Disampaikan dalam menyambut Perayaan 400 Tahun
Terjemahan Kitab Suci King James Version 1611-2011
Tgl 2 Mei 2011 lalu merupakan perayaan 400 tahun kehadiran terjemahan Kitab Suci dalam bahasa Inggris bernama King James Version. Di bulan Mei ini masih ada sekitar 70-an event perayaan yang sedang direncanakan di Inggris. Tgl 7 Mei lalu juga dilaksanakan perayaan di St. Mary the Virgin Church, Datchet yang sangat meriah dan disertai presentasi mengenai sejarah penerjemahan Kitab King James Version. Sementara itu di St. John’s College di Cambridge akan dilaksanakan pameran. Di Skotlandia dilaksanakan pembacaan secara maraton, seminar, konfrensi dan konser. Sementara itu Oxford University Press (penerbit King James Version sejak Abad XVII) akan mensponsori pencetakan khusus 1520 halaman dalam rangka ulang tahun ke 400.
Sementara itu di Amerika Serikat tidak kalah ramainya perayaan di kawasan sabuk Kitab Suci yaitu kawasan yang masih menjunjung nilai-nilai Kristiani dan Kitab Suci seperti di Dunham Bible Museum di Houton, Texas. Kemudian seminar di Ohio State University di Columbus dengan mengundang seorang novelis ternama yaitu William Faulkner.
Mengapa perayaan tersebut begitu meriah dan menjadi agenda nasional di negara Inggris dan Amerika? Kita akan melihat latar belakang sejarah penerjemahan Kitab Suci hingga munculnya versi berbahasa Inggris King James Version.
Sampai tahun 400 Masehi belum tersedia terjemahan Kitab Suci dalam berbagai bahasa khususnya dalam bahasa Inggris. Hanya para imam dan orang tertentu saja yang memiliki kemampuan membaca bahasa Ibrani dan Yunani. Terjemahan yang umumnya tersedia pada waktu itu adalah dalam bahasa Latin yaitu Vulgata karya Yerome atas perintah Paus Damasus I pada tahun 382. Vulgata sendiri merupakan sebuah revisi terjemahan dari bahasa Latin kuno yang diterjemahkan dari sumber berbahasa Ibrani. Vulgata sendiri artinya “bahasa yang umum dipakai”. Sejak jatuhnya kekaisaran Romawi maka semakin sedikit orang yang memiliki kemampuan bahasa Latin dan para pemimpin Katolik membatasi wewenang membaca dan menafsirkan Kitab Suci sehingga tidak sembarangan orang membacanya.
Tahun 1380-an sudah ada usaha untuk untuk menerjemahkan dalam bahasa Inggris oleh seorang doktor teologi dari Universitas Oxford bernama John Wycliffe. Bermula dari perlawanan John Wycliffe terhadap pernyataan Paus bahwa inventaris gereja di Inggris adalah milik Paus di Roma. John Wycliffe mencari dalil tersebut dalam Kitab Suci namun tidak menemukan. Upaya dia mendorongnya kemudian untuk menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Inggris. Namun terjemahan John Wycliffe dilarang beredar dan siapapun yang memilikinya akan diambil dan dibakar.
Tahun 1500-an upaya berikutnya dilakukan oleh William Tyndale yang menerjemahkan Kitab Suci secara mandiri dari bahasa Ibrani dan Yunani ke dalam bahasa Inggris. Penerjemahan karya William Tyndale disponsori oleh pengusaha kaya bernama Humprey Monmouth. Namun karena sejak tahun 1408 sudah dikeluarkan undang-undang pelarangan setiap orang membaca dan menerjemahkan Kitab Suci tanpa seijin pejabat gereja maka upaya William Tyndale mendapat tentangan dari gereja.
Pada Tgl 6 Oktober 1536 Tyndale ditetapkan hukuman mati bagi Tyndale. Sebelum algojo mencekik Tyndale, beliau berdoa demikian: “Ya Tuhan, bukalah mata Raja Inggris”. Setelah beliau mati dieksekusi algojo mayatnya kemudian dibakar. Nasib yang sama dialami Tyndale seperti yang terjadi pula pada John Wycliffe setelah 44 tahun penguburannya, ada sekelompok orang yang fanatik dan membenci beliau membongkar makamnya dan membakar tulangnya dan membuangnya ke sungai Swif.
Enam puluh tujuh tahun setelah kematian William Tyndale tepatnya pada tahun 1603 atas perintah Raja James I yang baru saja dilantik sebagai raja atas Skotlandia dan Britania maka dibentuklah tim penerjemah Kitab Suci yang terdiri dari 54 sarjana yang mahir dalam bahasa Ibrani dan Yunani. Usulan penerjemahan berasal dari DR. John Reynolds pada 1603 dalam rangka penghormatan pelantikan raja James I. 90% hasil terjemahan King James Version merujuk pada hasil terjemahan William Tyndale dan selesai tahun 1611 dan dinamai Authorized Version (versi yang resmi dan diijinkan sekarang). Setelah melalui beberapa kali revisi maka tahun 1762 namanya diganti menjadi King James Version Bible atau Kitab Suci versi Raja James.
Terjemahan King James Version yang sepenuhnya merujuk pada teks berbahasa Ibrani dan Yunani dan merujuk pada karya terjemahan William Tyndale telah membawa pengaruh luar biasa pada peradaban Eropa dan Amerika. Alan Thomas dalam bukunya berjudul Great Books and Book Collectors menyatakan demikian: “Tidak ada buku yang lebih besar pengaruhnya dalam bahasa Inggris selain King James Version” (1998, hal 110). Demikian pula Nazir-Ali seorang teolog Inggris menyatakan dalam sebuah artikel berjudul A Cure for Our National Amnesia sbb: “Tanpa tradisi penerjemahan Kitab Suci ini , mustahil untuk memahami bahasa, literatur, seni atau bahkan ilmu pengetahuan dari peradaban kita. Kitab ini menyediakan temas besar dalam hal seni dan literatur: mengenai kebaikan dan kejahatan, mengenai penebusan dan pertobatan mengenai kebangkitan dan kekekalan. Kitab ini telah memberikan inspirasi terbaik akses yang luar biasa terhadap arsitktur. Kitab ini mendasari dan melindungi konstitusi dan tradisi resmi kita” (Standpoint, November 2010).
Scott Ashley dalam artikelnya berjudul Read the Book! Menjelaskan demikian: “Jika kita mendaftarkan buku-buku terbaik, maka buku tersebut akan terus menerus menjadi daftar yang terbaik dengan jutaan copy terjual dan diberikan dari tahun ke tahun. Buku itu telah diterjemahkan dalam 2000 bahasa dan dialek. Buku itu adalah Kitab Suci atau Bible” (Good News Magazine, March-April 2011, hal 12). Bahkan jika kita mencari kata King James Version di mesin pencari Google di internet maka akan diperoleh hasil sebanyak 7.110.000 artikel dan kajian (WORLD 2 May 2011 Ubiquitous King James version of the Bible 400 years old, http://www.newsahead.com). Bahkan layanan Kitab Suci versi King James Version secara eletronik dapat dinikmati dalam kompouter pribadi atau Hand Phone, Ipads, Iphone dll.
Demikianlah sekelumit sejarah King James Version dan popularitas Kitab Suci TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris yang turut mempengaruhi dan membentuk watak dan moral serta peradaban Barat. Sekarang sudah tersedia lebih dari versi terjemahan Kitab Suci dalam bahasa Inggris al., Revised Standard Version, American Standard Version, New International Version, Young’s Literal Version, Jerusalem Bible Version, dll.
Namun pada Abad XIX terjadi kemerosotan moralitas dan agama yang melanda peradaban Barat yang mengimbas sampai hari ini sehingga mempengaruhi sikap mereka terhadap agama dan Kitab Suci. Survey yang dilakukan Barna Research Group menemukan fakta bahwa hanya satu dari tiga orang Amerika membaca Kitab Suci dan dapat menyebutkan keempat Injil. Bahkan survey itupun memnemukan fakta bahwa tidak sampai separuh dari quisioner yang mampu menyebutkan lima dari sepuluh perintah Tuhan di Sinai.
Puluhan dan ratusan tahun lalu, para pemimpin dan peletak dasar peradaban Barat hidup dipengaruhi oleh nilai-nilai Kitab Suci TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru. Dwight Eisenhower, Presiden Amerika memuji Kitab Suci dengan mengatakan sbb: “Kitab Suci menopang zaman. Peradaban kita dibangun di atas kata-kata yang tertulis di dalamnya. Tidak ada buku lain yang berisikan koleksi hikmat yang diilhamkan, kenyataan dan harapan”. Presiden Winston Churchill dengan tegas menyatakan mengenai Kitab Suci sbb: “Kita menolak dengan memandang rendah semua mitos dan usaha terpelajar yng menyatakan bahwa Musa bukan lain hanyalah tokoh dongeng”. Ratu Victoria yang memerintah Inggris Raya pernah berkata: “Buku yang berharga bagi kejayaan Inggris”. Demikian pula Abraham Lincoln pernah berkata: “Dengan hormat terhadap Buku Agung ini, tiada lain saya berkata, ini adalah anugrah terbaik dari Tuhan yang telah diberikan pada manusia”. Akhirnya kita dengar pengakuan George Washington presiden pertama Amerika dan sebagai bapak pendiri bangsa mengenai Kitab Suci sbb: “Adalah tidak mungkin memimpin dengan benar dunia ini tanpa Tuhan dan Kitab Suci” (Scott Ashley, Good News Magazine, March-April 2011, hal 12).
Kita telah melihat bagaimana Kitab Suci TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru membawa pengaruh atas sebuah peradaban. Dan kita telah melihat bagaimana kondisi Amerika dan Eropa akhir-akhir ini dimana terjadi kemerosotan luar biasa dibidang agama dan moralitas akibat ditinggalkannya agama dan Kitab Suci.
Bacaan kita kali ini mengingatkan mengenai nilai dan manfaat dari Kitab Suci sbb: “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Mesias Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Tuhan memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Tuhan diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Tim 3:15-17). Kata “sejak kecil” dipergunakan bahasa Yunani βρεφους (brephous) yang artinya bisa “belum lahir” atau “kanak-kanak”. Artinya Kitab Suci telah menjadi pedoman sejak usia dini. Kita pun seharusnya menjadikan Kitab Suci sebagai pedoman hidup dan menanamkannya pada anak-anak kita sejak dini. Orang Yahudi mengenal upacara Bar/Bat Mitswah dimana anak-anak usia 13 tahun telah khatam membaca Torah dan dirayakan. Tradisi ini dilestarikan dalam Islam dimana setiap anak-anak yang telah khatam membaca Qur’an akan dirayakan dengan meriah dan berkeliling kampung dan jalanan. Bagaimana dengan Kekristenan?
Ayat di atas memberikan pemahaman pada kita bahwa Kitab Suci memberikan sejumlah manfaat sbb:
Memberi hikmat
Amsal 1:7 mengatakan sbb: “Takut akan YHWH adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”. Kitab Suci berisikan firman dan hikmat Tuhan. Dengan kita membaca dan memahaminya maka kita akan memperoleh hikmat. Hikmat membuat seseorang bijaksana dan penuh pertimbangan dalam melakukan segala tindakan. Hikmat menolong seseorang keluar dari persoalan yang pelik dan berat.
Menuntun pada keselamatan
Dikatakan dalam 1 Petrus 1:10-11 sbb: “Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Mesias, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu”. Kitab TaNaKh berisikan pula berbagai nubuat perihal Sang Mesias Juruslamat yang akan menghapuskan dosa yang berujung pada maut. Membaca Kitab Suci menuntun kita pada keselamatan yang disediakan Tuhan YHWH melalui Yesus Sang Mesias Anak-Nya Yang Tunggal
Mengajar
Dikatakan dalam Yesaya 48:17 sbb: “Beginilah firman YHWH, Penebusmu, Yang Mahakudus, Tuhan Israel: "Akulah YHWH Tuhanmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh”. Supa seseorang apakah jalan yang ditempuhnya benar atau tidak, seseorang harus diajar. Jika kita membaca Kitab Suci maka kita diajar oleh Tuhan untuk berjalan di jalan yang benar dan menghindarkan diri dari perbuatan tercela.
Menyatakan kesalahan
Keluaran 20:4-6 menyatakan sbb: “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, YHWH Tuhanmu, adalah Tuhan yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku”. Dengan membaca Kitab Suci kita mengetahui perbedaan mana yang benar dan mana yang salah. Kita dapat mengetahui perbedaan yang kudus dan yang najis. Kita dapat mengetahui dilarang dan mana yang diperbolehkan. Pelanggaran atas semua yang dilarang, yang dikategorikan salah dan najis merupakan sebuah kesalahan dan harus menerima konsekwensi hukuman. Supaya kita tahu apakah kita telah melakukan kesalahan atau kebenaran maka mutlak perlu membaca Kitab Suci.
Memperbaiki kelakuan
Mazmur 119:9 mengatakan demikian: “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu”. Kita memiliki sejumlah perilaku baik dan perilaku buruk. Kitab Suci yang berisikan Firman Tuhan memberikan petunjuk dan peringatan agar kita memiliki perilaku yang utama atau maksimal.
Bagi mereka yang memiliki perilaku malas, Tuhan berfirman: “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" --maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata” (Amsal 6:6-8).
Bagi mereka yang memiliki perilaku temperamental atau pemarah, Tuhan berfirman melalui rasulnya demikian: “Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh” (Pengktb 7:9). Demikian pula dikatakan demikian: “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah” (Yak 1:19).
Bagi mereka yang suka memfirnah dan bergosip, Tuhan berfirman demikian: “Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah YHWH” (Im 19:16)
Bagi mereka yang memiliki perilaku penakut dan tidak beriman akan kuasa Tuhan, Firman Tuhan mengatakan demikian: “Jika YHWH berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada YHWH, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang YHWH menyertai kita; janganlah takut kepada mereka" (Bil 14-8-9).
Bagi mereka yang memiliki kegemaran dengan sihir dan perdukunan, Firman Tuhan mengatakan demikian: “Dan apabila orang berkata kepada kamu: "Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit," maka jawablah: "Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada tuhannya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?" (Yes 8:19). Demikian pula dikatakan demikian: “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua" (Why 21:8)
Mendidik orang dalam kebenaran
Dikatakan dalam Ayub 5:17-18 demikian: “Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Tuhan; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula”. Demikin pula dikatakan dalam Ibrani 12:9-11 demikian: ”Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya”. Ketika kita diizinkan tidak memiliki apapun, Tuhan sedang mendidik kita untuk percaya bahwa manusia hidup bukan dari roti saja. Ketika kita diizinkan dijauhi sanak famili oleh karena kebenaran, Tuhan sedang mendidik kita untuk memahami bahwa kita memiliki Bapa yang sejati yaitu YHWH di dalam Yesus Sang Mesias. Ketika kita diizinkan sakit, Tuhan sedang mendidik kita agar kita berharap pada kuasa-Nya.
Didikan memang tidak menyenangkan namun hasilnya adalah kebaikan. Didikan memang menyakitkan namun hasilnya adalah sukacita.
Demikianlah beberapa manfaat Kitab Suci bagi orang beriman. Kitab Suci memberikan manfaat-manfaat yang luar biasa sebagaimana di atas jika kita membaca dan memahami serta melakukannya. Manfaat-manfaat tersebut tidak akan memiliki dampak apapun jika kita tidak membaca, memahami dan melakukannya dalam kehidupan keseharian. Bukankah kebahagiaan datang bagi mereka yang merenungkan Firman Tuhan sebagaimana dikatakan: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh tetapi yang kesukaannya ialah Torah YHWH, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam” (Mzm 1:1-2). Bahkan dengan kuat dikatakan dalam Mazmur 119:97-100 demikian: “Betapa kucintai Torah-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu”
Sejumlah manfaat tersebut menjadi perlengkapan kita untuk berbuat kebaikan terhadap sesama kita sebagaimana dikatakan, “Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Tuhan diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik”. Kata Yunani εξηρτισμενος (echertismenos) bermakna “lengkap”, “sempurna”. Dengan membaca, memahami dan melakukan Firman Tuhan dalam Kitab Suci TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru, maka semua orang beriman yang adalah milik Tuhan memiliki kesempurnaan dan perlengkapan penuh untuk perbuatan baik di tengah-tengah kehidupan keseharian.
3 komentar:
Didikan memang tidak menyenangkan namun hasilnya adalah kebaikan. Didikan memang menyakitkan namun hasilnya adalah sukacita.
(I like the quote!!!)
Terimakasih atas partisipasi dan apresiasi Anda. Salam pencerahan...
Terimakasih untuk pencerahannya sangat membantu. Tuhan Yesus Memberkati !!!
Posting Komentar