RSS Feed

TORAH & KEADILAN SOSIAL

Posted by Teguh Hindarto





Persoalan keadilan sosial merupakan persoalan yang tidak pernah tuntas dikaji. Media elektronik dan media cetak sarat dengan berbagai ulasan ketimpangan sosial dan ketidakadilan sosial yang terjadi dalam masyarakat kita. Apakah Torah membicarakan mengenai keadilan sosial? Seberapa penting keadilan sosial menurut Torah? Apakah kaitan ibadah dengan keadilan sosial?

Dalam perikop yang kita baca dari Amos 5:21-24, disebutkan bahwa Bangsa Israel melakukan segala ketentuan ibadah YHWH Semesta Alam, seperti moedim (hari-hari raya), berbagai korban, Tsedaqa (derma), tsom (puasa), dll. Namun mengapa Yahweh menutup dengan kata-kata ‘Aku membenci’ (שׂנאתי -shaneti), ‘Aku menghinakan’ (מאסתי -maasti), ‘tidak senang’ (אריח -ariyakh), ‘tidak suka’ (לא ארצה -lo ertse), ‘tidak memandang’ (לא אביט -lo abit), ‘tidak mau Ku dengar’ (לא אשׁמע -lo eshma)? Band ay 21-23.

Letak persoalannya bukan pada bagaimana ketentuan ibadah itu dilaksanakan. Persoalannya terletak pada bagaimana implementasi ibadah tersebut dalam realitas sehari-hari. Bangsa Israel dimasa Nabi Amos hidup, gagal mengimplementasikan nilai-nilai ibadah yaitu KEADILAN (mispat) dan KEBENARAN (tsedaqa), sebagaimana dikatakan: ויגל כמים משׁפט וצדקה כנחל איתן (we yigal kamayim mishpat u tsedaqa kenakhal eytan, ay 24).

Berulang kali YHWH mengingatkan Israel untuk mengimplementasikan nilai-nilai spiritual ibadah dalam kehidupan sehari-hari, yaitu melakukan kebenaran dan keadilan “Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Yahweh. Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!” (Yes 58:6-7)

Keadilan dan kebenaran adalah INTI dan MUARA IBADAH. Ibadah tanpa keadilan dan kebenaran adalah kemunafikan. Ibadah tanpa keadilan dan kebenaran adalah egosentrisme. “Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan” (Yes 29:13)

Kutipan ayat-ayat di atas menunjukkan pada kita bahwa keadilan dan kebenaran merupakan suatu aktivitas yang dapat diukur. Artinya, keadilan dan kebenaran bukan kata benda yang abstrak, namun dapat dilihat, dinilai, dilakukan. Keadilan dan kebenaran adalah suatu tindakan atau aktivitas, bukan suatu konsep teoritis. Ini terefleksi dalam Yesayah 58:7 dalam kata-kata sbb:

  • Supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman
  • Melepaskan tali-tali kuk
  • Supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk
  • Supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar
  • Dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah
  • Dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian
  • Dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri

Torah berbicara mengenai keadilan dan kebenaran. Torah berbicara mengenai keadilan sosial. Mari kita perhatikan satu persatu ayat-ayat yang membicarakan dan memerintahkan orang beriman untuk melakukan keadilan dan kebenaran.

  1. Keadilan dan kebenaran di bidang hukum

"Hakim-hakim dan petugas-petugas haruslah kauangkat di segala tempat yang diberikan YHWH Tuhanmu, kepadamu, menurut suku-sukumu; mereka harus menghakimi bangsa itu dengan pengadilan yang adil. Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar. Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, supaya engkau hidup dan memiliki negeri yang diberikan kepadamu oleh YHWH Tuhanmu." (Ul 16:18-20)

  1. Keadilan dan kebenaran di bidang agraria

"Janganlah menggeser batas tanah sesamamu yang telah ditetapkan oleh orang-orang dahulu di dalam milik pusaka yang akan kaumiliki di negeri yang diberikan YHWH Tuhanmu, kepadamu untuk menjadi milikmu." (Ul 19:14)

  1. Keadilan dan kebenaran di bidang militer

Kategorisasi yang harus berperang

Para pengatur pasukan haruslah berbicara kepada tentara, demikian: Siapakah orang yang telah mendirikan rumah baru, tetapi belum menempatinya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang menempatinya. Dan siapa telah membuat kebun anggur, tetapi belum mengecap hasilnya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengecap hasilnya. Dan siapa telah bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi belum mengawininya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengawininya. Lagi para pengatur pasukan itu harus berbicara kepada tentara demikian: Siapa takut dan lemah hati? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya hati saudara-saudaranya jangan tawar seperti hatinya. Apabila para pengatur pasukan selesai berbicara kepada tentara, maka haruslah ditunjuk kepala-kepala pasukan untuk mengepalai tentara” (Ul 20:5-9).

Perdamaian lebih penting dari peperangan

Apabila engkau mendekati suatu kota untuk berperang melawannya, maka haruslah engkau menawarkan perdamaian kepadanya. Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu. Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; dan setelah YHWH Tuhanmu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang.

Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kaurampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh YHWH Tuhanmu, boleh kaupergunakan. Demikianlah harus kaulakukan terhadap segala kota yang sangat jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk kota-kota bangsa-bangsa di sini. Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan YHWH Tuhanmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apa pun yang bernafas, melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh YHWH Tuhanmu, supaya mereka jangan mengajar kamu berbuat sesuai dengan segala kekejian, yang dilakukan mereka bagi elohim mereka, sehingga kamu berbuat dosa kepada YHWH Tuhanmu” (Ul 20:10-18).

Jangan merusak ekosistem alam sekitarnya

Apabila dalam memerangi suatu kota, engkau lama mengepungnya untuk direbut, maka tidak boleh engkau merusakkan pohon-pohon sekelilingnya dengan mengayunkan kapak kepadanya; buahnya boleh kaumakan, tetapi batangnya janganlah kautebang; sebab, pohon yang di padang itu bukan manusia, jadi tidak patut ikut kaukepung. Hanya pohon-pohon, yang engkau tahu tidak menghasilkan makanan, boleh kaurusakkan dan kautebang untuk mendirikan pagar pengepungan terhadap kota yang berperang melawan engkau, sampai kota itu jatuh" (Ul 20:19-20).

  1. Keadilan dan kebenaran dalam memperlakukan wanita tawanan perang

"Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan YHWH Tuhanmu menyerahkan mereka ke dalam tanganmu dan engkau menjadikan mereka tawanan, dan engkau melihat di antara tawanan itu seorang perempuan yang elok, sehingga hatimu mengingini dia dan engkau mau mengambil dia menjadi isterimu, maka haruslah engkau membawa dia ke dalam rumahmu. Perempuan itu harus mencukur rambutnya, memotong kukunya, menanggalkan pakaian yang dipakainya pada waktu ditawan, dan tinggal di rumahmu untuk menangisi ibu bapanya sebulan lamanya. Sesudah demikian, bolehlah engkau menghampiri dia dan menjadi suaminya, sehingga ia menjadi isterimu. Apabila engkau tidak suka lagi kepadanya, maka haruslah engkau membiarkan dia pergi sesuka hatinya; tidak boleh sekali-kali engkau menjual dia dengan bayaran uang; tidak boleh engkau memperlakukan dia sebagai budak, sebab engkau telah memaksa dia” (Ul 21:10-14)

  1. Keadilan dan kebenaran di bidang hubungan antar sesama

"Apabila engkau melihat, bahwa lembu atau domba saudaramu tersesat, janganlah engkau pura-pura tidak tahu; haruslah engkau benar-benar mengembalikannya kepada saudaramu itu. Dan apabila saudaramu itu tidak tinggal dekat denganmu dan engkau tidak mengenalnya, maka haruslah engkau membawa hewan itu ke dalam rumahmu dan haruslah itu tinggal padamu, sampai saudaramu itu datang mencarinya; engkau harus mengembalikannya kepadanya. Demikianlah harus kauperbuat dengan keledainya, demikianlah kauperbuat dengan pakaiannya, demikianlah kauperbuat dengan setiap barang yang hilang dari saudaramu dan yang kautemui; tidak boleh engkau pura-pura tidak tahu. Apabila engkau melihat keledai saudaramu atau lembunya rebah di jalan, janganlah engkau pura-pura tidak tahu; engkau harus benar-benar menolong membangunkannya bersama-sama dengan saudaramu itu” (Ul 21:1-4)

  1. Keadilan dan kebenaran di bidang utang piutang

"Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan atau apa pun yang dapat dibungakan. Dari orang asing boleh engkau memungut bunga, tetapi dari saudaramu janganlah engkau memungut bunga -- supaya YHWH Tuhanmu, memberkati engkau dalam segala usahamu di negeri yang engkau masuki untuk mendudukinya (Ul 23:19-20)

  1. Keadilan dan kebenaran di bidang kehidupan sosial

Masalah gadai

"Janganlah mengambil kilangan atau batu kilangan atas sebagai gadai, karena yang demikian itu mengambil nyawa orang sebagai gadai” (Ul 24:6)

Masalah penculikan

Apabila seseorang kedapatan sedang menculik orang, salah seorang saudaranya, dari antara orang Israel, lalu memperlakukan dia sebagai budak dan menjual dia, maka haruslah penculik itu mati. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu” (Ul 24:7)

Masalah penyakit

Hati-hatilah dalam hal penyakit kusta dan lakukanlah dengan tepat segala yang diajarkan imam-imam orang Lewi kepadamu; apa yang kuperintahkan kepada mereka haruslah kamu lakukan dengan setia. Ingatlah apa yang dilakukan YHWH Tuhanmu, kepada Miryam pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir” (Ul 24:8-9)

Masalah pinjam meminjam

Apabila engkau meminjamkan sesuatu kepada sesamamu, janganlah engkau masuk ke rumahnya untuk mengambil gadai dari padanya. Haruslah engkau tinggal berdiri di luar, dan orang yang kauberi pinjaman itu haruslah membawa gadai itu ke luar kepadamu. Jika ia seorang miskin, janganlah engkau tidur dengan barang gadaiannya; kembalikanlah gadaian itu kepadanya pada waktu matahari terbenam, supaya ia dapat tidur dengan memakai kainnya sendiri dan memberkati engkau. Maka engkau akan menjadi benar di hadapan YHWH Tuhanmu” (Ul 24:10-13)

Masalah pekerja

Janganlah engkau memeras pekerja harian yang miskin dan menderita, baik ia saudaramu maupun seorang asing yang ada di negerimu, di dalam tempatmu. Pada hari itu juga haruslah engkau membayar upahnya sebelum matahari terbenam; ia mengharapkannya, karena ia orang miskin; supaya ia jangan berseru kepada YHWH mengenai engkau dan hal itu menjadi dosa bagimu” (Ul 24:14-15)


Masalah hukuman

Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri” (Ul 24:16)

Masalah anak yatim dan orang asing

Janganlah engkau memperkosa hak orang asing dan anak yatim; juga janganlah engkau mengambil pakaian seorang janda menjadi gadai. Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di Mesir dan engkau ditebus YHWH Tuhanmu dari sana; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini” (Ul 24:17-18)

Masalah janda, anak yatim dan orang asing

Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda -- supaya YHWH Tuhanmu memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu. Apabila engkau memetik hasil pohon zaitunmu dengan memukul-mukulnya, janganlah engkau memeriksa dahan-dahannya sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda. Apabila engkau mengumpulkan hasil kebun anggurmu, janganlah engkau mengadakan pemetikan sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda. Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini."

Apa kesimpulan sementara kita dengan penjabaran Torah di atas? Sesungguhnya Torah YHWH berbicara mengenai kehidupan sehari hari dan bagaimana mengatur kehidupan sehari-hari dalam keadaan seimbang. Dengan kata lain keadaan yang mencerminkan kebenaran dan keadilan. Torah YHWH mengatur keadilan sosial, karena YHWH adalah Tuhan Yang Adil.

Bahkan Yesus Sang Mesias mengajarkan bahwa INTI TORAH adalah “kebenaran, keadilan dan belas kasih” sebagaimana Dia berkata: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Torah dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam Torah kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan” (Mat 23:23). Kata terpenting dalam ayat tersebut dalam naskah Yunani dipergunakan βαρυτερα (barutera) yang bermakna berat, utama, penting.

Dengan demikian, Torah YHWH dan Torah Mesias satu kesatuan dalam mengajarkan keadilan dan kebenaran sebagai INTI dan MUARA IBADAH yang benar. Marilah kita memeriksa kembali cara kita beribadah, pemahaman kita dalam beribadah. Sudahkah kita mengaktualisasikan atau memantulkan nilai-nilai ibadah dalam kehidupan nyata dan bukan hanya sekesar ritualitas dan rutinitas yang sepi dari keadilan dan kebenaran?

Orang Kristen seharusnya mendirikan Partai Keadilan Sejahtera dan bukan Partai Damai Sejahtera. Sayangnya semua sudah terbalik-balik. Saudara Muslim justru yang menggunakan nama itu menjadi nama partainya. Mengapa saya menganjurkan demikian? Karena tidak ada damai sejahtera tanpa didahului oleh penegakkan kebenaran dan pelaksanaan keadilan sosial sebagaimana dikatakan dalam Yesaya 32:17 sbb: “Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya”. Frasa “Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahteradalam bahasa Ibrani “wehayah maashe hatsedaqah, shalom” yang bermakna “barangsiapa ada yang mengerjakan kebenaran/keadilan maka akan terjadi damai sejahtera”.

Dengan kita terlibat dalam menegakkan keadilan sosial mulai dari rumah, tempat dimana kita bekerja, terhadap para karyawan kita maka secara tidak langsung kita telah membebaskan dari pola kapitalisme dalam skala kecil yang tentunya akan berdampak dalam skala besar manakala setiap kita menerapkan keadilan sosial yang diperintahkan YHWH dan Yesus Sang Mesias dalam Torah-Nya.


0 komentar:

Posting Komentar