Dalam suatu percakapan, Yesus bertanya pada Petrus demikian, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” (Mat 16:13-14). Pertanyaan itu dilontarkan Yesus saat berada di Kaisarea Filipi.
Setelah puas mendengar keterangan Petrus mengenai pendapat orang mengenai siapakah Mesias, maka Yesus bertanya demikian, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Dan Petruas memberikan jawaban tegas, "Engkau adalah Mesias, Anak Tuhan yang hidup!" (Mat 16:15-16). Atas jawaban Petrus, Yesus bukan hanya puas namun berkata, “"Berbahagialah engkau Simon ben Yonah sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga” (Mat 16:17-19).
Apa arti pernyataan Yesus atas jawaban Petrus? Pertama, Yesus memberikan konfirmasi bahwa diri-Nya adalah Mesias yang dinanti-nantikan dalam harapan orang Yahudi. Kedua, pengakuan kemesiasan atas diri-Nya bukan sebuah upaya akademis belaka melainkan sebuah anugrah Tuhan yang memberikan pengertian dan penyingkapan. Ketiga, Jemaat Mesias akan tetap berdiri di atas pengakuan kemesiasan Yesus dan sebagai Anak Tuhan. Pengakuan tersebut adalah batu karang yang kokoh yang membuat Jemaat Mesias tidak akan dapat dikuasai alam maut.
Yesus mulai menyingkapkan siapa diri-Nya dan untuk apa Dia hadir ke dunia ini. Pernyataan Yesus mengenai siapa diri-Nya merupakan bentuk kesadaran diri-Nya bahwa Dia adalah Mesias, Anak Tuhan yang dijanjikan dalam Kitab TaNaKh. Persoalannya, Yesus tidak suka popularitas dan belum saatnya untuk membuka tabir siapakah diri-Nya, sebagaimana dikatakan dalam Matius 16:20 sbb: “Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias”.
Pemahaman Mengenai Mesias
Dalam TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim)
Kata Mesias berkaitan dengan kata Mashakh dan Moshia. Kita akan mengkaji secara singkat ketiga kata tersebut sbb:
משׁח (MASAKH) artinya PENGURAPAN OLEH MINYAK
“Elisha harus kau urapi (mashakhu) menjadi nabi” (1 Raj 19:16)
משׁיחו (MESHIAKH) artinya YANG DIURAPI
“Inilah Firman kepada orang yang Ku-urapi” (meshikhu, Yes 45:1)
מושׁיע (MOSHIA) artinya PENYELAMAT/JURUSLAMAT
“Dia akan mengirim Juruslamat (moshiah) kepada mereka” (Yes 19:21)
Jadi, kata Mesias bermakna Yang Diurapi/dituangkan minyak untuk melakukan tugas tertentu. Seorang yang hendak menerima tugas dan jabatan sebagai imam dan raja akan menerima pengurapan seperti Harun diurapi sebagai imam di Kemah Suci (Im 8:12), Daud menerima pengurapan Samuel untuk menjadi raja (1 Sam 16:13), Elisha menerima pengurapan sebagai nabi (1 Raj 19:16). Namun tidak semua orang yang menerima pengurapan melalui minyak adalah Mesias. Mesias adalah sebuah istilah yang khusus dan personal. Sekalipun Daud menerima pengurapan menjadi raja, dia tidak disebut dengan Mesias (2 Sam 12:7). Demikian pula raja kafir bernama Koresh tidak dijuluki sebagai Mesias meskipun YHWH mengurapi untuk melakukan pembebasan atas Israel (Yes 45:1). Hanya ada satu Mesias yang akan datang dan telah dijanjikan Tuhan untuk membebaskan Israel dan umat manusia dari perbudakan dosa yang berujung pada maut kekal.
Tuhan YHWH dalam Kitab TaNaKh memberikan berbagai nubuatan perihal akan datangnya Mesias yang akan membebaskan umat Israel dan umat manusia dari perbudakan dosa yang berujung pada kebinasaan. Mazmur 2:1-2 mengatakan sbb:
“Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan YHWH dan yang diurapi-Nya” .
Frasa ועל־משׁיחו (al Meshikho) menunjuk pada seorang pribadi masa depan yang akan datang. Ayat ini berbicara mengenai pribadi tertentu.
Karakteristik Mesias dalam TaNaKh
Mesias yang dijanjikan dalam TaNaKh memiliki sejumlah karakteristik khas sbb:
Sifat Ketuhanan dan Pra Ada Mesias
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Tuhan yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes 9:5)
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” (Mik 5:1)
Sifat Kemanusiaan Mesias
“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yes 7:14)
Tempat Kelahirannya
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” (Mik 5:1)
Karya Mesianisnya
“Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan YHWH dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan YHWH dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Tuhan. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi YHWH telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi YHWH berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak YHWH akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak” (Yes 53:1-12)
“Roh Adonai YHWH ada padaku, oleh karena YHWH telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara untuk memberitakan tahun rahmat YHWH dan hari pembalasan Tuhan kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman YHWH" untuk memperlihatkan keagungan-Nya” (Yes 61:1-3).
Mesias adalah Anak Tuhan
“Aku mau menceritakan tentang ketetapan YHWH; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini” (Mzm 2:7)
Jika kita sistematisir nubuatan perihal Mesias dan karakteristiknya maka Mesias yang diprediksikan akan datang dalam Kitab TaNaKh adalah Mesias bukan hanya manusia biasa. Dia manusia yang memiliki sifat Ketuhanan, Dia adalah Anak Tuhan, Dia lahir di Betlehem, Dia lahir melalui seorang perawan, Dia akan melakukan penebusan kutuk dosa dengan menjadi korban penebus salah.
Pemahaman Mengenai Anak Tuhan
Dalam TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim)
Istilah Anak Tuhan yang dihubungkan terhadap Mesias bukanlah julukan paganistik yang dilekatkan oleh murid-murid Yesus kepada Yesus melainkan memiliki gema dan latar belakang dalam TaNaKh sebagaimana ayat-ayat berikut:
“Aku mau menceritakan tentang ketetapan YHWH; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini” (Maz 2:7)
“Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh. Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar. Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai pada waktu dan saatnya. Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah” (Dan 7:7-14).
Pemahaman Mengenai Mesias dan Anak Tuhan
Dalam Naskah Laut Mati (Dead Sea Scroll)
Naskah Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls) adalah kumpulan dari sekitar 850 dokumen, termasuk naskah Kitab Suci Ibrani yang ditemukan di antara tahun 1947 dan 1956 di sebelas gua dekat Qumran, sebuah benteng yang terletak di Barat Laut, Laut Mati di Israel [dalam kurun waktu sejarah bagian dari Yudea]. Kumpulan dokumen itu dituliskan dalam bahasa Ibrani, Aramaik dan Yunani, sekitar Abad ke-2 SM dan Abad 1 Ms. Naskah-naskah tersebut sangat penting, bukan hanya merupakan bagian dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Kitab Suci Yahudi dari zaman itu namun juga dikarenakan apa yang mereka katakan mengenai konteks agama dan politik zaman itu[1].
Prof DR. Craig Evans, seorang arkeolog dan peneliti naskah Perjanjian Baru serta naskah Laut Mati menuliskan mengenai nilai penemuan Laut Mati sbb: “Gulungan Laut Mati telah memperkaya pemahaman tentang ide mesianik dalam zaman kuno. Mungkin gulungan paling penting untuk mengerti pemahaman diri Yesus sndiri sebagai mesias adalah 4Q521 (dokumen nomor 521 dari gua 4 Qumran)”[2]
Berikut kita kutipkan keyakinan akan Mesias dalam naskah Laut Mati sbb:
“(Sebab sor)ga dan bumi akan mendengarkan Mesiasnya (dan semua y)ang ada di dalamnya (Mzm 146:6) tidak akan berpaling dari perintah yang maha kudus...”(4Q521)
“...ia akan memimpin tanah itu 8( . . . ) akan tunduk padanya dan semua akan taat 9(padanya) (Juga anaknya) akan disebut Yang Agung, dan ia akan dipanggil dengan namanya. Kolom 21Ia akan disebut Anak Tuhan, mereka akan menyebutdia anak yang Maha Tinggi. Tetapi seperti meteor-meteor 2yang kau lihat dalam penglihatanmu, demikian juga kerajaan mereka. Mereka akan memerintah hanya beberapa tahun” (4Q246).
Evans melanjutkan memberikan komentar mengenai naskah 4Q246 yang berisikan konsep mengenai Anak Tuhan sbb: “Pada satu kesempatan, beberapa kritikus berpendapat ide bahwa Mesias akan disebut ‘Anak Tuhan’ mencerminkan pengaruh Yunani-Romawi pada kekristenan (dimana kaisar Romawi disebut ‘anak Tuhan’ dan hal semacam itu). Namun, tokoh penyelamatn yang dinanti-nantikan dalam 4Q246, teks Aram yang berasal dari abad pertama SM, disebut ‘Anak Yang Maha Tinggi’ dan ‘Anak Tuhan’. Ide ini bagaimanapun asli berasal dari Palestina”[3]
Apakah Talmud Menolak Kemesiasan Yesus?
Para rabbi modern mengutip sejumlah teks dalam Talmud untuk membuktikan bahwa Talmud menolak kemesiasan Yesus. Kemudian berdasarkan sumber-sumber dari Toledot Yeshu yang kemudian dikenal dengan Ma’se ha Talui (kisah yang tersalib).
Talmud berbicara tentang bagaimana "Yeshu dari Nazaret" yang melakukan mukjizat dan menipu orang-orang, ia menghujat orang yang belajar Torah yang diuraikan dengan cara yang diajarkan orang Farisi, ia memiliki lima murid; ia berkata bahwa ia datang untuk menghancurkan Torah, bukan untuk menggenapinya, ia disalibkan pada malam Paskah sebagai penganjur kerusuhan nasional; murid-Nya menyembuhkan orang sakit dalam nama-Nya, Injil disebut dalam Talmud sebagai Avon gilyon atau âven gilyon, yang keduanya berarti 'berdosa menulis'. Beberapa rabi yang berpendapat bahwa kitab tersebut harus dibakar, rabi lain merasa bahwa nama Tuhan harus dihapus sebelum dibakar[4].
Benarkah Talmud menyerang keyakinan Kristiani dan memposisikan Yesus dalam kedudukan yang negatif? Tidak ada jawaban yang seragam untuk menjawab pertanyaan di atas. Setidaknya ada beberapa sikap mengenai pernyataan Talmud tentang Yesus.
Pertama, Talmud tidak mendiskreditkan Yesus melainkan hanya memberikan rambu-rambu agar orang-orang Yahudi tidak mengikuti ajaran Yesus yang didakwa sebagai Mesias. Pandangan pertama ini diwakili oleh Risto Santala.
Risto Santala mengatakan “The Jerusalem Talmud, the teachings of the land of Israel, had been compiled by the year 350, whereas the gigantic 12 volume Babylonian Talmud was not completed until 500 AD. When we compare the words of the Talmudic scholars with the teachings of Christ we must always ascertain which period each scholar [5] (Talmud. Yerusalem, ajaran dari tanah Israel telah disusun pada tahun 350, sedangkan 12 volume Talmud Babel yang lebih tebal , belum selesai sampai 500 AD.Ketika kita membandingkan kata-kata sarjana Talmud dengan ajaran Mesias, maka kita harus selalu memastikan jangka waktu masing-masing sarjana yang mewakili). Dengan mengatakan demikian, Risto Santala mengajak pembaca Talmud untuk tidak menggeneralisir pendapat para rabbi dari periode yang berbeda tersebut mengenai sikap mereka terhadap Yesus dan Kekristanen.
Selanjutnya Risto Santala menjelaskan, “The Talmud does not doubt that Jesus and his disciples performed miracles, it merely forbids accepting help from the Minim even when one's life is in danger” [6](Talmud tidak meragukan bahwa Yesus dan murid-muridnya melakukan mukjizat, Talmud hanya melarang menerima bantuan dari Minim – bidat - bahkan ketika hidup seseorang dalam bahaya).
Dibagian lain Risto memberian penilaian, “The Talmud speaks comparatively little of Jesus. It prefers to give copious instructions as to how to approach "those who believe in Jesus the Nazarene" -- this is the general interpretation of the word Min, which is taken to be an abbreviation of Ma'aminei Jeshûa ha-Notsri.”[7] (Talmud berbicara relatif sedikit mengenai Yesus. Talmud lebih suka memberikan instruksi berlebihan tentang bagaimana melalukan pendekatan terhadap -mereka yang percaya dalam Yesus orang Nazaret – hal ini merupakan penafsiran umum dari kata Min, yang diambil menjadi singkatan dari Ma'aminei Yesua ha-Notsri yang artinya orang yang percaya pada Yeshua orang Notsri).
Kedua, menolak bahwa informasi dalam Talmud dan mengatakan bahwa tokoh-tokoh yang dimaksudkan dalam Talmud bukanlah Yesus melainkan orang lain. Pendapat ini diwakili oleh Gill Student.
Dalam artikelnya “Jesus in the Talmud”, beliau membahas dan mengritisi pernyataan dalam Talmud seperti Mishnah Yevamot 4:18, Sanhedrin 106a, Sanhedrin 106b, Sifrei tentang Ulangan 34:10, Avot DeRabbi Natan 2:5, Mishnah Avot 5:19, Gittin 56b-57a, beliau menyimpulkan sbb: “As we have explained elsewhere, Yeshu is not Jesus of the New Testament. He is most likely a prominent sectarian of the early first century BCE who deviated from rabbinic tradition and created his own religion combining Hellenistic paganism with Judaism. While Yeshu may be the proto-Jesus some scholars point to as inspiring the early Christians, he is definitely not the man who was crucified in Jerusalem in the year 33 CE.” [8] (Seperti yang telah kita dijelaskan di bagian lain, Yeshu bukan Yesus dari Perjanjian Baru. Dia kemungkinan besar seorang sektarian yang menonjol dari awal abad pertama sebelum Masehi yang menyimpang dari tradisi para rabi dan menciptakan agama sendiri dan menggabungkan paganisme Helenistik dengan Yudaisme. Sementara Yeshu mungkin proto-Yesus beberapa sarjana menunjuk nama itu sebagai inspirasi orang-orang Kristen awal dan dia pasti bukan orang yang disalibkan di Yerusalem pada tahun 33 Masehi).
Gill Student mengutip pendapat Professor Louis Ginzberg dalam bukunya yang berjudul "Some Observations on the Attitude of the Synagogue Towards the Apocalyptic-Eschatological Writings", Journal of Biblical Literature” (1922), p. 121 sbb: “One may therefore state with absolute certainty that the entire Talmudic-Midrashic literature does not know of any nicknames for Jesus or his disciples”[9] (Oleh karena itu sebuah kemungkinan menyatakan dengan kepastian yang mutlak bahwa literatur Talmud-Midrash keseluruhan tidak mengetahui adanya julukan bagi Yesus atau murid-muridnya).
Dalam artikel lainnya, Gill Student mengatakan demikian: “It seems clear by now that there is no consensus whether Jesus is mentioned at all in the Talmud. Most of the supposed "blasphemies" of Jesus and Mary in the Talmud do not refer to them at all. However, there can be no denying, and no rabbi would deny this, that the authors of the Talmud did not believe in Jesus' messiahship or his divinity. If you are looking for Christian fellowship then Jewish literature is not the place to look. However, there is no basis at all to state unequivocably that the Talmud calls Jesus a bastard or that Mary was a prostitute who had sex with many men. As has been shown, those passages definitely do not refer to Jesus”[10] (Tampaknya jelas sekarang bahwa tidak ada konsensus apakah Yesus disebutkan sama sekali dalam Talmud. Sebagian dari "hujatan" terhadap Yesus dan Maria dalam Talmud tidak merujuk kepada mereka sama sekali. Namun tidak ada yang menyangkal dan rabbi juga tidak akan menyangkal hal ini, bahwa penulis Talmud tidak percaya pada kemesiasan Yesus 'atau keilahian-Nya. Jika Anda mencari persekutuan Kristen kemudian literatur Yahudi bukanlah tempat untuk melihat. Namun, tidak ada dasar sama sekali untuk menyatakan bahwa Talmud menyebut Yesus anak haram atau bahwa Maria adalah seorang pelacur yang berhubungan seks dengan banyak pria. Seperti telah ditunjukkan, bagian-bagian pasti tidak mengacu pada Yesus).
Ketiga, terdapat pararelisasi antara ajaran Yesus dengan mazhab Farisi Yahudi yang terekam dalam Talmud sehingga ada dugaan mazhab Yudaisme Yesus adalah Farisi. Pandangan ini diwakili oleh Gershon Winkler dalam bukunya, “The Way of the Boundary Crosser” sbb:[11]
AJARAN YESUS
|
TALMUD AJARAN FARIS
|
Hari Sabat untuk manusia dan bukan manusia untuk Sabat (Mrk 2:27)
|
Hari Sabat diserahkan ke dalam tanganmu, bukan kamu diserahkan ke dalam tangannya (Yoma 85b)
|
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku (Mat 25:45)
|
Seseorang yang mengkhianati sesamanya, sama saja seperti ia telah mengkhianati Tuhan (Tosefta Shavuot, pasal 3)
|
Menghina orang sama dengan membunuh manusia (Mat 5:21-22)
|
Seseorang yang membuat malu sesamanya, sama saja seperti ia telah membunuhnya (Bava Mezia 58b)
|
Jangan melakukan kewajiban agamamu dihadapan orang supaya dilihat mereka (Mat 6:1)
|
Jangan melakukan kewajiban agamamu dihadapan orang supaya dilihat mereka (Berakhot 17b)
|
Jangan kamu bertele-tela dalam berdoa (Mat 6:7)
|
Seseorang yang berdoa terlalu dalam dan terlalu panjang membuat dirinya sendiri sakit kepala (Berakhot 55b)
|
Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga (Mat 24:44)
|
Tiga hal terjadi pada saat yang tidak diduga-duga: kehilangan barang, sengatan kalajengking dan kedatangan Mesias (Sanhendrin 97a)
|
Dalam banyak kasus, pengajaran Yesus sangat mirip dengan apa yang diajarkan Hillel, seorang rabbi terkemuka di zaman sebelum Mesias hadir di Palestina. Salah satu ucapan yang dikenal dengan Golden Rule (hukum emas) yang berbunyi: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat 7:12), ternyata setara dengan ajaran Hilleh yang menyatakan sbb: “Apa yang jahat di matamu jangan lakukan itu terhadap sesamamu. Itulah keseluruhan Torah, sementara sisanya merupakan penjelasan saja, maka pergilah dan pelajarilah (Talmud Babilonia, traktat Shabat 31a)[12]