BERPUASA YANG DIKEHENDAKI TUHAN
Posted byDalam Perayaan Yom Kippur ditandai dengan berpuasa sebagaimana dikatakan dalam Imamat 23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian (יום הכפרים yom kippurim); kamu harus mengadakan pertemuan kudus (מקרא־קדשׁ miqra kodesh) dan harus merendahkan diri (ועניתם את־נפשׁתיכם innitem be nafsotekem) dan mempersembahkan korban api-apian kepada YHWH (והקרבתם אשׁה ליהוה wehiqravttem isheh la YHWH)”. Dalam bahasa Ibrani, kata “berpuasa” dipergunakan kata צום (tsom) yang artinya “mengurangi asupan makanan bagi tubuh sebagai bentuk dukacita atau penyesalan” (Theological Words of Old Testament Lexicon, Bible Work 6). Namun dalam Imamat 23:27 dipergunakan frasa את־נפשׁתיכם innitem be nafsotekem yang diterjemahkan dengan “merendahkan diri di hadapan Tuhan”.
Puasa sebagai bentuk perendahan diri di hadapan Tuhan dilaksanakan bukan hanya pada saat Yom Kipur melainkan pada saat-saat berikut:
Perkabungan atau dukacita
“Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat YHWH dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang” (2 Samuel 1:12)
Permohonan kesembuhan atas orang lain
“Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan YHWH menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Tuhan oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah” (2 Samuel 12:16)
Permohonan perlindungan
“Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Tuhan kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami” (Ezra 8:21)
Permohonan kesembuhan bagi diri sendiri
“Tetapi aku, ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku menyiksa diriku dengan berpuasa, dan doaku kembali timbul dalam dadaku” (Mazmur 35:13)
Pengakuan dosa bangsa
“Pada hari yang kedua puluh empat bulan itu berkumpullah orang Israel dan berpuasa dengan mengenakan kain kabung dan dengan tanah di kepala. Keturunan orang Israel memisahkan diri dari semua orang asing, lalu berdiri di tempatnya dan mengaku dosa mereka dan kesalahan nenek moyang mereka” (Nehemia 9:1-2)
Memohon petunjuk dan jawaban Tuhan
“Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari YHWH. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa” (2 Tawarik 20:1-3)
Memohon dukungan dan kekuatan untuk melaksanakan tugas
"Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati." (Ester 4:16)
Dari pembacaan teks di atas nampak kepada kita bahwa berpuasa memiliki suatu nilai yang berharga dan menggerakkan suatu perubahan dalam kehidupan. Berpuasa bukan sekedar bentuk perendahan diri di hadapan Tuhan namun penyerta agar doa-doa kita didengarkan oleh Tuhan.
Bagaimanakah berpuasa yang dikehendaki oleh Tuhan itu? Jika kita membaca dengan seksama Yesaya 8:1-12, ternyata berpuasa itu bukan sekedar menahan lapar dan haus. Berpuasa bukan sekedar tidak makan dan minum. Berpuasa bukan sekedar menunggu waktu untuk mengakhiri puasa dengan tidur dan tidak melakukan aktifitas apapun. Mari kita baca Yesaya 58:1-14 sbb:
“Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Tuhannya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Tuhan, tanyanya: "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?"
Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada YHWH?
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan YHWH barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan YHWH akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. YHWH akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni". Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus YHWH "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena YHWH, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut YHWHlah yang mengatakannya”
Dari pembacaan Yesaya 58:1-14 di atas kita dapat melihat 4 hal penting sbb:
- YHWH meminta Yesaya untuk memberitahukan dosa dan pelanggaran Bangsa Israel (Yes 58:1)
- Daftar dosa Israel (Yes 58:2-5) sbb:
- Munafik (ay 2)
- Berpuasa namun masih tetap melakukan urusan masing-masing (ay 3)
- Berpuasa namun masih berlaku tidak adil pada buruh (ay 3)
- Berpuasa namun masih berbantah dan berkelahi (ay 4)
- Berpuasa namun masih memukul dengan tinju (ay 4)
- Berpuasa yang dikehendaki YHWH (Yes 58:6-7)
- Berpuasa sambil membuka belenggu kelaliman (ay 6)
- Berpuasa sambil melepaskan tali-tali perhambaan (ay 6)
- Berpuasa sambil memerdekakan orang yang teraniaya (ay 6)
- Berpuasa sambil mematahkan setiap kuk perhambaan (ay 6)
- Berpuasa sambil memecah roti bagi orang lapar (ay 7)
- Berpuasa sambil membawa orang miskin ke rumah (ay 7)
- Berpuasa sambil memberi pakaian bagi orang telanjang (ay 7)
- Berpuasa dengan tidak menghindarkan diri dari saudara yang membutuhkan (ay 7)
- Berkat YHWH bagi yang berpuasa seturut kehendak-Nya (Yesaya 58:8-14)
- Terangmu akan mereka seperti fajar (ay 8)
- Lukamu akan pulih dengan segera (ay 8)
- Kebenaran menjadi barisan depanmu (ay 8)
- Kemuliaan YHWH menjadi barisan belakangmu (ay 8)
- Ketika berseru pada YHWH akan dijawab (ay 8-9)
- Akan terbit terang dari kegelapan (ay 10)
- YHWH akan menuntun senantiasa (ay 11)
- YHWH akan memuaskan hati kita di tanah kering (ay 11)
- YHWH akan membarui kekuatan (ay 11)
- Menjadi taman yang diairi dengan baik dan tidak mengecewakan (ay 11-12)
- Membangun reruntuhan yang berabad-abad (ay 12)
- Memperbaiki dasar yang diletakkan banyak keturunan (ay 12)
- Memperbaiki tembok yang tembus (ay 12)
- Bersenang-senang karena YHWH dan melintasi bukit dengan kendaraan kemenangan (ay 14)
Pembacaan teks di atas mengajarkan hal mendalam pada kita bahwa berpuasa ternyata harus melakukan sesuatu yang dikehendaki YHWH. Berpuasa bukan tidur seharian lalu menunggu petang dan berbuka. Berpuasa bukan dengan jalan mencari-cari keributan mengatasnamakan Tuhan dan Agama serta Kesucian. Berpuasa bukan sekedar menahan nafsu lapar dan nafsu haus. Berpuasa bukan sekedar menahan nafsu amarah.
Berpuasa yang dikehendaki YHWH adalah kita berbuat sesuatu bagi sesama kita. Menolong mereka yang tertindas, menolong mereka yang berkekurangan, menolong mereka yang lapar, menolong mereka yang miskin, dll. Berpuasa yang dikehendaki YHWH adalah kita memiliki kepedulian sosial dan menegakkan keadilan sosial.
Kekristenan kerap menyalahpahami bahwa istilah “keadilan sosial” semata-mata milik dan jargon politik dan politisi. Namun persoalan keadilan sosial adalah salah satu dari isi Torah dan Torah adalah Firman YHWH dan Firman YHWH adalah kehendak YHWH. Torah berulang kali membicarakan mengenai keadilan sosial, mengecam para pemimpin yang tidak berlaku adil, memberikan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan keadilan sosial.
Mengapa Gereja dan Kekristenan jarang mengupas tema-tema keadilan sosial dalam kotbahnya, mengapa aksi-aksi pelayanan Kristen hanya sebatas membantu korban bencaba alam dan memberikan bantuan makanan bagi mereka yang mengalami derita kemiskinan? Keadilan sosial lebih dari sekedar memberikan bantuan finansial atau material. Keadilan sosial adalah sikap hidup yang dilandasi Torah, yang penjabaranya sangat kompleks, meliputi berlaku adil terhadap karyawan atau pegawai, memperlakukan para janda dan anak yatim dengan benar, memberikan pembelaan kepada mereka yang tertindas secara hukum dan politik, tidak mengambil riba terhadap orang yang meminta bantuan keuangan dari diri kita.
Tidak harus menjadi seorang politikus untuk membicarakan keadilan sosial. Seorang rohaniawan dapat melancarkan kritik terhadap keadilan sosial yang timpang dengan pisau analisis Torah. Robert John Ackerman mengatakan, “Agama memang <span>sumber kritik sosial yang abadi</span>, tetapi umumnya agama tidak sama dengan kritik sosial. Kritik memang tidak membuat agama layu, tetapi agama yang tidak dapat melancarkan kritik berarti sudah mati” (Agama Sebagai Kritik, hal 5). Darimana sumber kritik sosial tersebut? Torah, karena Torah membicarakan bukan hanya aspek devosional vertikal umat manusia dengan Yahweh Semesta Alam namun Torah juga berbicara aspek sosial horisontal umat manusia yang memiliki Torah terhadap umat manusia lain yang tidak memiliki Torah.
Dengan tulisan ini, diharapkan Gereja tidak hanya terlena dan menyibukkan diri dengan pertengkaran dotrinal yang menjemukan dan yang merupakan warisan abad-abad pertengahan, melainkan mulai membuka diri untuk membumikan Torah dalam kehidupan kongkrit. Bukankah Yesus mengajar, “datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi sebagaimana di surga” (Mat 6:10)? Hadirnya Kerajaan Surga dimanifestasikan oleh pelaksanaan kehendak-Nya yang selaras antara surga dan bumi. Kerajaan Surga bukan sekedar makanan dan minuman melainkan penerapan prinsip-prinsip firman kebenaran dalam kehidupan nyata, termasuk keadilan sosial (Rm 14:17). Barangsiapa tidak berlaku adil, tidak beroleh bagian dalam kerajaan-Nya (1 Kor 6:9). Yesus mengecam kesalehan yang egois dan tidak mempedulikan keadilan sosial, karena keadilan sosial adalah hukum yang terutama sebagai pengejawantahan kasih terhadap sesama (Mat 23:23).
Kembali kepada pembahasan mengenai berpuasa yang dikehendaki Yahweh Tuhan kita di dalam Yesus Sang Mesias Junjungan Agung kita Yang Ilahi. Marilah kita memasuki perayaan Yom Kippur dengan melakukan puasa yang dikehendaki Tuhan dan melaksanakan puasa di luar perayaan Yom Kippur dengan pemahaman yang benar, agar berkat dan kuasa Tuhan benar-benar mengejawantah dalam kata dan perbuatan serta kehidupan kita sehari-hari.
Jika Yesaya 58:1-14 mengajarkan pada kita berpuasa yang benar dan dikehendaki Tuhan dengan cara melakukan tindakan yang menjadi berkat bagi sesama, maka Yesus Juruslamat kita mengajarkan bagaimana sikap hati dan fisik kita saat berpuasa sebagaimana dikatakan dalam Matius 6:13-18 sbb:
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”
Marilah kita berpuasa dengan hati yang bersih dan wajah yang cerah. Kita tidak perlu menunjukkan dan membuktikan pada orang lain bahwa kita sedang berpuasa dan meminta orang lain untuk menghormati kita saat kita sedang berpuasa. Berpuasalah dengan niat hati yang tulus karena YHWH dan jangan menuntut orang lain untuk menghormati kita jika mereka kedapatan makan dan minum di hadapan kita. Ketika kita menuntut dan meminta orang lain menghargai diri kita yang sedang berpuasa, sesungguhnya kita telah gagal mengendalikan nafsu amarah dan keinginan untuk menerima penghormatan dari orang lain. Firman YHWH sbb: "Katakanlah kepada seluruh rakyat negeri dan kepada para imam, demikian: Ketika kamu berpuasa dan meratap dalam bulan yang kelima dan yang ketujuh selama tujuh puluh tahun ini, adakah kamu sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku?” (Zakharia 7:5) Adalah kita berpuasa untuk diri kita sendiri atau untuk Tuhan? Adakah kita berpuasa untuk mendapatkan pujian dan sanjungan serta penghormatan orang lain, atau Tuhan?
0 komentar:
Posting Komentar