RSS Feed

CRACKING MISQUOTING JESUS (4)

Posted by Teguh Hindarto

Tanggapan Atas Pemikiran Bart Ehrman

Mengenai Validitas dan Reliabilitas Kitab Perjanjian Baru

Apakah Perbedaan Antar Salinan
Mengubah Pesan Aslinya Dan Mengubah Doktrin?

Pandangan  Ehrman berikutnya mengatakan bahwa salinan naskah Perjanjian Baru dibuat berabad-abad kemudian dan memiliki perbedaan yang signifikan sebagaimana dikatakan: “Dalam banyak kasus, salinan-salinan itu dibuat berabad-abad kemudian. Dan salinan-salinan itu berbeda satu dengan yang lainnya, dan bagian yang berbeda berjumlah ribuan. Sebagaimana akan kita lihat dalam buku ini, salinan itu-salinan itu berbeda satu dengan yang lainnya dalam begitu banyak bagian sehingga kita bahkan tidak tahu berapa banyak perbedaan  yang sebenarnya ada. Mungkin hal. Mungkin hal itu bisa lebih mudah dipahami dengan perbandingan berikut: jumlah perbedaan yang terdapat diantara manuskrip-manuskrip kita lebih banyak daripada jumlah kata-kata dalam Perjanjian Baru”[1]

Lebih jauh mengenai perbedaan naskah tersebut dipertajam pada pada Bab 3 sbb: “Dengan berlimpahnya bukti di atas, apa yang bisa kita katakan tentang jumlah total perbedaan yang diketahui dewasa ini? Para cendekiawan sedikit berbeda dalam perkiraan mereka-beberapa mengatakan ada 200.000 perbedaan yang diketahui, beberapa mengatakan 300.000 beberapa mengatakan 400.000 atau lebih banyak lagi! Kita tidak mengetahui angkanya dengan pasti karena meskipun adanya perkembangan yang mengesankan dalam teknologi komputer, belum ada seorangpun yang bisa menghitung semuanya. Mungkin, sebagaimana telah saya katakan sebelumnya, lebih baik hal itu diukur dari segi perbandingannya saja. Ada lebih banyak perbedaan di antara manuskrip-manuskrip kita daripada kata-kata dalam Perjanjian Baru”[2]. Sebelumnya Ehrman mengutip karya John Mill, cendekiawan dari Queens College, Oxford di bab yang sama sbb: “Berdasarkan kerja keras selama tiga puluh tahun mengumpulkan bahan itu, Mill menerbitkan naskah cetaknya, yang disertai sebuah aparatus berisi perbedaan-perbedaan antara semua bahan yang masih ada yang ia miliki. Betapa kagetnya para pembaca ketika melihat bahwa aparatus itu memat sekitar tiga puluh ribu perbedaan di antara bukti-bukti yang masih ada, tiga puluh ribu perbedaan dimana manuskrip-manuskrip, kutipan-kutipan bapa gereja, serta versi-versi yang mengandung bagian-bagian yang berbeda-beda untuk bagian-bagian Perjanjian Baru”[3]. Sungguh sebuah “fakta” yang mengejutkan.

Bagaimana menanggapi pernyataan Ehrman perihal jumlah kesalahan salinan teks dalam Perjanjian Baru Yunani?


Apakah yang dimaksudkan dengan variasi teks? Variasi teks adalah perbedaan kata dibagian manapun dalam manuskrip dan dapat berupa perbedaan susunan kata, pengurangan atau penambahan kata bahkan perbedaan ejaan. Jadi perbedaan paling remeh pun dihitung sebagai variasi. Demikian juga, satu manuskrip berbeda dengan semua yang lain pun dihitung sebagai variasi[4]. Darrel L. Bock dan Daniel B. Wallace membagi jenis variasi menjadi empat bagian sbb:
  1. Perbedaan ejaan
  2. Perbedaan minor karena merupakan sinonim atau perbedaan kata yang tidak mempengaruhi terjemahan
  3. Perbedaan berarti tetapi tidak masuk akal kalau diikuti
  4. Perbedaan berarti dan masuk akal untuk diikuti[5]
Dari hasil penelitian para ahli, mayotitas variasi teks yang ditemui adalah perbedaan ejaan belaka. Ketika membahas kategori keempat, “Perbedaan berarti dan masuk akal untuk diikuti”, Darrel L. Bock dan Daniel B. Wallace memberikan ulasan, ““Singkatnya, kurang dari 1% dari seluruh variasi teks merupakan perbedaan yang berarti dan masuk akal atau “bisa jalan” dan perbedaan yang “berarti” itupun bukanlah perbedaan yang sangat signifikan, melainkan hampir selalu merupakan arti teks yang minor”[6]

Kedua ahli Kritik Teks Perjanjian Baru tersebut memberikan contoh kasus Roma 5:1. Ada dua teks yang menuliskan secara berbeda yaitu: “Kami memiliki damai (echoomen)” atau “Mari kita memiliki damai” (echomen). Dalam bahasa Yunani, frasa “kami memiliki damai” bernuansa indikatif sedangkan frasa “mati kita memiliki damai” bernuansa subjunktif. Perbedaan diantara keduanya hanya dipisahkan oleh kata Yunani “omega” (o panjang) dan “omicron” (o pendek). Namun apakah kedua pernyataan tersebut kontradiski dengan ajaran Kitab Suci? Tidak bahkan keduanya bisa jalan. Jika Paul mengatakan agar orang Kristen memiliki damai (indikatif) maka Paul berbicara mengenai status orang Kristen dengan Tuhan melalui Mesias. Namun jika Paul menuliskan agar orang Kristen memiliki damai dengan Tuhan, maka Paul sedang mendorong pada orang Kristen agar berpegang pada kebenaran dasar hidup Kristiani dalam keseharian[7].

DR. Daniel Wallace secara terpisah dalam artikelnya menanggapi pernyataan Ehrman sbb, “In other words, the idea that the variants in the NT manuscripts alter the theology of the NT is overstated at best”.[8](Dengan kata lain, gagasan bahwa variasi teks dalam naskah Perjanjian Baru telah mengganti Teologi Perjanjian Baru adalah pernyataan yang berlebihan dari yang seharusnya). Bahkan Wallace menyebut upaya Ehrman tersebut seperti menakuti anak ayam dalam komunitas Kristen khususnya bagi mereka yang awal teologi dan ilmu Kritik Teks sehingga membuat kepanikan. Selanjutnya Wallace menegaskan, “Regarding the evidence, suffice it to say that significant textual variants that alter core doctrines of the NT have not yet been produced.[9] (Berdasarkan bukti, cukuplah dikatakan bahwa berbagai variasi teks yang dituduhkan telah mengganti doktrin utama Perjanjian Baru, tidak pernah terbukti).

Bukti ketidaksignifikanan variasi teks, dapat dilihat dalam beberapa kasus berikut:
  1. ‘Ιησούς αγάπα Παυλον – (Yesus mengasihi Paul)
  2. ‘Ιησούς αγάπα τον Παυλον – (Yesus mengasihi Sang Paul)
  3. ό ‘Ιησούς αγάπα Παυλον – (Sang Yesus mengasihi Paul)
  4. ό ‘Ιησούς αγάπα τον Παυλον – (Sang Yesus mengasihi Sang Paul)
  5. Παυλον ‘Ιησούς αγάπα – (Paul Yesus mengasihi)
  6. τον Παυλον ‘Ιησούς αγάπα – (Sang Paul Yesus mengasihi)
  7. Παυλον ό ‘Ιησούς αγάπα – (Sang Yesus mengasihi Paul)
  8. τον Παυλον ό ‘Ιησούς αγάπα – (Sang Pau Sang Yesus mengasihi)
  9. αγάπα ‘Ιησούς Παυλον – (Mengasihi Yesus Paul)
  10. αγάπα ‘Ιησούς τον Παυλον – (Mengasihi Yesus Sang Paul)
  11. αγάπα ό ‘Ιησούς Παυλον – (Mengasihi Sang Yesus Paul)[10]
Kesebelas varian teks tersebut sama sekali tidak mempengaruhi doktrin dan sendi-sendi keimanan terhadap keilahian dan kemesiasan Yesus serta ajaran-ajarannya.

Dengan demikian, jumlah varian teks yang jumlahnya sangat fantastis merupakan tugas tersendiri bagi ahli Kritik Teks Perjanjian Baru untuk menentukan pada ucapan yang paling dekat dengan aslinya tinimbang merisaukan hal itu sebagai sebuah ancaman terhadap validitas iman yang didasarkan pada teks Perjanjian Baru Yunani.



 -------------

[1] Misquoting Jesus, Kesalahan Penyalinan dalam Perjanjian Baru: Kisah dibalik Siapa Yang Mengubah Alkitab Dan Apa Alasannya, Jakarta: Gramedia Pustaka Tama 2006, hal xxiv.,

[2] Ibid., hal 92


[3] Ibid., hal 86


[4] Mendongkel Yesus Dari Tahtanya: Upaya Mutakhir Untuk Menjungkirbalikkan Iman Gereja Mengenai Yesus Kristus,Jakarta: Gramedia 2009, hal 64


[5] Ibid., hal 65

[6] Ibid hal 68


[7] Ibid., hal 69

[8] DR. Daniel B. Wallace, Th.M., Ph.D., Review ofBart D. Ehrman, Misquoting Jesus:  The Story Behind Who Changed the Bible and Why  
http://bible.org/article/review-bart-d-ehrman-imisquoting-jesus-story-behind-who-changed-bible-and-whyi-san-francisco

[9] Ibid.,

[10] Misquoting Jesus -- New Testament Textual Criticism
http://www.allaboutworldview.org/misquoting-jesus.htm



0 komentar:

Posting Komentar