JIMMY JEFFRY DAN SHEM TOV (TEGUH HINDARTO)
BABAK KETIGA
Introduksi
Berikut saya postingkan hasil diskusi berseri selama beberapa bulan antara Sdr Jimmy Jeffry dengan saya sendiri dalam salah satu group diskusi yaitu DISKUSI CERDAS JUDEOCHRISTIANISME DENGAN KEKRISTENAN. Diskusi ini merupakan tanggapan atas artikel saya mengenai BAHASA PENULISAN PERJANJIAN BARU yang saya tuliskan secara berseri dalam blog ini juga dan dibahas dalam forum diskusi.
Jimmy Jeffry:
Saya sependapat perkembangan bah. Ibrani
tdk pernah mengubah ESENSI dan ISI Kitab Suci (Tanakh/PL). Tetapi yg pasti
bahasa Ibrani sendiri telah mengalami PERUBAHAN. Ini berarti bahasa Ibrani
hanyalah media penulisan firman Tuhan yg suci, tetapi bukan satu-satunya bahasa
yg dipakai Tuhan sebagai media penyampaian & penulisan firmanNya.
Menurut referensi yg anda tunjukan script
proto Hebrew telah didahului script Proto Canaanite & The Phenecians. Dan
referensi yg ke-3 tertulis Archaic Biblical Hebrew bertanggal abad 10 s/d 6 SM.
Dlm sumber yg sama wikipedia disebutkan Hebrew digunakan sebagai bahasa
percakapan dimulai abad 10 SM “...Hebrew flourished as a spoken language in the
kingdoms of Israel and Judah during the 10th to 7th centuries
BCE”. http://en.wikipedia.org/wiki/Hebrew_language. Padahal menurut para
ahli Musa hidup pd sekitar abad 12-14 SM, ada dua versi tanggal low & high
date (1260/60 BC & 1450 BC), Bimson, J. J., J. P. Kane, J. H. Paterson, D.
J. Wiseman, and D. R. W. Wood, New Bible Atlas, (Leicester, England:
Inter-Varsity Press) 2000, c1985.
Dari referensi anda sendiri jelas
menunjukan pada masa Musa menulis Taurat BELUM ADA bahasa Ibrani (Hebrew).
Mungkin anda akan berkelit dgn mengatakan sebelum abad 10 SM telah ada bentuk
awal bah. Ibrani. Tetapi menurut referensi anda sendiri, bahasa itu tdk disebut
sebagai bahasa Ibrani & script yg digunakan adalah Proto Canaanite
Pycthographs & The Phenecians Scripts.
Ini sejalan dgn pernyataan yg ditulis dlm
Anchor Bible Dictionary bahwa tdk ada bukti extrabiblikal terhadap eksitensi
bahasa Ibrani pd masa Musa. “.. Some poetic passages of the Hebrew Bible (e.g.,
Exodus 15; Judges 5) have been dated to this early period on the basis of
certain archaic features of their language, but no extrabiblical text
identifiable as Hebrew survives from this period.” [ABD]Anchor Bible
Dictionary, David Noel Freedman (main ed.), DoubleDay:1992
So seandainya memang benar Taurat tdk
ditulis dlm bahasa & huruf Ibrani, bagi saya it’s no problem. Karena bahasa
hanyalah media dan bahasa apa saja bisa digunakan Tuhan. Tetapi ini jelas
menggoyahkan posisi anda terhadap status bah. Ibrani. Apakah bahasa lain
misalnya Akadian yg digunakan utk penulisan Taurat juga disebut sebagai Holy
Language? (5 Mei 2012)
--------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Saya garisbawahi pernyataan Anda, “Ini
berarti bahasa Ibrani hanyalah media penulisan firman Tuhan yg suci, tetapi
bukan satu-satunya bahasa yg dipakai Tuhan sebagai media penyampaian &
penulisan firmanNya”. Pernyataan ini tidak korelatif dengan data-data yang saya
ajukan mengenai perkembangan bentuk bahasa Ibrani. Apakah Anda bisa membuktikan
dalam bahasa apa Adam dan Hawa saat berkomunikasi dengan Tuhan sementara
istilah Adam dan Hawa sendiri adalah bahasa Ibrani yang artinya “debu tanah”
dan “kehidupan?” Apakah Anda bisa membuktikan bahwa Tuhan berkomunikasi dengan
para nabi yang tercatat di dalam TaNaKh dengan menggunakan bahasa selain
Ibrani? Apakah Anda bisa membuktikan bahwa Yesus dan para rasulnya
berkomunikasi dalam bahasa selain Ibrani (Aram)?
Bahasa yang kemudian disebut “Lashon Ivri”
(bahasa Ibrani) sekalipun secara kronologis baru berkembang pada Abad 10 SM
namun bahasa Ibrani adalah bahasa yang memelihara percakapan orang-orang
terdahulu. Dengan kata lain, bahasa yang disebut bahasa Ibrani yang kemudian
muncul pada Abad 10 SM adalah bahasa yang menjadi bahasa percakapan orang-orang
sebelum Musa. Bisa dianalogikan dengan penyebutan bahasa. Dengan demikian
sekalipun bentuk huruf (piktograf atau kursiv) maupun kosa kata mengalami
perkembangan ya tetap saja namanya bahasa Ibrani
Saya akan memberikan analogi sebagaimana
yang terjadi dengan istilah bahasa Indonesia. Istilah bahasa Indonesia baru
muncul dan ditetapkan pada saat Sumpah Pemuda tahun 1928 namun sebelum istilah
tersebut dimunculkan, telah ada bahasa Indonesia meskipun nama dan istilahnya
bukan bahasa Indonesia melainkan bahasa Melayu sebagaimana kutipan berikut ini:
“Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia
diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya
sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor
Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja. Dari sudut pandang
linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyakragam bahasa Melayu.
Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau(wilayah Kepulauan Riau sekarang)
dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat
penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan
berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa
Indonesia" diawali sejak dicanangkannyaSumpah Pemuda, 28 Oktober 1928,
untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa
Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat
ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari
bahasa daerah danbahasa asing”
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
Mengenai pertanyaan Anda, “Apakah bahasa
lain misalnya Akadian yg digunakan utk penulisan Taurat juga disebut sebagai
Holy Language?”, silahkan memberikan BUKTI MATERIAL adanya Torah dalam bahasa
Akadian jika memang ada....(5 Juni 2012)
Jimmy Jeffry:
Kajian lebih lanjut mengacu pd pendapat
Bible Scholar/Historian. Herbert Baker menyebutkan bahasa Ibrani merupakan
perpaduan dr berbagai bahasa kuno yaitu Akkadian, Cannanite dan Aramaic. “..The Hebrew language is a highly mixed
tongue, the child of several parents. It is the result of a fusion of Akkadian,
Canaanite, and Aramaic… - The Pentateuch in Its Cultural Environment (2nd
Ed). Livingston, Herbert G., Baker, 1987, 63. Peran bahasa Akkadian sangat
besar terhadap bahasa2 lain termasuk bah. Ibrani “..The spread of Akkadian as
the language of administration thoughout the Near East led to contacts with
Indo-European languages and also facilitated the borrowing of hundreds of its
lexical items by languages like Hebrew.” A History of the Hebrew Language,
Angel Saenz-Badillos (trans. By John Elwolde), Cambridge:1993,[HI:HHL, 13]
Banyak dijumpai kata2 & ekspresi bah.
Akadian termasuk bah. Kanaan kuno dlm Taurat & kitab para nabi. Berikut
saya cantum beberapa kutipan berkaitan dgn hal ini: “For example, the Book of
Genesis contains many Egyptian expressions as well as a few early Akkadianisms.Numbers,
Joshua, Judges, and Ruth contain very early Canaanite words and expressions,
“Tenney, White, Nelson’s Illustrated Encyclopedia of Bible Facts, eds. Packer,.
Thomas Nelson: 1995 (2nd ed), 340
“Akkadian is one of the major parents of the
Hebrew tongue, and many obscure words and phrases in Genesis have been
clarified by comparing Hebrew and Akkadian. Some features of Hebrew grammar and
vocabulary have been made more intelligible by tracing them back to Akkadian..
Though the limited Canaanite literature curtails research into the language,
the Ugaritic materials have revealed that many words and phrases in the poetry
of the Old Testament, especially the Psalms and Wisdom Literature, are
basically Canaanite. Parallel phrases and similarities of poetic structure have
helped to establish the antiquity of the Song of Miriam (Exod. 15), the Balaam
Oracles (Exod. 22-24), the Blessing of Jacob (Gen. 49), and the Song of Moses
(Deut. 33).” Herbert G., Baker, The Pentateuch in Its Cultural Environment (2nd
Ed). Livingston, 1987, 58, 62
Bukan saja bahasa, juga suku-suku Israel
pd sekitar abad 12 SM mengadopsi huruf Kanaan seperti yg dinyatakan Ada Yardeni
dlm bukunya. Ini cocok dgn masa Musa berdasarkan versi low date of exodus
(1260/60 BC) “. The Israelite tribes who settled in the country were influenced
by the Canaanite culture which prevailed in the area of Syria and the land of
Israel, and adopted the Canaanite script around the 12th century BCE.” Ada
Yardeni, The Book of Hebrew Script: History, Palaeography, Script Styles,
Calligraphy and Design, Carta Jerusalem:1997.
Kenneth Kitchen seorang Arkeolog disegani
telah meneliti berbagai dokumen Taurat berkaitan dgn “high level diplomatics
abstractions” dan menyatakan tdk ada kaitannya dgn bahasa Ibrani. “So, how come documents such as
Exodus-Leviticus and Deuteronomy just happen to embody very closely the
framework and order and much of the nature of the contents of such treaties and
law collections established by kings and their scribal staffs at court in their
respective capital cities in the late second millennium? This is socially and
conceptually a million miles away from serfs struggling to build
thirteenth-century Pi-Ramesse (and Pithom) in the sweaty, earthy brickfields of
Exod. 1:11-14 and 5:6-20! No Hebrew there could know of, or would care about,
such high-level diplomatic abstractions.” K A Kitchen, On the Reliability
of the Old Testament, Eerdmans:2003.
-------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Saya tidak menampik berbagai unsur yang memperkaya
bahasa Ibrani sebagaimana semua bahasa dimuka bumi ini memiliki berbagai
pengaruh dari bahasa lainnya. Anda sudah membantu memberikan deskripsi mengenai
berbagai pengaruh yang ada dalam bahasa Ibrani melalui kutipan literatur di
atas. Namun persoalan dasar yang kita diskusikan pada awalnya adalah soal
DEFINISI BAHASA SUCI untuk bahasa Ibrani. Dan saya sudah mengatakan sebelumnya
“Pengertian bahasa Ibrani sebagai bahasa
sakral/suci (Lashon ha Kodesh) bermakna (1) Bahasa Ibrani adalah bahasa yang dipakai
oleh Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya. (2) Bahasa Ibrani dipakai untuk
menuliskan Kitab Suci dan berbagai aktifitas keagamaan sebagaimana dikatakan:
"As
I see it, the reason for the Rabbis calling the language of the Torah the holy
tongue is that the words of the Torah and of the prophets and all sacred
utterances were all spoken in that language; it is the language that the Holy
One, blessed be He, speaks with His prophets and with His people, saying,
"I am ...," "Thou shalt not have ..." and the remaining
commandments and prophecies; it is the language by which He is called in his
sacred names... and in which He created His universe, gave names to heaven and
earth and all therein, giving his angels and his host names -- Michael,
Gabriel, etc. -- all in that language, and in that language naming the saintly
people in the Land, such as Abraham, Isaac, and Solomon."
—Nahmanides' interpretation of Exodus,
30:13”
Nah, apakah Anda bisa membuktikan adanya
gulungan Torah dalam bahasa Akadian atau bahasa Kanaan jika Anda ingin
memperlakukan bahasa-bahasa yang berpengaruh terhadap bahasa Ibrani tersebut
adalah juga sebagai bahasa suci?
Berkaitan dengan pernyataan Anda,
“.Abraham jelas tdk menggunakan bah. Ibrani saat berkomunikasi dgn Tuhan,
mungkin bahasa Sumeria atau Akadia. Karena pd masa itu telah ada budaya tulisan
seperti Hammurabi Code & Abraham seorang pengusaha (memiliki byk ternak)
mungkin saja dia telah melakukan pencatatan berkaitan dgn firman Tuhan yg
kemudian diwariskan sampai ke Musa”. Pertanyaan saya adalah, apakah Avraham
atau Avram itu bahasa Ibrani atau Akadian? Apakah Moshe itu bahasa Ibrani atau
bahasa Akadian? Jika Avraham dan Moshe adalah bahasa Ibrani lalu mengapa mereka
berbicara dengan Tuhan bukan dengan bahasa Ibrani atau bahasa yang kelak
dinamakan bahasa Ibrani? Silahkan Anda membuktikan bahwa ada manuskrip atau
gulungan Torah yang berbahasa Akadian sementara kata Torah sendiri adalah
bahasa Ibrani yang berasal dari kata Yarah? (5 Juni 2012)
Jimmy Jeffry:
Kalaupun tetap dipaksakan karena dorongan
motif ideologis yg begitu kuat melampaui data sejarah, bahwa Musa menuliskan
Taurat sepenuhnya menggunakan bahasa & huruf Ibrani. Tetapi saja pandangan
eksklusitas atas sakralitas bah. Ibrani masih tetap bermasalah. Abraham jelas
tdk menggunakan bah. Ibrani saat berkomunikasi dgn Tuhan, mungkin bahasa
Sumeria atau Akadia. Karena pd masa itu telah ada budaya tulisan seperti
Hammurabi Code & Abraham seorang pengusaha (memiliki byk ternak) mungkin saja
dia telah melakukan pencatatan berkaitan dgn firman Tuhan yg kemudian
diwariskan sampai ke Musa. Jelas Abraham memiliki kemampuan literacy yg cukup
baik seperti dlm pencatatan usahanya, diplomasi/perjanjian dll. Bukankah
pengusiran Hagar & Ismail memiliki hubungan yg kuat dgn hukum Lipit Istar
pd masa itu? Abraham yg aware dgn hukum tsb berarti dia tahu & kemungkinan
besar telah membacanya.
So. Jgn mengabsolutkan sesuatu yg relatif
sehingga menjadi semacam “doktrin” bahwa firman Tuhan HARUS ditulis hanya dlm
satu bahasa tertentu. Data sejarah telah menyangkal hal ini..
----------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Terkait pernyataan Anda, “So. Jgn
mengabsolutkan sesuatu yg relatif sehingga menjadi semacam “doktrin” bahwa
firman Tuhan HARUS ditulis hanya dlm satu bahasa tertentu. Data sejarah telah
menyangkal hal ini..”. Apanya yang relatif? FAKTA dan DATA memberikan
kesimpulan pada kita bahwa Kitab TaNaKh ditulis dalam bahasa Ibrani baik dalam
bentuk Ibrani Paleo sebagaimana ditemukan dalam naskah Qumran maupun Ibrani
modern sebagaimana dihasilkan oleh ahli Masoretik. Ini bukan soal “Firman Tuhan
harus ditulis hanya dalam satu bahasa tertentu” melainkan Firman Tuhan memang
sampai pada kita dalam bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai
bahasa? Apakah Anda bisa membuktikan bahwa Tuhan YHWH berbicara dalam bahasa
Yunani kepada para nabi dalam Kitab TaNaKh? (5 Juni 2012)
Jimmy Jeffry:
Pengertian bah. Hebrew sebagai bahasa
sakral karena dipakai oleh Tuhan utk menyampaikan Firman-nya, seakan-akan memperlakukan
bah. Hebrew sederajat dgn isi/esensi dr Firman itu sendiri, karena sakralitas
dr firman itu adalah mutlak, sedangkan medianya (bahasa) bisa saja disebut suci
namun bersifat relatif. Bukankah Alkitab LAI dlm bahasa Indonesia disebut juga
Kitab Suci, Bible versi King James/NIV/ASV etc disebut Holy Bible. Demikian
pula Tanakh/PL versi Masoret Text (Hebrew) dan Septuagint/LXX (Greek)
kedua-duanya disebut kitab suci!
--------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Silahkan definisikan maksud pernyataan
Anda, “sedangkan medianya (bahasa) bisa saja disebut suci namun bersifat
relatif’ dihubungkan dengan bahasa Ibrani! Lho, Anda khoq bingung dan
membandingkan istilah “Kitab Suci” terhadap terjemahan LAI dengan istilah
“Bahasa Suci” untuk bahasa Ibrani? Harus dibedakan antara penggunaan istilah
“Bahasa Ibrani sebagai bahasa suci” dengan istilah “Kitab Suci” atau “Holy
Bible” terhadap terjemahan Kitab TaNaKh. Anda berusaha menggeneralisir apa yang
bersifat partikular. Lihat penjelasan saya mengenai makna bahasa Ibrani sebagai
bahasa suci dan apakah setara pengertiannya dengan istilah “Kitab Suci”
terhadap berbagai terjemahan Kitab TaNaKh? (5 Juni 2012)
Jimmy Jeffry:
Dlm Alkitab tertulis kata Kitab Suci,
Kemah Suci, bait suci dll tetapi itu semua menyandang kata “suci” karena di
dalamnya terkandung sesuatu yg “suci” yg bersumber dr Tuhan itu sendiri. Tetapi
sangat berbeda dgn penyebutan the Holy God (Jos 24:19) karena secara esensi
kesucian itu telah melekat/milik dari Tuhan. Demikian pula dgn bahasa hanyalah
media ciptaan Allah yg bersifat Netral. Apakah bahasa lain bukan ciptaan Allah?
Anda mengacu referensi dr Talmud/para
rabi, apakah anda menganggap para rabi memiliki otoritas utk menyatakan itu
suci atau tidak? Padahal standard sebuah prinsip “kesucian” harus bersumber dr
wahyu Ilahi & anda tdk memberikan satu ayat dlm Bible utk mendukung posisi
anda. Kutipan2 dlm Talmud merupakan pendapat pribadi para rabi, apakah anda
menganggap para rabi itu diinspirasi oleh Tuhan? Bukankah dlm Talmud juga terdapat
pernyataan yg menyerang kekristenan bahkan menghina Yesus misalnya menyebutnya
sebagai penyihir dsb. “..He is going forth to be stoned because he has
practised sorcery”(Sanh 43a), dan (Sanh. 107b)
-------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Anda masih belum mengerti juga makna
bahasa Ibrani sebagai bahasa suci (sebagaimana bahasa Arab adalah bahasa suci
penulisan Qur’an atau bahasa Sansekerta adalah bahasa suci penulisan kitab
Veda) sehingga harus merelatifisir kata “suci” yang dilekatkan kepada bahasa
Ibrani dengan mengonfrontir penggunaan istilah itu dengan pernyataan para rabi
Yahudi dalam Talmud. Nampaknya Kekristenan sudah terlalu asing dengan hal-hal
yang dianggap kesucian sehingga harus merelatifisir makna kata suci yang
dihubungkan dengan benda dan bahasa.
Mungkin untuk sekedar menolong memudahkan
pemikiran Anda mengenai kata “suci” sebaiknya kita kembalikan kepada teks
Ibraninya yang berasal dari kata “qadosh” yang bermakna “disendirikan” atau
“dipisahkan” atau “dikhususkan”. Dengan pengertian kata “qadosh” maka ketika
bahasa Ibrani dikatakan sebagai “lashon qodesh” bermakna bahwa bahasa Ibrani
dikhususkan sebagai bahasa dimana Tuhan berkomunikasi dengan para nabinya dan
dipakai sebagai penulisan firman-firman-Nya. Jika Tuhan YHWH adalah suci dan dia
berkomunikasi dengan para nabi menggunakan bahasa Ibrani lalu apa yang salah
ketika bahasa Ibrani kemudian diidentifikasikan sebagai “bahasa suci?” (5 Juni
2012)
Jimmy Jeffry:
Jika hanya sekedar utk mengetahui
pemahaman para rabi pd masa itu, ok-ok saja, tapi tdk sertamerta diambil
sebagai sebuah kebenaran utk hal2 yg sifatnya teologis/ideologis, seperti
penyebutan holy tongue. Bahkan pd masa abad2 awal, berkaitan bahasa lain mereka
cukup terbuka & tdklah begitu dogmatis.
Talmud Kerusalem, Megilah 1:9 Rabban
Shimon ben Gamliel said: Even sefarim [Tanach] may only be written in Greek;
they checked and found that the Torah can be translated properly only in Greek.
Bava Kama 4:9 In that case Heaven agreed
with them, and it was a sort of Divine inspiration. And so it says there, “Gd
placed counsel into each one’s heart”, so it was at Divine instruction.
Further, they did not change the meaning of anything; rather, they changed the
language to keep it from being used for heresy.
Mishnah Shekalim 3:2 They tithed [the
shekalim from] the office in three boxes, each of three se’ah; they were
marked... R’ Yishmael said: The boxes were marked in Greek: alpha, beta, gamma.
Talmud Jerusalem, Sotah 7:1 R’ Levi bar
Chayta went to Caesaria and heard people reciting “Shema” elonistin. He wanted
to stop them, but R’ Yosi heard and objected, saying, “Should I say that one
who does not know how to read in Assyrian should not recite Shema at all?
Rather, he fulfills his obligation in any language he knows.”
--------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Anda nampaknya tidak bisa membedakan
antara Primary Source dan Secondary Source. Kitab Suci yang adalah Firman Tuhan
tentu saja kita letakkan sebagai Primary Source namun sumber-sumber lain yang
mendukung seperti catatan sejarah, kebudayaan, lingkungan sosial bahkan
berbagai literatur sejaman yang mendukung dapat disebut sebagai Secondary
Source.
Dalam hal ini pengutipan Talmud kaitannya
dengan pendefinisian istilah “lashon qodesh” atau “holy tongue” adalah SAH
karena kita telah menempatkan istilah tersebut kepada mereka yang menggunakan
istilah tersebut sehingga kita tidak bisa menafsirkan semau kita sendiri.
Sebagaimana istilah Ibrani “baruk” yang
banyak diterjemahkan dengan “terpujilah” padahal yang tepat adalah “diberkatilah”.
Sebagaimana “ayin tova” dan “ayin ra” (mata baik dan mata buruk) bermakna
“dermawan dan pelit”. Demikianlah sebuah istilah atau kata tertentu dalam
bahasa Ibrani, tidak bisa kita definisikan begitu saja berdasarkan terjemahan
literal dalam bahasa lain, maka istilah “lashon qodesh” pun tidak bisa kita
berikan definsi secara serampangan semau kita sendiri.
Pengutipan Talmud di atas yang Anda
lakukan tidak membuktikan apapun bahwa bahasa Ibrani bukan bahasa suci. Kutipan
Talmud di atas berisikan anjuran beberapa rabi yang berpihak pada penggunaan
bahasa Yunani atau bahasa selain Ibrani sebagai bahasa yang dapat dipakai oleh
mereka untuk memahami Kitab TaNaKh dalam bahasa Ibrani dan dipakai sebagai
pendarasan dalam doa.
Nampaknya Anda harus membuang prasangka
terlebih dahulu mengenai istilah “bahasa suci” terhadap bahasa Ibrani dengan
menganggapnya sebagai bahasa yang turun dari langit dan tidak boleh
diterjemahkan (5 Juni 2012)
Jimmy Jeffry:
Penjelasan anda ini justru telah saya
bahas dlm posting sebelumnya. Perhatikan kalimat “..I can’t pronounce Greek”
(saya tdk dapat mengucapkan/melafalkan bah. Yunani) “..with with sufficient
exactness” (dengan cukup tepat). Silahkan lihat penjelasan dr Wikipedia ttg
kata pronunciation ***. Walaupun demikian, Yoshepus bisa bercakap-cakap dgn
lancar dlm Greek bahkan menulis. Buktinya Jenderal Titus mengangkat dia menjadi
penerjemah. Bayangkan kalau Yoshepus terbata-bata Greek sebagai penerjemah.:-)
. Analoginya, seperti penggunaan bah. Inggris oleh orang Singapore dlm
percakapan sehari-hari, kedengarannya sangat lancar namun tetap saja ada
pengucapan yg janggal sesuai standar pronunciation native speaker/tongue. ***
Pronunciation refers to the way a word or a language is spoken, or the manner
in which someone utters a word.http://en.wikipedia.org/wiki/Pronunciation
Demikian pula kalimat “for our nation does
not encourage those that learn the languages of many nations and so adorn their
discourses with the smoothness of their periods” (bangsa kami tidak
mendorong/menganjurkan mereka untuk belajar bahasa-bahasa bangsa lain dan
memperbagus/memperindah discourses-nya** dengan kehalusan dari periode-nya)***.
Kata discourses dan periods berkaitan dgn cara penulisan & pengucapan dlm
berkomunikasi. ** Discourse (from Latin discursus, meaning “running to and
from”) generally refers to “written or spoken
communication”..http://en.wikipedia.org/wiki/Discourse *** Period
(punctuation), a punctuation mark indicating the end of a sentence or phrase,
specifically, a dot. Periodic sentence, a sentence that is not grammatically
complete until its end.http://en.wikipedia.org/wiki/Period
Selain itu konteks kalimat di atas
berkaitan dgn Yoshepus yg telah belajar dgn keras Greek namun tetap saja tdk
mencapai standard ideal yg dimaksud Yoshepus berkaitan dgn pengucapan/pelafalan
Greek. Selanjutnya pada kalimat berikutnya tertulis “... because they look upon
this sort of accomplishment as common, not only to all sorts of free-men, but
to as many of the servants as please to learn them” (sebab mereka memandang hal
ini sebagai sebuah prestasi yang biasa, tidak hanya untuk orang bebas tetapi
juga para budak yang sungguh-sungguh mempelajarinya-Greek). Jelaslah utk
mempelajari Greek agar mahir terbuka bagi byk orang termasuk para budak. Ini
menunjukan Greek telah menjadi bahasa yg umum sebatas bahasa percakapan dan utk
menjadi mahir termasuk dlm pronunciation terbuka bagi siapa saja, tetapi bagi
Yoshepus utk mencapai kemahiran tdk begitu dianjurkan.
-------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Tentu saja akses dan kebebasan untuk
belajar bahasa Yunani adalah terbuka bagi siapapun termasuk masyarakat Yahudi
termasuk orang-orang Yahudi dari mazhab Saduki. Namun kita tidak bisa berasumsi
terlalu jauh bahwa masyarakat Yahudi awam secara otomatis berbicara fasih dalam
bahasa Yunani sementara Yosephus pun tidak lancar dalam berbahasa Yunani (Anda
menafsirkan ketidaklancaran beliau terkait pronunsiasi nama-nama Yunani
sementara saya menafsirkan pada kalimat-kalimat tertentu dari bahasa Yunani dan
bukan sekedar nama-nama orang). Apalagi jika dikaitakan dengan murid-murid
Yesus seperti Matius, Markus, Yohanes dll yang bukan berlatarbelakang seperti
Yosephus. Apakah Anda dapat membuktikan bahwa murid-murid Yesus berbicara
dengan Yesus dalam bahasa Yunani? Dimana letak kelogisannya jika para murid
Yesus yang sehari-hari berbicara dalam bahasa Semitik (Ibrani-Aram) dengan sang
guru tiba-tiba menuliskan kisah Sang Guru dalam bahasa Yunani? (5 Juni 2012)
Jimmy Jeffry:
Saya kutipkan kembali terjemahan Inggris
Antiquites utk versi yg lebih baru. “My
compatriots admit that in our Jewish learning I far excel them. But I labored
hard to steep myself in Greek prose [and poetic learning], after having gained
a knowledge of Greek grammar; but the constant use of my native tongue hindered
my achieving precision in pronunciation. For our people do not welcome those
who have mastered the speech of many nations or adorn their style with
smoothness of diction, because they consider that such skill is not only common
to ordinary freedmen, but that even slaves acquire it, if they so choose. ”
Dan saya artikan secara dinamis bagian
terakhir “bagi rakyat kami tidaklah begitu disambut mereka yang MENGUASAI berbicara
dlm bahasa-bahasa bangsa lain atau memperindah gaya mereka (berbicara) dengan
kehalusan diksi, sebab mereka berangggapan bahwa ketrampilan tersebut tidak
hanya di kalangan orang2 bebas tetapi juga di kalangan budak, jika mereka
memilih (mempelajarinya)”.
Anda menyebutkan “...dalam konteks bahwa
penguasaaan skil” tetapi anda tdk menjelaskan apa maksud dr kalimat “penguasaan
skil” tsb? So.. KONTEKS sebenarnya penguasaan skill tersebut berkaitan dgn
kefasihan/kelancaran dlm pronunciation, kehalusan dlm diksi atau discourse.
Jelas sekali skill sesuatu yg umum bagi byk orang termasuk budak & bisa
menjadi sebuah prestasi, tentu bagi mereka yg memilih utk mempelajarinya.
Sekali lagi ini memberi makna implisit bahwa Greek dlm standard conversation
adalah hal yg umum di Palestina dan khusus bagi mereka yg ingin menguasainya
lebih lanjut bisa mempelajarinya.
--------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Saya garis bawahi pernyataan Anda, “Sekali
lagi ini memberi makna implisit bahwa Greek dlm standard conversation adalah
hal yg umum di Palestina dan khusus bagi mereka yg ingin menguasainya lebih
lanjut bisa mempelajarinya”. Dengan pendalilan tersebut mari kita hubungkan
dengan status kemampuan para murid Yesus dalam menuliskan bahasa Yunani Kitab
PB. Dimana mereka mendapatkan akses penggunaan bahasa Yunani sedemikian? Dengan
alasan apa mereka harus menuliskan kisah kehidupan Yesus dimana mereka
sehari-hari bercakap-cakap dengan Yesus dalam bahasa Ibrani/Aram kemudian
menuliskannya dalam bahasa Yunani? Jika Kitab PB Yunani adalah terjemahan dari
naskah PB Peshitta Aramaik, maka itu lebih masuk akal sebagiamana saya buktikan
dalam kajian saya sebelumnya (5 Juni 2012)
Bersambung....
Bersambung....
0 komentar:
Posting Komentar