JIMMY JEFFRY DAN SHEM TOV (TEGUH HINDARTO)
BABAK PERTAMA
Introduksi
Berikut saya postingkan hasil diskusi berseri selama beberapa bulan antara Sdr Jimmy Jeffry dengan saya sendiri dalam salah satu group diskusi yaitu DISKUSI CERDAS JUDEOCHRISTIANISME DENGAN KEKRISTENAN. Diskusi ini merupakan tanggapan atas artikel saya mengenai BAHASA PENULISAN PERJANJIAN BARU yang saya tuliskan secara berseri dalam blog ini juga dan dibahas dalam forum diskusi.
Jimmy Jeffry:
Selanjutnya saya akan berinteraksi dgn
point2 sdr Shem dlm thread yg lain..
(Shem: 1. Bukankah Yesus adalah seorang Yahudi yang lahir dan
bercakap-cakap dalam bahasa Yahudi? Bagaimana mungkin kisah kehidupan Yesus
yang Yahudi diteruskan pertama kalinya dalam tulisan berbahasa non Yahudi?)
Yah Yesus memang orang Yahudi, tentu dia
tahu bahasa Yahudi tetapi bukan berarti dia tdk tahu bahasa lain seperti Greek.
Saya kira pernyataan bahwa kisah kehidupan Yesus harus ditulis dlm bahasa
Yahudi, itu sebuah kesimpulan sdr Shem. Kita harus ingat penggunaan bahasa
aramaic/hebrew tdklah bersifat sakral dr perspektif orang Yahudi abad pertama,
karena "bahasa" hanya aspek practial/non ideologis (14 Maret 2012)
---------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Jika Mesias berbicara dalam bahasa Yunani,
mengapa justru kata dan kalimat yang terekam dalam Kitab Perjanjian Baru
berbahasa Yunani justru menampilkan kata-kata Yahudi seperti Efata (terbukalah,
Mrk 7:34) Talita kumi (anak gadis, bangunlah, Mrk 5:41), Eli-Eli lama
sabakhtani (El-ku,El-ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mat 27:46)? Mengapa
Mesias tidak langsung berbicara dalam bahasa Yunani sebagaimana Anda
sangkakan?”Justru dengan adanya kata-kata Ibrani dalam naskah Perjanjian Baru
Yunani menunjukkan bahwa Dia berbicara dalam bahasa Ibrani. Penjelasan
Anda tidak ada sangkut pautnya dengan arah pertanyaan saya. Apa alasan logis penulisan
kisah kehidupan Yesus dalam bahasa Yunani oleh para murid-murid yang Yahudi dan
berbicara bahasa Yahudi kepada Yesus?
Saya minta dijelaskan arti pernyataan
Anda, “Kita harus ingat penggunaan bahasa aramaic/hebrew tdklah bersifat sakral
dr perspektif orang Yahudi abad pertama, karena "bahasa" hanya aspek
practial/non ideologis?” (14 Maret 2012)
Jimmy Jeffry:
(Shem: Memastikan Yesus mengucapkan bahasa Yunani dengan para
murid-muridnya, adalah tidak masuk akal karena bahasa Yunani adalah bahasa
penjajah dan Septuaginta dipergunakan bukan di Yerusalem melainkan di
Alexandria)
Argumentasi bahwa bah Yunani tdk masuk
akal digunakan karena bahasa penjajah, saya nilai hanya bersifat filosofis yg
subyektif tanpa didukung data yg memadai. Penjajah pd masa itu adalah Romawi
dgn bahasa resmi mereka adalah Latin, sedangkan bahasa Yunani bercokol kuat di
seantero greco roman sejak masa Alexander dimana proses helenisasi mulai
berjalan. Katakanlah Yunani itu juga adalah bahasa penjajah, tetapi sayangnya
tdk ada data yg menunjukan adanya semangat nasionalisme di kalangan Palestina
sehingga harus menolak penggunaan bahasa Yunani karena dianggap bah penjajah.
Justru dr begitu byk data arkeologi bahasa Yunani telah menjadi bahasa yg umum
di Palestina (14 Maret 2012)
---------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Anda kurang membaca. Perhatikan pernyataan
Yosephus berikut ini: “I have also taken a great deal of pains to obtain the
learning of the Greeks and understanding the element of the Greek language
although I have so long accustomed myself to speak our own language, that I
can’t pronounce Greek with sufficient extantness: for our nation does not
encourage those that learn the languages of many nations” (Antiquites 20:11:2)
(14 Maret 2012)
Jimmy Jeffry:
Dengan adanya septuaginta, jelas
menunjukan tdk adanya sebuah sakralitas terhadap bahasa Hebrew, sehingga proses
penerjemahan ini juga didukung orang Yahudi sendiri, malah para penerjemah
adalah rabi2 yg dikirim dr Yerusalem. Bahkan dr gulungan Dead Sea Scroll
memberi bukti adanya pergeseran penggunaan Hebrew ke Aramaic. So.. jelas
berbeda dlm perspektif Islam mengenai sakralitas bahasa Arab dlm Quran (14
Maret 2012).
-------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Apa kaitannya Septuaginta dengan Yesus?
Apakah Anda punya bukti bahwa Yesus membaca Septuaginta di sinagog Yerusalem
padahal Septuaginta beredar dan berlaku di Alexandria bagi komunitas Yahudi
berbahasa Yunani?
Mengenai pernyataan, “adanya pergeseran
penggunaan Hebrew ke Aramaic”, mari kita buktikan dengan berbagai penemuan
arkeologis termasuk penemuan di Qumran. Pengalian yang dilakukan prof Yigael
Yadin di Masada sungguh mengejutkan. Ditemukan 14 gulungan dan 4000 koin serta
700 ostraka dalam bahasa Ibrani, Aramaik, Yunani, Latin. Rasio Ibrani dengan
Aramaik adalah 9:1 (Understanding the Difficult Word of Jesus, p.37). Apakah
jumlah perbandingan di atas telah membuktikan pernyataan bahwa bahasa Ibrani
telah digeser kedudukannya oleh bahasa Aramaik?
Dari 215 koin yang ditemukan oleh Ya’akov
Meshorer, seorang Kurator Numismatic Department of the Israel Museum, hanya 99
yang bertuliskan huruf Ibrani dan 1 saja dalam bahasa Aramaik (Ibid., p.55).
Bagaimana mengorelasikan antara pernyataan Anda dengan kesaksian arkeologis
tersebut? (14 Maret 2012)
Jimmy Jeffry:
(Shem Tov: Realitanya, Yesus berbicara dengan para muridnya yang notebene
bukan terdidik di koloseum. darimana mereka mengakses bahasa percakapan
sehari-hari dalam bahasa Yunani? Yang dipersoalkan adalah realitas percakapan
Yesus yang orang Yahudi (Ibr 7:14) apakah masuk akal disampaikan pada para
muridnya dalam bahasa Yunani?)
Sdr Shem sepertinya blm memahami sejarah
greco roman secara utuh, sehingga mengasosiasikan orang yg tahu Yunani adalah
mereka yg terdidik di Koloseum. Ingat Yunani adalah lingua franca di Greco
Roman termasuk di Palestina, so mereka tahu dgn sendirinya tanpa harus sekolah
formal seperti Koloseum (14 Maret 2012).
-------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Data-data induktif dari Injil sudah saya
sampaikan bahwa Yesus tidak terlihat sedang berbicara dalam bahasa Yunani saat
mengajar atau berkomunikasi harian dengan penduduk Yerusalem. Apakah karena
bahasa Yunani adalah bahasa Lingua Franca sudah menjamin kemampuan orang Ibrani
berbahasa Yunani, sementara Yosephus yang terpelajar saja terbata-bata dan
mendeskripsikan sikap bangsanya yang menolak penggunaan bahasa Yunani?
Kita tidak menampik bahwa ada ragam bahasa
di Yerusalem di zaman Mesias hidup sebagaimana terekam dalam 19:20 sbb: “Banyak
orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan
letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa
Latin dan bahasa Yunani”. Ada tiga bahasa yang bereksistensi zaman itu, Ibrani
(plus Aramaik), Latin dan Yunani. Namun jangan lupa, fungsi dan kedudukan bahasa
itu tidak sama. Talmud mengatakan sbb: “Empat bahasa memiliki nilai
masing-masing: Bahasa Ibrani untuk nyanyian, Latin untuk peperangan, Aramaik
untuk nyanyian penguburan dan Bahasa Ibrani untuk percakapan” (Jerusalem
Talmud, Tracate Sotah 7:2, 30a). Sayangnya, informasi dalam Talmud tersebut
meruntuhkan asumsi Anda. Bahasa Yunani tidak dipergunakan sebagai bahasa
percakapan, masuk dalam kategori pun tidak. Sebaliknya, bahasa Ibrani adalah
bahasa percakapan orang-orang Yahudi. Jika Yesus secara antropologis adalah
manusia Yahudi (Ibr 7:14), logiskah jika Dia berbicara dalam bahasa Yunani
dengan para murid-murid-Nya? Kalau hanya sekedar bisa, kita patut menduganya.
Bisa berbahasa Yunani BERBEDA dengan menggunakan bahasa Yunani sebagai bahasa
percakapan. Bahkan rasul Paul berbicara dalam bahasa Yahudi (Kis Ras 21:40 dan
26:14). Naskah Yunani menyebutnya dengan Hebraidi Dialektoon. Apa yang
dimaksudkan dengan Hebraidi Dialektoon? Mengutip pandangan J.M. Grintz dalam
Journal of Biblical Literatur, 1960, D. Bivin dan R. Blizzard mengatakan sbb:
“Penyelidikan atas tulisan Yosephus (ahli sejarah bangsa Yahudi Abad I Ms, red)
menunjukkan tanpa keraguan bahwa kapan saja Yosephus menyebut “glota Ebraion”
(lidah Ibrani) dan “Ebraion dialekton” (dialek Ibrani) dia selalu memaksudkan
artinya, “bahasa Ibrani” dan bukan bahasa lain” (Understanding the Difficult
Word of Jesus, 2001, p.42). (14 Maret 2012)
0 komentar:
Posting Komentar