PERAN GEREJA SEBAGAI AGEN MORALITAS DALAM PUSARAN ARUS KEKUASAAN POLITIK DAN KEKUASAAN EKONOMI
Posted by Teguh HindartoSaat Yesus berada di Sinagog dan beribadah Sabat dan tiba saatnya beliau mendapatkan kehormatan untuk membaca gulungan Kitab, beliau membacakan Yesaya 61:1-2 sebagaimana dilaporkan Injil Lukas sbb, “Roh YHWH ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat YHWH telah datang” (Luk 4:18-19). Frasa “mengurapi” (Ibr: mashakh, Yun: echrismen) dihubungkan dengan pelaksanaan tugas sebagai Mesias baik pelayanan kepada orang miskin, penyembuhan, pelayanan mukzizat, menegakkan keadilan sosial. Kita akan menyoroti dan mempertajam frasa “menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin” (Ibr: lebasyer anawim, Yun: euanggelisasthai ptochoi). Pelayanan mukzizat, kesembuhan dan fenomena supranatural yang akhir-akhir ini didemontrasikan oleh penginjil televisi adalah bagian dari pelayanan Mesias namun bukan satu-satunya pelayanan Mesias. Pelayanan mukzizat dan kesembuhan tidak boleh dilepaskan dengan pelayanan yang terkait bahkan diurutkan pertama yaitu pemberitaan Kabar Baik kepada orang-orang miskin. Pelayanan yang holistik dan terpadu adalah pelayanan yang menekankan secara berimbang kesemua aspek-aspek tersebut.
Anatomi Kemiskinan: Perspektif Teologis
Bagaimana kemiskinan dipandang dari sudut iman Kristiani yang berlandaskan Kitab TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim) dan Kitab Perjanjian Baru? Kitab TaNaKh mendeskripsikan beberapa faktor penyebab terjadinya kemiskinan yaitu: kelambanan alias tidak cekatan (Ams 10:4), kemalasan (Ams 20:13), kebiasaan peminum (Ams 23:21), penindasan (Am 4:1), kebijakan penguasa, persaingan bisnis, mismanajemen, kutuk nenek moyang, korban peperangan dll. Adalah keliru jika ada gereja yang mengajarkan bahwa kemiskinan hampir selalu disebabkan oleh satu-satunya faktor spiritual yaitu kutukan atau bahkan diperlakukan setara dengan sakit penyakit.
Mendengar istilah “Nyai”, tentu kita akan menghubungkan dengan istilah pasangannya yaitu “Kyai”. Dalam benak kita sudah terasosiasi bahwa istilah “Kyai” dan “Nyai” berkaitan dengan sebutan seorang pemimpin agama khususnya Islam terlebih spesifik sebuah julukan yang berhubungan dengan dunia pesantren. Istilah “Kiai” sendiri memiliki sejarah yang panjang sebelum Islam ada. Dalam sebuah artikel diulas mengenai asal usul kata “Kiai” sbb: “Kata, Kyai atau Kiyai, disinyalir sudah lama digunakan, jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia. Sejak kebudayaan china menyebar di Indonesia. Istilah ini dibentuk dari dua kata, yaitu ‘Ki’ dan ‘Yai’. ‘Ki’ adalah sebutan untuk laki-laki yang dituakan, dihormati atau memang sudah tua. Sedang ‘Yai’ adalah kata yang asalnya dari dialek daerah-daerah asia tenggara Indochina, yang terpengaruh bahasa sanskrit dan Pali. ‘Yai’ artinya besar, luas, atau agung. Kata ini masih digunakan di thailand, burma, kamboja. Dan jawa kuno. Maka, jika digabung, Kiyai berarti seorang laki-laki yang dihormati. Dalam segala kapasitas. Bukan hanya bidang ‘agama’ saja” (Asal Mula Kata Santri, Kyai, Pesantren, Sunan, Wali Dan Guru- http://qurunkedua.blogspot.co.id/2014/04/asal-mula-kata-santri-kyai-pesantren.html).
MENGAPA NAMA YHWH TIDAK TERTULIS DALAM KITAB PERJANJIAN BARU BERBAHASA YUNANI?
Posted by Teguh HindartoAkhir-akhir ini terjadi sebuah kecenderungan konversi (kepindahan agama) dari komunitas Back to Hebraic Root (kembali ke akar Ibrani) dan Mesianik di Indonesia berpindah ke Yudaisme, khususnya di beberapa wilayah seputar Jakarta dan juga beberapa terjadi di Papua. Dalam tempo yang tidak terlalu lama, orang-orang yang pernah menghubungi saya baik per telepon ataupun media sosial serta tatap muka dan berbunga-bunga ingin menjadi murid dan belajar perihal apa dan bagaimana itu akar Ibrani Iman Kristen, tiba-tiba kedapatan sudah putus kontak dan ada yang tetap menjalin kontak lalu membuat berbagai pernyataan di media sosial Facebook yang mengutip pendapat-pendapat Ortodox Yudaisme dan menolak kemesiasan Yesus.
Melalui kehadiran seorang rabi dari Ortodox Yudaisme (yang menolak kemesiasan Yesus) yang gencar melakukan sejumlah seminar dan komunitas-komunitas kecil, kelompok-kelompok ini mulai percaya diri menegaskan eksistensi dirinya. Dalam sejumlah foto yang diunggah di beberapa media sosial kelompok-kelompok tersebut dapat terlihat sejumlah wajah yang setahu saya pernah aktif di komunitas Back to Hebraic Root (kembali ke akar Ibrani) dan Mesianik.
Dari sejumlah penelusuran dan percakapan tidak langsung (per telepon atau melalui media sosial), ada sejumlah motovasi yang berbeda mengenai fenomena konversi ke Yudaisme dari kelompok-kelompok Mesianik al., ingin mengikuti jejak Yesus yang memelihara Torah, merasa telah menjadi korban ajaran pengajar-pengajar Mesianik, ada sejumlah kekacauan dalam Kitab Perjanjian Baru, adanya manipulasi ajaran Bapa Gereja terhadap Yudaisme dll.
Dari sejumlah percakapan tersebut saya mendapat sejumlah gambaran sbb: (1) Mereka yang melakukan konversi kepada Yudaisme, belum memahami apa dan bagaimana Mesianik Yudaisme bahkan akses pada literatur-literatur Mesianik Yudaisme pun begitu minim. (2) Mereka yang melakukan konversi kepada Yudaisme, keliru menafsirkan makna “kembali ke akar Ibrani” (back to Hebraic root) menjadi “kembali ke Yudaisme” (back to Judaism). (3) Mereka yang melakukan konversi kepada Yudaisme tidak bisa membedakan antara Mesianik Yudaisme dan Ortodox Yudaisme. Mirip seperti adegan dalam Film berjudul Alias yang diperankan oleh Jennifer Gardner yang kesasar masuk organisasi SD-6 yang dianggapnya menginduk kepada CIA. Padahal organisasi SD-6 adalah organisasi kontra CIA yang merupakan kepanjangan tangan dari Alliance of Twelve. (4) Mereka yang melakukan konversi ke Yudaisme kebanyakan belum pernah membaca dan berinteraksi langsung secara intelektual dengan literatur pemikir Messianic Judaism. Seberapa banyak dari mereka yang melakukan konversi telah membaca buku-buku sbb: God,Torah,Messiah karya DR Louis Golberg, Jewish New Testament dan Jewish New Testament Commentary karya DR David Stern, Torah Rediscover karya Ariel Berkowitz dll?
Oleh karena alasan-alasan di atas maka melalui buletin ini saya akan menguraikan secara singkat apa dan bagaimana Mesianik Yudaisme lalu bagaimana respon Kekristenan terhadap kehadiran Mesianik Yudaisme dan yang terakhir saya akan mengutip resensi buku karya DR. David Stern, tokoh Mesianik Yudaisme agar kita memiliki pemahaman yang benar mengenai apa dan bagiaman Mesianik Yudaisme tersebut.