sistematis dan logis serta ilmiah. Setelah itu hiduplah dengan perilaku yang benar seturut dengan kebenaran yang diyakini dan bukan justru berbanding terbalik. Kita tidak bisa meyakinkan orang lain atas apa yang kita yakini benar jika cara kita menyampaikan kebenaran tidak dengan cara yang benar. Hal apa yang dimaksudkan dengan “cara yang tidak benar” sudah saya ulas dalam artikel berjudul, “Bukan Sekedar Nama Yahweh”[4]
Dalam kajian kali ini saya ingin mempertanyakan asumsi yang dibangun beberapa kelompok Sacred Name Movement di Indonesia bahwa tulisan di atas kayu salib saat Yesus disalibkan menunjuk pada nama YHWH (Yahweh) dan disimpulkan bahwa Yesus adalah YHWH yang menjadi manusia. Persoalan kesalahpahaman dalam menalar keilahian Yesus (Kristologi) dari kelompok Sacred Name Movement di Indonesia telah saya ulas dalam judul “Meluruskan Kesalahpahaman Seputar Keilahian Yesus”[5]
Benarkah asumsi di atas? Kita akan mengujinya dengan membaca Yohanes 19:19 sbb, “Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.". Dengan percaya diri, seorang pengajar Sacred Name Movement menuliskan kalimat di atas dalam bahasa Ibrani, “Yeshua Hanatsri WamelekHayehudim” sehingga terbentuk susunan YHWH. Apakah cara berpikir demikian dapat dibenarkan? Saya katakan argumentasi di atas bukan saja keliru dan tidak memiliki dasar dalam Kitab Suci bahkan sangat menggelikan. Dimana letak kekeliruan tersebut?
Pertama, soal eksistensi Kitab Suci Perjanjian Baru. Kelompok Sacred Name Movement sangat yakin bahwa Kitab Perjanjian Baru berbahasa Ibrani yang tersedia sekarang ini yaitu Hebrew New Testament dan Ha Brit ha Khadasha karya Franz Delitzh adalah Kitab Perjanjian Baru berbahasa Ibrani yang asli sehingga dapat dipakai sebagai rujukan paling benar dibandingkan naskah berbahasa Yunani dan Aramaik. Kesalahan berpikir mereka sudah saya ulas secara mendalam dalam kajian berjudul, “Apakah Ha Brit Ha Khadasha, Kitab Perjanjian Baru Asli”[6]. Kedua kitab yang menjadi rujukan mereka di atas sebenarnya hanyalah karya terjemahan Abad XIX dan bukan Kitab Perjanjian Baru berbahasa Ibrani yang asli karena sampai hari ini kita tidak memiliki bukti material adanya Kitab Perjanjian Baru berbahasa Ibrani. Yang kita miliki hari ini sebagai sumber bahasa Semitik adalah Peshitta Aramaik.
Jika kelompok Sacred Name Movement menjadikan Hebrew New Testament dan Ha Brit ha Khadasha karya Franz Delitzhsebagai rujukan utama, maka kita akan menguji apakah kedua kitab terjemahan berbahasa Ibrani tersebut mendukung asumsi mereka.
Hebrew New Testament
. יֵשׁוּעַ הַנָּצְרִי מֶלֶךְ הַיְּהוּדִים
Yeshua Hanazri Melek Hayehudim
Franz Delitzh
יֵשׁוּעַ הַנָּצְרִי מֶלֶךְ הַיְּהוּדִים
Yeshua Hanazri Melek Hayehudim
Dari perbandingan naskah terjemahan HNT dan Franz Delitzh saja asumsi bahwa nama yang tertulis dalam tiang salib membentuk huruf YHWH sudah gugur dan tidak terbukti. HNT dan Franz Delitzh justru memunculkan formasi YHMH bukan YHWH.
Kedua, Asumsi bahwa tulisan di atas tiang salib membentuk formasi nama YHWH kembali gugur saat dihadapmukakan dengan bukti material Kitab Peshitta Aramaik yang menurut Aramaic Primacist diyakini sebagai bahasa asli dari penulisan Perjanjian Baru yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Dalam Peshitta Aramaik tertulis demikian:
Peshitta Aramaic New Testament
ܝܶܫܽܘܥ ܢܳܨܪܳܝܳܐ ܡܰܠܟ݁ܳܐ ܕ݁ܺܝܗܽܘܕ݂ܳܝܶܐ܂
Yeshu Nazraya Malka Dyehuda
Formasi yang terbentuk justru menghasilkan susunan huruf yang semakin menjauh dari YHWH yaitu YNMD. Dengan demikian asumsi kelompok Sacred Name Movement di atas tidak bertahan dalam ujian naskah kuno dan sudah seharusnya diralat bahkan tidak dipergunakan sebagai pembuktian.
Ketiga, Frasa “Yeshua Hanatsri Wamelek Hayehudim” adalah pemaksaan pemikiran demi mencari pembuktian dukungan terhadap kebenaran nama YHWH sehingga memperkosa kaidah kebahasaan yang benar. Jika frasa di atas diterjemahkan akan menghasilkan kalimat, “Yeshua Orang Natsaret DAN Raja Orang Yahudi”. Padahal kata sambung We (Dan) tidak ada baik dalam naskah Yunani maupun Aramaik. Dalam naskah Yunani dituliskan sbb:
Westscott and Hort Greek New Testament
Ἰησοῦς ὁ Ναζωραῖος ὁ βασιλεὺς τῶν Ἰουδαίων
(Iesous ho Nazooraios ho Basileus toon Ioudaioon)
Dari kajian singkat di atas nampaklah pada kita bahwa pernyataan bahwa kalimat di atas palang salin membentuk susunan nama YHWH tidak memiliki landasan historis dan teologis sama sekali. Lebih kepada gothak gathuk mathuk(dicocok-cocokkan sesuai selera) dan tidak memiliki nilai keilmiahan sebagai pembuktian. Cara penyimpulan dengan cara di atas dalam Teologi disebut dengan Eisegesa yaitu pemaksaan opini terhadap teks sebagai kebalikan dari Eksegesa yaitu eksplorasi terhadap teks sehingga berbicara kepada pembaca.
Masih banyak data yang lebih berbobot yang dapat dipakai sebagai alat pembuktian mengenai relevansi nama YHWH baik dalam TaNaKh maupun Kitab Perjanjian Baru. Mari kita jauhkan dari sikap-sikap emosional fundamentalis dalam menyajikan kebenaran dan lebih menemouh jalur rasional akademis serta teologis dalam menyampaikan kebenaran perihal nama YHWH Bapa kita Surgawi sehingga banyak orang akan mengalami pencerahan dan pencerdasan.
END NOTES:
[1] http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/10/bukan-sekedar-nama-yahweh.html
[2] http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/10/apakah-nama-yahshua-tidak-ada-dalam.html
[3] http://teguhhindarto.blogspot.com/2012/03/apakah-ha-brit-ha-khadasha-kitab.html
[4] Op.Cit., http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/10/bukan-sekedar-nama-yahweh.html
[5] http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/02/meluruskan-kesalahpahaman-seputar.html
[6] Op.Cit., [6] http://teguhhindarto.blogspot.com/2012/03/apakah-ha-brit-ha-khadasha-kitab.html
0 komentar:
Posting Komentar