RSS Feed

JEJAK PELAYANAN RASUL THOMAS DALAM EKSISTENSI KRISTEN SYRIA NASRANI DI KERALA INDIA

Posted by Teguh Hindarto



PENDAHULUAN

Beberapa bulan ini banyak pertanyaan serupa yang ditujukan pada saya baik melalui pesan singkat Hand Phone maupun Email serta Facebook yaitu “Apakah Nasrani itu” atau “Apakah Esseni itu?” Nampaknya pertanyaan tersebut berkaitan dengan beberapa gejala yang ditemui akhir-akhir ini bahwa di beberapa tempat muncul beberapa kegiatan kerohanian dengan menghubungkan diri mereka sebagai Nasrani atau Esseni Khasidim. Sayangnya mereka cukup ekslusif sehingga tertutup untuk dikaji mengenai siapa mereka namun anehnya mereka cukup gencar dalam mempublikasikan keberadaan diri dan ajaran mereka.

Dari berbagai laporan yang masuk dimana beberapa orang bertemu dengan komunitas ini dan hasil percakapan saya melalui surat menyurat elektronik dengan salah satu tokoh Nasrani di Indonesia, ada beberapa istilah yang dapat kita padukan untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai apa dan bagaimana Nasrani atau Esseni itu. Di sini saya hanya akan mendeskipsikan saja dan tidak memberikan penilaian. Beberapa istilah itu adalah sbb:

Despoyni/Desposini

Istilah ini merujuk pada kerabat Yesus Sang Mesias yang memegang tampuk kepemimpinan jemaat di Yerusalem yang sampai hari ini garis keturunan tersebut masih ada dan berkaitan dengan pemimpin Nasrani atau Esseni ini.

Klal Kristiani

Istilah ini dipergunakan untuk menamai semua ekspresi doktrin dan peribadatan Kristen yang non Nasrani (Katolik, Ortodox, Protestan dan ranting-ranting denominasi lainnya) yang mereka identifikasikan sebagai produk pemberontakan terhadap kepemimpinan rasul Yahudi dari Yerusalem khususnya sejak penamparan Mar Yosef I oleh Uskup Silvester pada tahun...Istilah ini sendiri secara hurufiah bermakna “Kristen Murtad” atau “Kristen Terkutuk”.

Bunda Gereja

Mereka mengklaim bahwa eksistensi mereka adalah Bunda Gereja dan sudah seharusnyalah gereja-gereja datang dan bertobat serta kembali ke pangkuan mereka sebagai pembawa ajaran yang benar. Mereka menolak untuk menghadiri kegiatan peribadatan kekristenan selain Nasrani dengan alasan adanya larangan dalam salah satu kanon yang mereka miliki.

Peshitta

Peshitta sendiri adalah Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Aramaik yang dipergunakan oleh gereja-gereja di wilayah Timur seperti Damaskus, Irak. Kelompok ini mengklaim bahwa semua kitab suci yang dimiliki gereja-gereja adalah hasil rampokan dari jemaat Nasrani dan mereka memiliki jumlah kitab yang lebih banyak dari kanon yang diterima Gereja yaitu sebanyak 66 kitab.

Didake

Oleh para peneliti naskah-naskah Kitab Suci, Didake dikategorikan tulisan non kanonik yang berisikan berbagai ajaran rasul-rasul terkait etika Kristen dan tata peribadatan. Isinya hanya terdiri dari 16 pasal singkat. Namun kelompok Nasrani mengklaim bahwa Kitab Didake sebagai bagian dari keimanan

Injil Thomas

Selain Peshitta dan Didake, Injil Thomas yang populer di Syria dan ditemukan naskahnya pada tahun 1945 di Mesir, menjadi kitab rujukan berikutnya.

Istilah-istilah Jenjang Kepemimpinan

Ada beberapa istilah yang dipergunakan untuk menjelaskan hubungan antara pemimpin dan anggota al, Rosh Av Kadmon, Rabban, Channer, Kahein, dll.

Demikianlah sekilas gambaran mengenai Nasrani dan Esseni yang akhir-akhir ini terdengar eksistensinya di sejumlah tempat di Indonesia khususnya di Jawa Tengah dan Jakarta. Saya sendiri tidak akan memfokuskan diri dalam membahas sejauh mana kebenaran ajaran dan legalitas keberadaan kelompok yang menamai dengan Nasrani atau Esseni dan mengklaim sebagai Bunda Gereja tersebut. Namun saya akan membahas secara historis eksistensi sebuah masyarakat Kristen di Kerala India yang memiliki sejumlah kemiripan dengan karakteristik gerakan di Indonesia yang akhir-akhir ini menamai dirinya dengan Nasrani dan mengklaim bahwa kepemimpinan mereka memiliki rantai kerasulan yang tidak terputus. Namun saya tidak bisa memastikan apakah mereka memiliki hubungan atau tidak. Fokus kajian ini adalah kajian historis mengenai Kristen Syria Nasrani buah Pekabaran Injil Rasul Thomas di India.

KRISTEN SYRIA NASRANI DI KERALA SEBAGAI BUAH PEKABARAN INJIL RASUL THOMAS

Asal Usul Kristen Nasrani di Kerala - Malabar[1]

Jumlah Umat Nasrani diperkirakan ada 5.6 juta.Umat Nasrani Syria Malabar, juga dikenal sebagai orang-orang Kristen Santo Thomas merupakan kelompok etnoreligius dari Kerala, India yang dekat dengan ragam gereja dari tradisi Kristen Santo Thomas. Mereka juga dikenal dengan orang-orang Kristen Syria Malabar, orang-orang Kristen Suryani atau orang-orang Kristen Syria. Mereka juga disebut dengan Nasrani Mapillas. dan merupakan keturunan orang-orang Yahudi Kokhin yang secara tradisional mengikuti Halakah Yudaisme yang dikenal dengan Juda Mappila. Orang Nasrani menganggap diri mereka sebagai keturunan mereka yang menjadi orang-orang Kristen di pantai Malabar pada permulaan Kekristenan, termasuk penduduk asli dan orang-orang Yahudi diaspora di Kerala.


Diduga bahwa istilah Nasrani berasal dari nama Nazarene yang dipergunakan oleh orang-orang Kristen Yahudi di Timur Dekat yang mempercayai keilahian Yesus namun tetap bertaut pada banyak perayaan-perayaan berdasarkan hukum Musa. Mereka mengikuti tradisi Kristen Ibrani Syria yang khas termasuk beberapa unsur Yahudi sekalipun mereka menyerap juga kebiasaan-kebiasaan Hindu. Asal usul mereka adalah Syria Kerala, kebudayaan mereka adalah India Selatan sementara iman mereka adalah Kristen Santo Thomas adapun bahasa mereka adalah Malayalam Banyak dari tradisi Yahudi yang telah dilupakan khususnya setelah Portugis menyerbu Kerala pada awal tahun 1500-a.n. Mereka secara umum dikenal sebagai orang-orang Kristen Syria yang dimaksudkan adalah liturgi Syria yang dipergunakan ibadat gereka pada awal kekristenan di India.

Orang Nasrani Syria Malabar terdiri dari beberapa umat perdana yang bergabung dengan Kekristenan di India dan banyak orang-orang Yahudi Malabar dari orang Yahudi diaspora di era Pra Kristen yang telah menetap di Kerala. Kemungkinan petobat awal menjadi bagian atau sepenuhnya dari “10 Suku Israel yang hilang”, tidaklah dapat dipastikan. Komunitas ini juga terdiri dari beberapa orang Kristen Aramaik kuno yang telah tinggal di Kerala termasuk di dalamnya orang-orang Nestorian yang melarikan diri dari penganiayaan. Imigrasi yang perdana terjadi selama Abad IV dan IX Ms. Orang Nasrani Knanaya mengklaim merupakan keturunan dari sejumlah kelompok imigran yang berangkat pada Abad IV.

Beberapa penulis mengklaim bahwa para petobat awal kebanyakan dari kalangan para Brahmin di Kerala yang disebut dengan Namboothiris namun beberapa yang lain menyatakan bahwa pernyataan tersebut dibuat oleh orang-orang Kristen kemudian hari untuk mendapatkan status kasta khusus dalam sistem kasta yang berlaku di India dan menyatakan tidak ada satupun bukti sejarah yang mendukung pernyataan tersebut. Pendapat tersohor menyatakan bahwa sejarah Namboothiri bermula di Kerala pada Abad VII Ms. sementara Kekristenan di India berasal dari Abad I Ms setelah Santo Thomas diduga mendarat di Kerala pada tahun 52. Ms. Selain itu beberapa orang lokal yang telah bergabung dengan Kekristenan perdana, kembali kepada iman mereka semula selama kebangunan Shaivite oleh sarjana Shaivite bernama Manikkavacakar.

Demikianlah komunitas yang terdiri dari banyak kelompok etnis Kerala termasuk kelompok Yahudi diaspora dari zaman pra Kristen, kelompok diaspora pedagang yang berbeda dari Muziris, para petobat lokal Malayalee, orang Kristen Aramaik yang telah menetap selama berabad-abad dan para Knanay.

Pesisir pantai selatan anak benua India tidak bisa dianggap remeh (sebagaimana hipotesa sejarawan Yahudi bernama Flavius Josephus, sebuah tempat yang disebut dengan Ophir dalam Perjanjian Lama) menjadi pintu gerbang dari dunia Mediterania menuju Kerala. Orang berdagang kayu jati, gading, rempah-rempah dan merak serta merupakan wilayah yang diberkahi dengan garis pantai yang indah dengan sejumlah pelabuhan dari Mangalapuram ke Kodunggallur yang juga dikenal dengan Cranganore, Di zaman lampau tempat tersebut dinamai Muziris dalam bahasa Latin dan Muchiri dalam bahasa Malalayam.

Rute perdagangan membawa bersama mereka bukan hanya kekayaan namun negara tanpa kebangsaan dan lahirnya pandangan dunia (worldviews). Cranganore menjadi salah satu tempat tinggal mula-mula dari para Yahudi diaspora dari zaman Perjanjian Lama. Mereka melanjutkan perdagangan dengan dunia Mediterania sehingga mendirikan jalur kuat di antara pesisir pantai sebelah selatan semenanjung India dan dunia Yudeo Romawi. Hal ini meletakkan hubungan atau fundasi bagi apa yang kemudian menjadi diaspora Yudeo Nazarean. Orang-orang Kristen yang berbahasa Aramaik yang kemudian datang ke Kerala dari Timur Tengah (yang mana mereka memiliki kerabatan dengan orang Yahudi yang tinggal di Kodunguloor) yang merupakan asal usul etnis Yahudi terbesar.

Peneliti Inggris bernama William Dalrymple melakukan perjalanan melintasi Laut Arabia menuju Kerala dengan perahu dengan cara yang sama sebagaimana yang disebutkan dalam naskah-naskah Yahudi kuno dan Romawi serta menujukkan bagaimana orang Yahudi Nasrani telah melakukan perjalanan dari Timur Tengah menuju Kodunguloor. Dia mengikuti jalan yang sama sebagaimana disebutkan dalam Kisah Thomas yang merupakan salinan yang masih tersedi di biara Gunung Sinai.

Istilah Nasrani Syria Malabar merupakan susunan yang terdiri dari aspek-aspek elemen tradisi kuno. Dalam istilah Syria sesungguhnya menunjuk pada orang Yahudi yang berbicara dalam bahasa Aramaik sibandingkan kota Syria itu sendiri, sementara istilah Malabar merupakan nama dari wilayah kuno yang masih tetap ada sampai hari ini di Kerala India. Istilah Nasrani Syria Malabar selanjutnya bermakna tradisi orang Kristen Yahudi dan keturnan mereka yang mengikuti Yesus dari Nazaret serta yang berasal dari pantai Malabar yang berada di selatan India.

Syair kepahlawanan Tamil yaitu Manimekkalai yang ditulis antara Abad II dan III Ms dari zaman literatur Sangam menyebutkan orang Nasrani dengan sebutan Essanis yang menunjuk pada salah satu dari sekte Yahudi yang terpisah dalam tubuh Nasrani yang disebut Essenes. Duta Besar Alfred pada tahun 833 Ms mengambarkan orang-orang Kristen Syria Nestorian orang yang makmur dan menikmati status yang tinggi di pesisir pantai Malabar. Marco Polo menyebutkan para Nasrani dan gereja kuno mereka di pesisir pantai Malabar dalam tulisannya yaitu Il Milione .

Orang-orang Kristen Yahudi ini percaya pada Yesus sebagai Mesias sekalipun tetap melanjutkan banyak dari tradisi Yahudi dan hukum Musa serta menyebut diri mereka sebagai Nazaren atau Nazrani yang artinya orang-orang Yahudi yang mengikuti Mesias Nazarene. Istilah Nazaren disebutkan untuk pertama kalinya dalam Kisah Rasul 24:5 di Kitab Perjanjian Baru. Istilah Nasrani sejatinya dipergunakan untuk menyebutkan pengikut-pengikut Yesus dari Nazare sementara istilah Kristianos atau Kristen dipergunakan sebagai penanda yang menunjuk kepada orang-orang non Yahudi yang mengikuti Kristus (Kis 11:26) (22). Sampai kedatangan Portugis pada tahun 1500-an, etos proto Nasrani Yahudi di Kerala bertumbuh subur bersamaan dengan adat istiadat dan tradisi Syria Persia.

Mereka memelihara upacara asli dari Kristen Yahudi perdana seperti kerudung untuk kepala mereka selama mereka beribadah. Pelayanan ibadah seperti dahulu dan tetap disebut dengan Qurbana yang berasal dari bahasa Ibrani Korba yang bermakna “persembahan”. Upacara tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu dalam tradisi Sabat Yahudi. Qurbana Nasrani dipergunakan sebagai nyanyian dalam bahasa Aramaik dan Suryani. Mereka juga percaya bahwa orang-orang Romawilah yang membunuh Yesus karena secara historis Yesus disalibkan; sementara bentuk eksekusi resmi Yahudi adalah dirajam namun bentuk resmi eksekusi Romawi adalah disalibkan. Arsitektur gereja perdana mencerminkan paduan antara gaya Kerala dan Yahudi.

Buku-buku Yang Mengkaji Asal Usul Kristen Syria Nasrani di India

Beberapa buku yang mengulas mengenai asal usul Kristen Syria Nasrani di Kerala India al.,


Origin of Christianity in India: A Historiographical Critique oleh DR. Benedict Vadakekara[2]

DR. Benedict Vadakkekara adalah sarjana peneliti di Capuchin Historical Institute Roma dan pustakawan dari Franciscan Mission History di Pontifical University Antonianum. Beliau merupakan anggota dari Saint Joseph Province  dari Ordo Franciscan Capuchin dan banyak menerbitkan tulisan yang terkait dengan sejarah Kekristenan Santo Thomas di India.


The Indian Christians of St. Thomas oleh Dr. Leslie Brown[3]

DR. Leslie Brown datang ke Kerala sebagai misionari dari Church Missionary Society. Selama 14 hun pelayanannya di India, DR. Brown telah membantu perkembangan persekutuan Gereja Anglikan di India. Dia juga menuliskan mengenai peribadahan gereja di India Selatan. DR. Brown kemudian bekerja sebagai Kepala Sekolah di seminari Teologi

Penganiayaan oleh Portugis[4] 

Tradisi Yudeo Nasrani dari kalangan Nasrani Syria Malabar disingkirkan ketika pasukan Portugis menyerbu Kerala dan mencela bahwa Nasrani sebagai iman Kristen  yang keliru. Mereka memasukkan upacara Eropa dan liturgi serta menghapuskan warisan Yahudi dari tradisi Nasrani. Orang Portugis menggambarkan orang Nasrani sebagai Yudais pemelihara Sabat.

Uskup Besar Menezes dari Goa mengadakan sidang Sinode Diamper di Kerala tahun 1599. Di dalam sidang tersebut dia memerintahkan agar semua naskah Nasrani Syria dibakar. Orang Portugis membakar Injil Thomas dan Kisah Thomas. Tujuan pembakaran tersebt oleh Menezes adalah untuk menghapuskan semua harta warisan keyahudian dan kekunoan. Diantara beberapa tuduhan tersebut, orang Nasrani didakwa agar tidak menyembah gambar orang kudus dan tokoh-tokoh Kitab Suci. Orang Portugis sama sekali menghapuskan arsip Nasrani mula-mula dan tradisi Ibrani Syriak dan memaksakan pada Nasrani bahwa mereka hanyalah penduduk lokal yang berpindah agama dan bukan keturunan mula-mula dari penduduk Yahudi yang telah berpindah agama Kristen melalui pelayanan Rasul Thomas. Hal ini berkebalikan dengan fakta sebagaimana dinyatakan dalam Kisah Thomas (salinan yang masih tersedia di biara Bukit Sinai) bahwa petobat awal dari Kekristenan oleh Rasul Thomas yang berada di Kerala adalah orang Yahudi mula-mula yang telah menetap di pesisir pantai Malabar.

Orang Portugis membakar hampir semua Kitab Suci Nasrani yaitu Peshitta Aramaik yang dikenal hari ini dengan sebutan Kitab Suci Aramaik yang hilang (Lost Aramaic Bible) yang didasarkan pada Targum Yahudi dan termasuk Injil orang Nazarene. Orang Portugis memaksakan ajaran bahwa orang Yahudilah yang telah membunuh Yesus. Orang Nasrani  - yang merupakan fosil hidup tradisi Kristen Yahudi - sampai kemudian kehilangan etos diri mereka. Hanya orang Nasrani dari masyarakat Knanaya yang tetap mempertahankan beberapa unsur asal usul keyahudian mereka dikarenakan tradisi mereka dalam melaksanakan endogami atau pernikahan keluarga diantara komunitas mereka sendiri sehingga tradisi keyahudian mereka terjaga.

Beberapa Aspek Tradisi Yudeo Kristen Syria Nasrani

Walaupun banyak tradisi Yahudi yang telah hilang, beberapa tradisi terpenting dan peribadatan menurut hukum Musa tetap terjaga. Simbol masyarakat Nasrani adalah menorah. Tradisi Yahudi lainnya yang masih tetap dilaksanakan oleh orang Nasrani adalah tradisi Pesaha-appam atau Roti Yang Tidak Beragi. Pada malam Pesakh, orang Nasrani akan melaksanakan Pesaha-appam bersama dengan Pesaha-pal atau susu coklat Paskah. Tradisi Pesaha-appam masih dilaksanakan oleh kebanyak umat Nasrani sampai hari ini.

Gereja Nasrani memiliki susunan tempat duduk yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Sampai tahun 1970-an Nasrani Qurbana tetap dinyanyikan dalam bahasa Syria Aramaik. Banyak dari nada-nada penyembahan Kristen Syria di Kerala merupakan sisa-sisa dari nada kuno warisan Syria lampau. Ruang Maha Suci dipisahkan oleh tirai merah sepanjang waktu dan baru dibuka saat pelaksanaan Qurbana atau Misa Nasrani. Baptis orang Nasrani tetap disebut dengan istilah Ibrani Syriak Mamodisa dan diikuti dengan banyak upacara kuno dari perayaan baptisan tersebut. Ini menunjuk pada apa yang disebut dalam bahasa Malayalam sebagai njana Snanam (kamar mandi hikmat). Berikut beberapa tradisi dan kebiasaan yang masih mereka pertahankan hingga sekarang sbb:[5]

  1. Simbol orang Nasrani adalah salib Persia atau yang disebut dengan Mar Thoma Sliba dalam bahasa Malayalam. Tidak begitu jelas dari sejak abad kapan salib ini dipergunakan. Menurut J. Raulin sampai memasuki Abad ke XVI, orang-orang Kristen Santo Thomas tidak menggunakan berbagai gambaran kecuali Salib Mar Thomas dalam gereja-gereja mereka
  2. Menutupi kepala selama ibadah mereka. Ini merupakan tradisi diantara keturunan Yahudi dari agama Abraham. Perilaku ini dilakukan oleh seluruh umat Nasrani sampai hari ini.
  3. Upacara pelayanan (liturgi) telah dan tetap dilaksanakan dengan sebutan Qurbana yang berasal dari bahasa Ibrani Qorban yang artinya “pengorbanan”
  4. Qurbana Nasrani dilagukan dalam bahasa Suryani (Syriak). Sampai tahun 1970 banyak gereja-gerej mengikuti liturgi Syriak
  5. Arsitektur dari gereja awal mencerminkan campuran antara Yahudi dan gaya Kerala India
  6. Pesaha, upacara perjamuan yang merupakan pembacaan kisah Paskah yang dirayakan diantara orang-orang Kristen Santo Thomas. Pelaksanaan Pesaha di rumah sebagai sebuah tradisi tidak terputus yang hanya dilakukan oleh orang-orang Kristen Santo Thomas lakukan di seluruh dunia. Ini merupakan katekisasi Paskah yang nyata dalam tiap-tiap keluarga
  7. Di tiap-tiap gereja ada pemisahan tempat duduk antara lelaki dan perempuan
  8. Banyak dari nada-nada peribadatan Orang Kristen Syria di Kerala merupakan sisa-sisa dari nada-nada Syriak kuno
  9. Ruang Maha Kudus dipisahkan dengan tirai merah sepanjang waktu dan baru dibuka saat beberapa bagian penting dari Qurbana
  10. Baptis tetap disebut dengan istilah Ibrani Syriak Mamodisa dan banyak mengikuti berbagai upacara kuno. Di Abad XX ini dalam bahasa Malayalam disebut dengan Njana Snanam (Mandi Hikmat)
  11. Banyak dari orang-orang Nasrani sampai hari ini tetap mempergunakan nama-nama yang bersumber dari Kitab Suci seperti orang Yahudi. Nama-nama yang bersumber dari Kitab Suci berdampingan dengan nama Yunani, Armenian dan nama-nama Syria menjadi nama populer dalam komunitas Nasrani sampai hari ini. Mereka mengawali atau mengakhiri nama-nama Kerala pada nama tradisional mereka. Kebiasaat penamaan demikian juga nampak diantara orang-orang Yahudi Sephardi yang kebiasaan mereka diadopsi oleh orang-orang Kristen Syria di Kerala.
  12. Setelah bayi dilahirkan, imam atau orang tua laki-laki akan menyerukan pada telingan bayi “Maron Yeshua Meshikha (Yesus Sang Mesias adalah Junjungan Agung) dan anak tersebut akan disusui dengan menambahkan tiga tetes madu dalam emas kecil yang telah digosok
  13. Berbagai tradisi yang masih bertahan adalah penggunaan Muthukoda (hiasan jendela) saat perayaan gerejaei, perkawinan dan perayaan lainnya. Kebiasaan ini dapat ditelusuri kembali sampai pada bangsawan Kristen Syria bernama Mar Sapir Iso yang hidup di Abad IX Ms. Sampai hari ini, tradisi dekorasi melengkung dan genderang serta menghias jendela merupakan bagian dari perayaan gereja. Dikarenakan keseimbangan keberadaan berdampingan beragama di Kerala maka tradisi ini menjadi dangat populer dengan komunitas lainnya.
  14. Orang-orang Kristen Santo Thomas diberikan hak untuk memiliki akses ke kuil Hindu dan wilayah suci. Beberapa orang Nasrani terkemuka menjadi contoh dan penyokong dana pada perayaan kuil Hindu. Mereka juga melaksanakan netralisasi kekotoran
  15. Orang Nasrani dan Hindu merawat individualitas mereka di Kerala dengan menginsyafi dan menerima kesamaan dan perbedaan. Batas-batas antara Kristen dan Hindu sangat kabur dalam beberapa kebudayaan yang berkembang luas seperti membangun rumah, astrologi, kelahiran dan pernikahan (menggunakan perekat cendana, susuk, beras dan kacang buah pinang)
  16. Kehidupan batin orang Nasrani diatur secara pasti oleh kewajiban liturgis dan secara khusus berdasarkan etika Kristen. Upacara kematian yang mencerminkan pokok pikiran orang-orang Kristen yang kanonik sangatlah jauh khususnya gagasan mengenai kehidupan setelah kematin serta persiapan terhadap penghakiman akhir.
  17. Orang-orang Kristen juga menerima julukan mulia. Istilah Taragam adalah kata yang berasal dari kata Tariff. Istilah Panikkar berkaitan dengan keahlian dalam pendidikan militer. Nama yang sangat umum dri orang-orang Kristen adalah Nasrani Mappila.
  18. Orang-orang Kristen dari Gereja Santo Thomas menerima liturgi Syiria Timur dari periode awal dan berkaitan dengan liturgi, berbagai sistem pemerintahan gerejawi seperti Metropolitan, Archdeacon dan Yogams menjadi organ yang berkembang dalam hubungannya dengan Gereja-gereja Syria Timur
Gaya Hidup Orang Kristen Syria Nasrani[6]

Orang-orang Kristen Syria Nasrani yang hidup di Kerala memiliki sejumlah karakteristik khas dalam berbagai bidang baik kesenian, kebudayaan, arsitektur, berpakaian serta keagamaan. Beberapa gaya hidup dan karakteristik khas yang menonjol sbb:

Nama-nama orang Kristian Syria dan Aspek-aspek Yang Terkait

Nama-nama mereka diambil dari Kitab Suci yang kebanyakan mengandung unsur Hebraik seperti Yohannan atau Yohanes, Yousef atau Yusuf, Mathayi atau matius, Yaakov atau Yakub bagi laki-laki. Sementara untuk wanita ada sejumlah nama yang menonjol seperti Mariamma atau Marya, Soshamma atau Susana. Beberapa nama yang mengandung aroma Aremia dan Yunani pun disematkan untuk membedakan diri mereka dengan komunitas Kristen lainnya seperti Kurian, Cherian, Alexander, Jose, Kuriakose, Paulose, Varghese atau Varkey atau George. Nama mereka dapat terdiri dari unsur nama ayah atau julukan yang disematkan dalam nama mereka sendiri. Namun ada juga dianara mereka yang menyematkan nama yang berbau Hindu.

Bahasa Sehari-hari 

Bahasa ibu mereka adalah Malayalam sebagaimana dipergunakan sebagai bahasa lokal Kerala. Namun ada banyak kata-kata Syria yang dipergunakan al, Mishiha (Kristus), Eesho (Yesus), Sliha (Rasul), Mar (Kudus), Sliba (Salib), Qurbana (Korban), Koodasha (Sakramen), Mamoodisa (Baptis), Kaasa (Cawan), Mad’baha (Mimbar), Ashaan (Pengajar), Malakha (Malaikat) dll.

Sejarah awal komunitas ini juga menyebutkan bahwa Nasrani di Kerala memiliki dan menyadari adanya Injil Matius bahasa Ibrani yang menunjukkan bahwa beberapa nenek moyang komunitas ini mungkin saja memehami ayat-ayat dalam bahasa Ibrani dan Aramaik sebagai tambahan selain bahasa Tamil sebelum bahasa Malayalam berkembang sepenuhnya pada tahun 1000 Ms.

Adat Istiadat Seputar Pernikahan 

Banyak adar istiadat Hindu dan Yahudi yang diikuti. Baik wanita Hindu maupun Nasrani memiliki anting-anting yang disematkan di sekitar leher mereka oleh mempelai lelaki yang disebut dengan Thali atau Minnu. Minnu dalam tradisi Kristen Nasrani berbentuk lembaran yang terdiri dari 21 manik-manik dan salib di tengahnya. Beberapa adat istiadat lainnya di seputar pernikahan al, penggunaan kanopi (Huppah), memberikan manisan pada masing-masing mempelai (Mathuram Kodukal), penggunaan tirai pada mempelai wanita (Manthrakodi) serta tukar cincin dimana semua tradisi tersebut dapat dilacak pada akar Yudaisme.

Pakaian Tradisional Nasrani


Pakaian tradisional orang-orang Kristen Syria kurang lebih sama dengan gaya berpakaian orang Kerala termasuk penggunaan Mundu atau kain pinggang dengan atau tanpa Kasavu dan Jubba atau Kurta bagi lelaki. Ada pula penggunaan Rendaam Mundu atau Thollmundu pada wanita yang diletakkan di bahu kanan. Para wanita Kristen Syria memiliki kebiasaan pakaian tradisional yang aneh yaitu menggunakan kain putih yang disebut dengan “Chatta Mundu” yaitu dipergunakan untuk menutup bagian atas tubuh dengan blus putih separuh atau penuh.

Penggunaan Perhiasan Mekkamothiram Atau Kunukku


  
Ini adalah anting-anting bulat besar seperti Bulan dan Matahari di telinga atas wanita Kristen Syria Nasrani.

Berkat Sebelum Wafat 

Berkat diberikan oleh ayah saat menjelang kematiannya di tempat tidur kepada anak mereka sebagaimana dilakukan oleh orang Yahudi. Beberapa konsep birkat tersebut sbb:

Bagi orang Nasrani: “Tuhan telah memberikan berkat kepada Abraham dan Abraham kepada Ishak dan Ishak memberikannya kepada Yakub ...lalu kepada nenek moyang saya...kepada orang tua saya....dan kepada saya...dan sekarang kepada anak laki-laki/perempuan, saya memberikannya padamu

Bagi orang Yahudi: “Diberkatilah Engkau YHWH Junjungan kami dan Tuhan nenek moyang kami, Tuhan Abraham, Tuhan Ishak dan Tuhan Yakub yang kekuasaanya dahsyat dan Tuhan yang disegani

Peraturan Mengenai Makanan

Mereka percaya bahwa Palappam dan Kallappam berasal dari makanan Yahudi kuno. Pesaha Appam atau Kalathappam setara dengan roti tidak beragi yang dipergunakan selama Pesaha Vyazham atau Kamis Maundy sebagai bentuk peringatan Paskah Israel.

Margamkali: Tarian-Tarian Khas Kristen Nasrani
  
Margam artinya Jalan yang tarian ini bermakna mengenai perkembangan pemikiran keagamaan Kristen. Tarian ini merupakan hasil dari kebudayaan pribumi. Tarian ini dipengaruhi pula oleh tarian yang populer di masa pra kedatangan Portugis yaitu tarian Kalaripayattu dan Sangamkali. Biasanya prajurit-prajurit Kristen Nasrani mengisi waktu luangnya dengan melakukan Margamkali dan untuk menghormati kedatangan Mar Thoma dan penyebaran Kristen di Kerala. Biasanya tarian ini ditampilkan saat ada pesta pernikahan atau perayaan-perayaan tertentu namun kemudian dalam perkembangannya tarian ini dilakukan oleh para wanita. Tarian dimainkan oleh 12 orang yang bergerak mengelilingi lilin. Lilin melambngkan Mesias dan penari berjumlah 12 melambang 12 rasul.

Nyanyian Ramban Pattu dan Veeradian pattu 

Ini merupakan nyanyian kuno yang bercorak balada yang berisikan kisah mengenai Rasul Thomas yang pergi ke gunung Malayatoor untuk memberitakan berbicara dengan Tuhan dan berdoa

Corak Keagamaan Kristen Nasrani 

Menurut tradisi Santo Thomas, Kekristenan Syria Nasrani jauh lebih tua dibandingkan Roma Katolik. Corak keagamaannya berciri khas Timur. Ada yang menghubungkan orang Kristen Nasrani Kerala dengan sekte Yahudi Esseni karena kesamaan kepercayaan mereka. Namun demikian Esseni tidak ada sampai hari ini sebagai komunitas. Esseni hanya ditemukan dalam halaman buku sejarah saja. Pusat perhatian Nasrani di Kerala adalah kehidupan sosial dibandikan pemberitaan Injil sebagaimana corak Kekristenan di Barat. Orang Nasrani banyak yang terjun dalam gerakan ekumenis maupun pentas politik.

Mereka adalah orang-orang yang giat dan aktif dalam organisasi keagamaan dan kebanyakan dari mereka beribadah pada hari Minggu. Peribadatan menggunakan bahasa Malayalam dengan disertai penggunaan bahasa Aramaik dalam beberapa bagian. Baptisan atau Mamoodisa dilaksanakan sebagain bagian dari sakramen awal. Gereja Episkopal menekankan baptisan anak dengan dipercik atas nama Bapa, Anak, Roh Kudus. Sementara beberapa kelompok lain yang tergabung dengan Gereja Pentakosta melaksanakan baptisan air. Perjamuan Tuan dilaksanakan dalam bahasa Aramaik yang disebut dengan Qurbana yang bermakna persembahan atau pengorbanan. Gereja-gereja yang sudah mapan melaksanakan Kayyasturi/Kaimutthu yaitu tradisi Timur kuno yang artinya “Ciuman Kudus” untuk meningkatkan kekhidmatan saat Perjamuan Tuan dilaksanakan. Ini dilaksanakan dalam bentuk berjabatan tangan. Tradisi ini sebagai simbol penghormatan dan persahabatan yang berakal dari peribadatan Bait Suci Yahudi.

Mereka juga melaksanakan puasa 24 hari sebelum Natal dan puasa 50 hari sebelum Paskah. Ada juga devosi untuk orang-orang kudus seperti Santo Thomas, Santo. Sebastian, Santo. Yusuf dan Santo. George ditandai dengan pengucapan doa Novena dan ziarah. Devosi terhadap Santo Thomas ditandai dengan ziarah ke gunung Malayattoor, devosi terhadap Santo George dilaksanakan dengan berziarah ke Gereja Edapally dan mengorbankan ayam untuk dimasak

Ibadah Harian Kristen Syria Nasrani

Sebagaimana kebiasaan dalam Yudaisme, Nasrani pun menandai awal waktu yang jatuh pada petang hari sebagai awal hari dan mereka akan melaksanakan ibadah harian yang disebut dengan Yaama Prarthanas dengan diisi doa-doa dan pembacaan Mazmur. Doa harian dilaksanakan tiga kali sehari dengan sebutan Leyla atau dalam katolik disebut Nocturn (doa malam) kemudian Sapra atau dalam Katolik disebut Matin (doa pagi) serta Ramsha atau dalam Katolik disebut Vesper (doa tengah hari)

Gedung Gereja


Sebagaimana Sinagoga sebagai sentrum ibadah dan pemberian ajaran Yahudi demikianlah Gereja menjadi pusat peribadatan Kristen Nasrani Syria. Susunan bangunan mencerminkan akulturasi kebudayaan antara Yahudi dan Hindu.

THOMAS SEBAGAI MURID YESUS SANG MESIAS 
(YAHSHUA/YAHUSHUA/YESHUA HA MASHIAKH)


Injil Yohanes memberikan pada kita gambaran yang lebih lengkap mengenai murid yang bernama Tomas, dibandingkan Injil-Injil Sinoptik atau Kisah Para Rasul[7]. Yohanes menyebutnya dalam bahasa Yunani dengan Didimus (Yoh 20:24) yang artinya setara dengan bahasa Ibrani Thom yaitu “Kembar”. Thomas muncul dan bergabung dengan para murid Yesus lainnya paska peristiwa penyaliban (Yoh 21:2-3). Namun dalam dalam bagian lain Kitab Yohanes, nama Thomas sebelumnya sudah muncul dan mengajak murid-murid lainnya untuk mengikuti Yesus sementara murid-murid mengajak Yesus untuk menyingkir akibat kebencian orang-orang Yahudi padanya (Yoh 11:16). Tomas juga terkadang terlihat seperti seorang peragu saat menanyakan kemanakah Yesus akan pergi padahal Yesus sedang berbicara mengenai kematian, kebangkitan dan kenaikkannya ke Sorga (Yoh 14L4-5). Sikap peragu Thomas nampak saat dia memmpertanyakan bukti kebangkitan Yesus dimana akhirnya Yesus menyuruh Tomas mencucukkan jarinya ke badan Yesus yang berlubang oleh tusukan tombak dan paku (Yoh 20:25) sehingga akhirnya dia berseru: “Ya Tuanku dan Tuhanku” (Yoh 20:28).

Ddesa Menurut tradisi, Thomas berlabuh ke India tahun 52 Ms dan melakukan pekabaran Injil di Cranganore (Kodungalloor, sekarang di Distrik Thrissur). Kemudian membangun 7 gereja di: Palayoor, Kodungaloor, Parur, Kokamangalam, Niranam, Nilackal, Kollam. Dan wafat sebagai Martir pada tahun 72 di Mylapore, Madras.[8]

Dalam lingkungan gereja-gereja Syria masih tersimpan surat Rasul Thomas dari India ke Edessa yang isinya sbb:

And after the death of the apostles there were Guides and Rulers in the churches, and whatsoever the apostles had committed to them, and they had received from them, they taught to the multitudes all the time of their lives. They, again, at their deaths also committed and delivered to their disciples after them every thing which they had received from the apostles; also what James had written from Jerusalem, and Simon from the city of Rome, and John from Ephesus, and Mark from the great Alexandria, and Andrew from Phrygia, and Luke from Macedonia, and Judas Thomas from India: that the epistles of an apostle might be received and read in the churches that were in every place, like those Triumphs of their Acts, which Luke wrote, are read; that by this the apostles might be known, and the prophets, and the Old Testament and the New; that one truth was preached by them all, that one Spirit spoke in them all from one God, whom they had all worshipped and had all preached. And the various countries received their teaching. “ (Setelah kematian para rasul muncullah Para Pemandu dan Pemimpin dalam gereja-gereja dan dalam hal apapun mereka melakukan sebagaimana yang dilakukan rasul-rasul dan mereka menerimanya dari para rasul serta mereka mengajarkan orang banyak sepanjang hidup mereka. Sebelum mereka wafat, merekapun telah melakukan dan menyampaikan kepada para murid-muridnya berbagai hal yang telah mereka terima dari para rasul; demikian juga mengenai yang telah Yakobus tuliskan dari Yerusalem dan Simon dari Roma, Yohanes dari Efesus, Markus dari Alexandria, Andreas dari Phrygia, Lukas dari Makedonia, Yudas Tomas dari India: Surat-surat rasul tersebut diterima dan dibacakan di setiap gereja di berbagai tempat sebagaimana kisah kemenangan mereka, sebagaimana Lukas tuliskan maka dibacakan; sehingga melalui hal ini para rasul dapat dikenal demikian juga para nabi, Kitab Perjanjian Lama serta Perjanjian Baru; satu kebenaran telah diberitakan kepada semua orang, satu Roh berbicara bagi semua orang dari satu Tuhan  yang mana mereka sembah dan saksikan. Dan masing-masing kota menerima ajaran mereka)[9]

Bahkan keharuman nama Santo Thomas menginspirasi Santo Efraim seorang doktor teologi, musisi, penyair, penafsir Kitab Suci dari Nisibis yang wafat tahun 363 Ms untuk membuat syair dan lagu yang memuliakan dan menghormati karya pelayanan Santo Tomas. Bishop A E Medlycott teah mengumpulkan syair dan lagu Santo Ephraem dan menerbitkannya dengan judul India and the Apostle Thomas”[10]


Blessed art thou, Thomas, the Twin, in thy deeds! twin is thy
spiritual power; nor one thy power, nor one thy name:
‘But many and signal are they; renowned is thy name among the Apostles.
‘From my lowly state thee I haste to sing.

Diberkatilah engkau, Thomas, Si Kembar dalam pekerjaanmu! Kembar dalam kekuatan spiritual; tidak ada satupun kekuatan yang sepertimu; tidak ada satu namapun yang menyamaimu. Betapa banyak dan bersinarnya mereka, namun namamu saya yang harum diantara para rasul. Dari kota yang kecil saya tergopoh-gopoh untuk menyanyi

‘Blessed art thou whom the Great King hath sent, that India to
his One-Begotten thou shouldest espouse; above snow and linen white,
thou the dark bride didst make fair.
‘Blessed art thou, who the unkempt hast adorned, that having
become beautiful and radiant, to her Spouse she might advance.

Diberkatilah engkau dimana Raja Agung telah mengutusmu, sehingga India menjadi milik  Anak-Nya Yang Tunggal yang engkau dukung; di atas salju dan lenan putih, engkau pengantin hitam yang membuat mereka bersinar.Diberkatilah engkau, sehingga dia yang tidak bersisir telah berdandan sehingga menjadi cantik dan bersinar, bagi suaminya dia bercumbu[11]

PENUTUP

Dari pemaparan sejarah orang-orang Kristen Syria Nasrani di Kerala India sebagai pewaris pekabaran Injil Rasul Thomas, kita melihat bagaimana mereka telah melakukan akulturasi kebudayaan dan mewarnai kebudayaan serta lingkungan sosial di sekelilingnya. Mereka tidak hidup secara ekslusif dan tercerabut dari akar kebudayaannya. Ini mengajarkan kepada kita bahwa Kekristenan bukan sebuah agama yang terlepas dari akar kebudayaan asli[12]. Sebaliknya kebudayaan asli diwarnai oleh nilai-nilai Kristiani (contoh: Tarian Margamkalli, dll). Sekalipun kita tidak menutup fakta bahwa merekapun kerap terjatuh pada sinkretisme budaya dan agama. Kelemahan ini tentunya yang harus dijauhi.

Namun demikian kita melihat keunikan orang-orang Kristen Syria Nasrani dalam hal pemeliharaan akar Yudeo Kristianitasnya dimana mereka masih tetap memelihara ibadah harian tiga kali sehari (Yaama Prarthanas) sebagaimana tefilah Shakharit, Minkhah dan Maariv dalam Yudaisme. Merekapun taat pada hewan-hewan yang dilarang dimakan dalam Torah dan berbagai aspek lain yang bercorak Semtik Hebraik. Inipun mengajarkan pada kita bahwa sudah seharusnya Kekristenan tidak melepaskan diri dari akar Semitik Hebraiknya. Kekristenan berasal dari Timur[13].

Kekristenan awal tidak meniadakan Torah sebagaimana terekam dalam Kisah 21:20 sbb:

Mendengar itu mereka memuliakan Tuhan. Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara Torah”.

Kekristenan awal tetap memelihara ibadah harian atau Tefilah dan ibadah pekanan yaitu Sabat sebagaimana dikatakan:

 “Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Tuhan” (Kis 3:1).

Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ” (Kis 13:14)

Kembali kepada pertanyaan di awal mengenai siapakah Nasrani Esseni itu? Jika yang ditanyakan adalah komunitas yang akhir-akhir ini hadir dan mengklaim sebagai penerus ajaran rasul-rasul dan kerabat Yesus yang disebut Despoyni, saya tidak memiliki pengetahuan mengenai hal itu karena sikap mereka yang ekslusif dan tertutup untuk dikaji baik kristologinya, eklesiologinya, pneumatologinya, eskatologinya. Yang ada adalah orang-orang Kristen Syria yang menamakan diri mereka dengan Nasrani dan mereka masih memelihara keunikan warisan sejarah pekabaran Injil Rasul Thomas dalam kehidupan sosial dan keagamaan mereka hingga hari ini meskipun mereka sudah banyak yang bergabung kepada Katolik dan Ortodox maupun Protestan, Pentakosta, dll.

Pesan akhir dari kajian mengenai Kristen Syria Nasrani di Kerala India ini adalah marilah kita kembali kepada akar Kekristenan kita yang berakar pada budaya Semitik Yudaik namun tetap tidak menghilangkan identitas lokal kita sebagai mahluk kebudayaan yang menjawab panggilan keselamatan dan anugrah YHWH Tuhan Alam Semesta di dalam Yesus Sang Mesias Putra-Nya Yang Tunggal, Firman-Nya yang menjadi manusia itu.

End Notes:

[1] Syrian Malabar Nasrani (http://tmp.kiwix.org:4201/A/Syrian_Malabar_Nasrani.html)

[2] http://nasrani.net/2007/02/19/book-review-origin-of-christianity-in-india-by-father-benedict-vadakkekara/

[3] http://nasrani.net/2009/03/16/the-indian-christians-of-st-thomas-by-dr-leslie-brown/

[4] Ibid.,

[5] Some of the traditions and rituals among the Syrian Christians of Kerala (http://nasrani.net/2008/04/15/lifestyle-of-kerala-syrian-christians/)

[6] Lifestyle of Kerala Syrian Christians (http://nasrani.net/2008/04/15/lifestyle-of-kerala-syrian-christians/)

[7] J.I. Packer, Merril C. Tenney, William White, Dunia Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas 1993, Hal 165

[8] Prof George menanchery, The Nazranies (http://nasrani.net/2007/07/31/book-reviewthe-nazranies-by-prof-george-menanchery/)

[9] Letters of St. Thomas the Apostle to Edessa from India (http://nasrani.net/2008/09/20/letter-of-st-thomas-the-apostle-to-edessa-from-india/

[10] Hymns of Saint Ephraem (Ephrem) the Syrian  on Apostle Thomas and India (http://nasrani.net/2008/05/20/hymns-of-saint-ephraem-ephrem-the-syrian-on-apostle-thomas-and-india/)

[11] Ibid.,

[12] Band. Teguh Hindarto, Saya Orang Jawa Kristen Bukan Orang Kristen Jawa (http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/04/saya-orang-jawa-kristen-bukan-orang.html)

[13] Band. Teguh Hindarto, Kekristenan & Kesemitikan (http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/02/kekristenan-kesemitikan.html)


0 komentar:

Posting Komentar