JIMMY JEFFRY DAN SHEM TOV (TEGUH HINDARTO)
BABAK KEDUA
Introduksi
Berikut saya postingkan hasil diskusi berseri selama beberapa bulan antara Sdr Jimmy Jeffry dengan saya sendiri dalam salah satu group diskusi yaitu DISKUSI CERDAS JUDEOCHRISTIANISME DENGAN KEKRISTENAN. Diskusi ini merupakan tanggapan atas artikel saya mengenai BAHASA PENULISAN PERJANJIAN BARU yang saya tuliskan secara berseri dalam blog ini juga dan dibahas dalam forum diskusi.
Jimmy Jeffry:
Diskusi mulai mendalam, sdr Shem telah
memberikan Data utk mendukung posisinya. Namun data itu perlu dilakukan
re-examination terhadap validitas & relevansinya dgn rangkaian argumentasi
yg dibangun. Saya akan tetap fokus pd subtopik awal seputar kajian bahasa di
Palestina pd masa Yesus, berkaitan dgn grammar & kosakata saya tunda dulu
tanggapan detail nanti pd diskusi2 berikutnya.
<<<Shem: Saya minta dijelaskan arti pernyataan Anda, “Kita harus
ingat penggunaan bahasa aramaic/hebrew tdklah bersifat sakral dr perspektif
orang Yahudi abad pertama, karena "bahasa" hanya aspek practial/non
ideologis?>>>
Sakral dlm pengertian bahasa Hebrew
termasuk Aramaic bukanlah bahasa yg turun dr langit bahkan Hebrew sendiri
adalah hasil evolusi dr ancient language syro-phonecian/paleohebrew ke hebrew,
malah pd sekitar abad 1-3 berkembang model mishnaic hebrew. Gershon Galil
seorang profesor dr University of Haifa memecahkan kode/arti sebuah inskripsi
paleo hebrew terkuno bertanggal abad 10 BCE (semasa dgn periode raja Daud). So
menjadi pertanyaan para ahli, Taurat Musa sekitar abad 12-14 BCE ditulis dlm
bahasa apa? apakah egypt, syrophonecia, kanaan atau paleohebrew? mungkin saja
dgn paleohebrew, yg jelas point saya Hebrew bukan sebuah holy language yg
diturunkan Tuhan kepada Jewish, tetapi sebuah bahasa yg juga mengikuti kaidah etnomology
mengalami perkembangan bahasa!
Selain itu, Tanakh/PL dlm bah. Hebrew
telah diterjemahkan & diparafrasekan keberbagai versi dialek & bahasa
seperti samaritan pentateuch, tarqum, septuaginta/LXX dll. So..ini membuktikan
tdk ada sebuah "keistimewaan" atau penyebutan divine language
terhadap hebrew. Jika memang ada semacam proof text termasuk dr bible verses
terhadap adanya special language, silahkan ajukan... (16 Maret 2012)
----------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Jika ditinjau darti sudut pandang
perkembangan dan dinamika kebahasaan, bahasa Ibrani memang mengalami
perkembangan tersebut meliputi perkembangan BENTUK HURUF sebagaimana bagan
berikut:
- Proto
Canaanite Pycthographs
- The
Phenecians Scripts
- The
Proto Hebrew Scripts
- The
Samaritan Scripts Clasical Hebrew Scripts
- Modern
Hebrew Scripts
- Rashi
Style Hebrew
http://www.hebrew4christians.com/Grammar/Unit_One/History/history.html
Atau dalam istilah Jeff A. Banner
diistilahkan sbb:
Early Semitic Middle Semitic Late Semitic
Modern Semitic.
http://www.ancient-hebrew.org/6_home.html
Maupun perkembangan KOSA KATA sebagaimana
klasifikasi para ahli sbb: Archaic Biblical Hebrew (Abad 10 sd 6 SM),
Standard Biblical Hebrew (Abad 8 sd 6 SM), Late Biblical Hebrew, (Abad 5
sa 3 Ms) Israelian Hebrew Dead Sea Scroll Hebrew (Aba 3 SM sd 1
Ms) Mishnaic Hebrew (Abad 1 sd 4 Ms)
http://en.wikipedia.org/wiki/Hebrew_language
Namun semua perkembangan tersebut (baik
bentuk dan kosa kata) tidak pernah mengubah ESSENSI dan ISI Kitab Suci yang mengisahkan
tindakan Tuhan umat-Nya. Dan berbagai perkembangan tersebut (baik bentuk dan
kosa kata) tidak menurunkan kemuliaan bahasa Ibrani sebagai bahasa suci/sakral.
Pengertian bahasa Ibrani sebagai bahasa
sakral/suci (Lashon ha Kodesh) bermakna (1) Bahasa Ibrani adalah bahasa yang
dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya. (2) Bahasa Ibrani dipakai
untuk menuliskan Kitab Suci dan berbagai aktifitas keagamaan sebagaimana
dikatakan:
"As
I see it, the reason for the Rabbis calling the language of the Torah the holy
tongue is that the words of the Torah and of the prophets and all sacred
utterances were all spoken in that language; it is the language that the Holy
One, blessed be He, speaks with His prophets and with His people, saying,
"I am ...," "Thou shalt not have ..." and the remaining
commandments and prophecies; it is the language by which He is called in his
sacred names... and in which He created His universe, gave names to heaven and
earth and all therein, giving his angels and his host names -- Michael,
Gabriel, etc. -- all in that language, and in that language naming the saintly
people in the Land, such as Abraham, Isaac, and Solomon."
—Nahmanides' interpretation of Exodus,
30:13
http://en.wikipedia.org/wiki/Hebrew_language
Pernyataan bahwa bahasa Ibrani bukan
bahasa suci, tentu saja bertentangan dengan bagaimana orang Ibrani memandang
kedudukan bahasa Ibrani. Dalam Talmud dikatakan:
"The
following may be recited in any language: Tractate 'Sotah', the confession made
at the presentation of the tithe, the 'Shema', and the 'Prayer' …The following
are recited in the Holy Tongue: The declaration made at the 'First Fruits', the
formula of 'Halizah', the blessings and curses, the benediction of the high
priests …"
—Mishnah, Tractate Sotah, 7a
"For
Rabbi said: Why use the Syrian language in the land of Israel? Either use the
holy tongue or Greek! And R. Joseph said: Why use the Syrian language in
Babylon? Either use the holy tongue or Persian!"
—Babylon Talmud, Tractate Sotah, 49b
Anda harus bisa membedakan apa arti
sesuatu disucikan termasuk bahasa, tempat, nama dll. Jika Anda seorang yang
religius, sudah seharusnya Anda mengerti bahwa sesuatu yang disucikan termasuk
bahasa. Menolak sesuatu yang disucikan termasuk bahasa, menandakan Anda belum
memahami arti kesucian (18 Maret 2012)
Jimmy Jeffry:
[[[JJ: ..Argumentasi bahwa bah Yunani tdk masuk akal digunakan karena
bahasa penjajah, saya nilai hanya bersifat filosofis yg subyektif tanpa
didukung data yg memadai. Penjajah pd masa itu adalah Romawi dgn bahasa resmi
mereka adalah Latin, sedangkan bahasa Yunani bercokol kuat di seantero greco
roman sejak masa Alexander dimana proses helenisasi mulai berjalan. Katakanlah
Yunani itu juga adalah bahasa penjajah, tetapi sayangnya tdk ada data yg
menunjukan adanya semangat nasionalisme di kalangan Palestina sehingga harus
menolak penggunaan bahasa Yunani karena dianggap bah penjajah. Justru dr begitu
byk data arkeologi bahasa Yunani telah menjadi bahasa yg umum di Palestina]]]
<<<Shem: Anda kurang membaca. Perhatikan pernyataan Yosephus berikut
ini: “I have also taken a great deal of pains to obtain the learning of the
Greeks and understanding the element of the Greek language although I have so
long accustomed myself to speak our own language, that I can’t pronounce Greek
with sufficient extantness: for our nation does not encourage those that learn
the languages of many nations” (Antiquites 20:11:2)>>>
=>Coba perhatikan kalimat terakhir
diposting saya "...Ok ini dulu.. sebagai pengantar awal, utk point
berikutnya saya akan menyajikan berbagai referensi data primer yg mendukung
posisi saya. Termasuk membahas secara detail point sdr Shem lainnya seperti
penguasaan bah. Yunani dr Yoshepus" Apakah anda membaca kalimat terakhir
saya ini? :-)
ok, saya bhs ttg Yoshepus, ini kutipan yg
lebih lengkap: so he mixed good counsel with his works for the siege. And being
sensible that exhortations are frequently more effectual than arms, he
persuaded them to surrender the city, now in a manner already taken, and
thereby to save themselves, and sent Josephus to speak to them in their own
language; for he imagined they might yield to the persuasion of a countryman of
their own (Jwr 5:361 JOE) (Antiquites of the Jews 20:11:2 Translated By William
Whiston)
Yoshepus memang mengakui kelemahannya dlm
pronunciation (pengucapan) greek, tetapi bukan berarti arti dia tdk tahu
melakukan percakapan & menulis Yunani. Ini hanya masalah pronunciation yg
menurutnya tdk seperti standard ideal yg dia ketahui. Greek termasuk bahasa yg
lengkap & kompleks, mulai dr cara penulisan posisi abjad sampai cara
pengucapan begitu byk aturannya. Cara mengucap dgn membuka mulut atau agak
tertutup berbeda2 pd jenis vokal yg biasa disebut vokal terbuka & tertutup
termasuk pengucapan diftong & konsonan. Juga terdapat tanda2 pernafasan
& tanda aksentuasi seperti akse akut, aksen graf & aksen sirkumpleks
dsb. So.. masalah pronunciation inilah yg sulit dikuasai sepenuh oleh Joshepus
menurut standar ideal yg dimaksudkan (16 Maret 2012).
--------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Saya tidak tahu apa maksud Anda mengutip
Jewish War karya Josephus sambil berkata, “ok, saya bhs ttg Yoshepus, ini
kutipan yg lebih lengkap”. Apanya yang lengkap? Saya mengutip Antiquites of the
Jews 20:11.2 lha khoq Anda membandingkan kutipan Jewish War 5:361 dan mengatakan
itu kutipan lengkap? Silahkan diperbaiki pernyataan Anda tersebut.
Untuk membaca lebih lengkap Antiquites
20:11,2 silahkan membaca di link berikut:
http://en.wikisource.org/wiki/The_Antiquities_of_the_Jews/Book_XX#Chapter_11
Maksud saya dengan mengutip pernyataan
Yosephus dimana beliau mengatakan, “...that I can’t pronounce Greek with
sufficient extantness...” (Antiquites of the Jews 20:11.2) bahwasanya jika
beliau sebagai seorang sarjana atau sejarawan Yahudi saja masih begitu banyak
kekurangan dan kesulitan untuk membuat sebuah karya terjemahan dalam bahasa
Yunani, maka mengandaikan penduduk Yerusalem pada Abad 1 Ms memiliki kemampuan
yang fasih dalam berbahasa Ibrani adalah suatu kontradiksi yang menyolok. Dan
kalimat Yosephus, “...that I can’t pronounce Greek with sufficient extantness”
tidak bisa dilepaskan dengan kalimat berikutnya, “for our nation does not
encourage those that learn the languages of many nations”. Jika bahasa-bahasa
di luar bahasa Ibrani tidak menjadi sesuatu yang menarik minat bangsa Yahudi
untuk mempelajari dan mempergunakannya, maka mengasumsikan Yesus dan para rasul
berkomunikasi dan mengajar dalam bahasa Yunani adalah terlalu dipaksakan.
Chapter 11 - The
Antiquities of the Jews/Book XX - Wikisource
en.wikisource.org
Jimmy Jeffry:
Karena dia tahu melakukan percakapan dlm
Greek & termasuk tokoh Jewish penting masa itu, dia dipilih menjadi
intepreter Jenderal Titus dr kekaisaran Romawi (The Jewish War 5.9.2, 69 361).
Malah dia telah menulis buku2 dlm Greek seperti disebut dlm kutipan Antiquitas
di atas "...now I have so completely
perfected the work I proposed to myself to do, that no other person, whether he
were a Jew or foreigner, had he ever so great an inclination to it, could so
accurately deliver these accounts to the Greeks as is done in these books"
(16 Maret 2012)
--------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Berikut kutipan Jewish War 5:361, “so he mixed good counsel with his works for
the siege. And being sensible that exhortations are frequently more effectual
than arms, he persuaded them to surrender the city, now in a manner already
taken, and thereby to save themselves, and sent Josephus to speak to them in
their own language; for he imagined they might yield to the persuasion of a
countryman of their own”. Saya melihat bahwa justru dari kutipan di atas,
Yosephus LEBIH MAHIR dalam bahasa Ibrani/Aramaik tinimbang berbahasa Yunani.
Sebagai seorang pejabat pemerintahan, tentu dia cukup terbiasa mendengar
ungkapan lisan dalam bahasa Yunani termasuk perintah Titus yang singkat dan
harus segera diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani/Aramaik kepada orang-orang
Yahudi. Namun ini tidak membuktikan kefasihan Yosephus mengingat Yosephus telah
mengatakan, “...that I can’t pronounce Greek with sufficient extantness”
(Antiquites of the Jews 20:11.2).
Anda menafsirkan pernyataan tersebut
sebagai ketidakfasihan dalam pronunsiasi kata Yunani dan saya menafsirkan bahwa
Yosephus memang tidak fasih berbahasa Yunani (18 Maret 2012)
Jimmy Jeffry:
So kalimat "...for our nation does not
encourage those that learn the languages of many nations.." jelas dlm
konteks seperti masalah Yoshepus berkaitan dgn pronunciation. Sekarang
bandingkan dgn terjemahan Antiquities versi yg lebih baru, yg menyebut dgn
jelas ini berkaitan dgn "smootness of diction".
“My
compatriots admit that in our Jewish learning I far excel them. But I labored
hard to steep myself in Greek prose [and poetic learning], after having gained
a knowledge of Greek grammar; but the constant use of my native tongue hindered
my achieving precision in pronunciation. For our people do not welcome those
who have mastered the speech of many nations or adorn their style with
smoothness of diction, because they consider that such skill is not only common
to ordinary freedmen, but that even slaves acquire it, if they so choose. ”
Proof text sdr Shem tdk memberi dukungan
apa2 terhadap pendapatnya, malah sebaliknya justru Yoshepus memberi kesan orang
Yahudi telah biasa dgn Greek, kecuali tentu tdk harus mahir & fasih seperti
standard ideal yg biasanya ada pada native speaker. Analoginya seperti kita
bercakap2 dlm bahasa Inggris yg biasanya pronunciation-nya ada yg kurang tepat
(16 Maret 2012).
-------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Anda harus meletakkan kalimat, “because
they consider that such skill is not only common to ordinary freedmen, but that
even slaves acquire it, if they so choose” dalam konteks bahwa penguasaaan skil
tersebut sebagai sebuah kebiasaan umum baik bagi orang merdeka maupun budak,
hanya jika mereka MEMILIHNYA. Namun sebagaimana Yosephus berkata dalam
Antiquites 20:11,2, “...for our nation does not encourage those that learn the
languages of many nations”, maka pemahaman umum orang-orang Yahudi yang
menganggap bahasa Yunani adalah bahasa penjajah sehingga mereka enggan
mempelajarinya masih mendominasi pemahaman pada saat itu. Dan teks yang Anda
rujuk tidak pula membuktikan kefasihan penduduk Yerusalem dalam mengucapkan
bahasa Yunani. Tidak pula membuktikan bahwa Yesus dan para rasul bercakap-cakap
dalam bahasa Yunani.
Adalah keliru jika pernyataan dalam
Antiquites 20:11,2, “...for our nation does not encourage those that learn the
languages of many nations” diartikan, “jelas dlm konteks seperti masalah
Yoshepus berkaitan dgn pronunciation”. Sikap penolakkan mayoritas masyarakat
Yerusalem pada waktu itu sangat jelas berkaitan dengan ideologi dan bukan soal
ketidaktepatan pronunsiasi terhadap bahasa Yunani.
Kita tidak menampik bahwa ada ragam bahasa
di Yerusalem di zaman Mesias hidup sebagaimana terekam dalam 19:20 sbb: “Banyak
orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan
letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa
Latin dan bahasa Yunani”. Data itu koheren dengan kesaksian Yosephus di atas
ketika dia mengatakan, “because they consider that such skill is not only
common to ordinary freedmen, but that even slaves acquire it, if they so
choose”. Namun pernyataan ini tidak mewakili sikap umum penduduk Yerusalem yang
fanatik terhadap agama dan kebudayaan mereka (18 Maret 2012)
Jimmy Jeffry:
Kembali ke pernyataan saya sebelumnya yg
tdk ditanggapi langsung oleh sdr Shem Tov "...Argumentasi bahwa bah Yunani tdk masuk akal digunakan karena bahasa
penjajah, saya nilai hanya bersifat filosofis yg subyektif tanpa didukung data
yg memadai". Dengan menggunakan point Yoshepus, sebenarnya kontradiksi dgn
konsepnya ttg Greek sebagai bahasa penjajah, bukankah Yoshepus telah menulis
buku dlm Greek? :-) (16 Maret 2012)
-------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Jika Yosephus saja tidak terlalu fasih
dalam penguasaan bahasa Yunani (sekalipun dalam kategori umum dia mampu
melakukan percakapan Yunani), maka sangat tidak mungkin karya Yosephus
berbahasa Yunani adalah karyanya. Yosephus menuliskan Jewish War dalam bahasa
Ibrani/Aramaik dan asistennya yang menerjemahkannya sebagaimana dikatakan dalam
artikel What works did the Jewish historian Josephus write?
“The
Jewish War - This was the first work of the Jewish historian Josephus and was
most likely written in his own tongue, Aramaic. IT WAS LATER TRANSLATED INTO
GREEK BY JOSEPHUS’ ASSISTANS. In the Greek version of this manuscript, it is
obvious that he considered his readers to be gentiles. He explained Jewish
observations of Passover, Pentecost, and various other festivals. The Jewish
War is a compilation of sever books detailing battles from the Maccabean era to
Masada (AD 73)”
http://www.allabouthistory.org/jewish-historian-josephus-faq.htm
Demikian pula dalam artikel berjudul,
“Flavius Josephus” dikatakan:
“Flavius
Josephus wrote first work, the Jewish War, in Aramaic, and presented it to
Vespasian between 75 and 79. An assistant translated it into the language of
scholars of his days, Greek; this second edition was dedicated to Titus, who
had become emperor in 79. The seventh book of the Jewish War, which describes
the fate of the Jewish prisoners and the fall of Masada, is a later addition.
Its title is slightly misleading. The books not only tell the story of the war
between the Jews and Romans, but also deal with the preceding period from 175
BCE”
http://www.livius.org/jo-jz/josephus/josephus.htm
(18 Maret 2012)
Jimmy Jeffry:
Selain itu dari referensi sejarah, justru
di kalangan gerakan nasionalis di Palestina pd masa itu, bahasa Yunani juga
telah digunakan.
"There
is general agreement that Greek was widely spoken in Palestine as a whole, even
in Jerusalem and among nationalistic circles in New Testament times--a
conclusion based on epigraphic, archaeological and literary evidence",
Sean Freyne, Galilee from Alexander the Great to Hadrian 323BCE to 135CE: A
Study of Second Temple Judaism, T&T Clark:1980
Bahkan di kalangan rabi Yahudi, merekapun
telah biasa dgn bah. Greek. "...Presumably the chief priests and leaders
of the prominent families were trained in Jewish traditions and also in Greek
so that they could communicate with the imperial government". Anthony J.
Saldarini. Pharisees, Scribes and sadducees in palestinian society, Eerdmans,
2001 (16 Maret 2012)
-----------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Terhadap fakta adanya penggunaan empat
bahasa (Ibrani, Aramaik, Yunani, Latin) di Yerusalem tidak saya tolak
sebagaimana telah saya jelaskan sebelumnya sbb:
“Kita
tidak menampik bahwa ada ragam bahasa di Yerusalem di zaman Mesias hidup
sebagaimana terekam dalam 19:20 sbb: “Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan
itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata
itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani”. Ada tiga
bahasa yang bereksistensi zaman itu, Ibrani (plus Aramaik), Latin dan Yunani.
Namun jangan lupa, fungsi dan kedudukan bahasa itu tidak sama. Talmud
mengatakan sbb: “Empat bahasa memiliki nilai masing-masing: Bahasa Yunani untuk
nyanyian, Latin untuk peperangan, Aramaik untuk nyanyian penguburan dan Bahasa
Ibrani untuk percakapan” (Jerusalem Talmud, Tracate Sotah 7:2, 30a)”
Memangnya informasi Talmud dengan
informasi modern dalam buku yang Anda rujuk, “Pharisees, Scribes and Sadducees
in Palestinian Society” lebih tua mana sich? Informasi Talmud lebih dapat
diandalkan karena berasal dari periode awal sebelum adanya referensi modern
yang memberikan pernyataan sebagaimana yang Anda kutip.
Kutipan yang Anda buat sampai saat ini
tidak membuktikan apapun bahwa Yesus dan para rasul berkomunikasi dan mengajar
dalam bahasa selain bahasa Ibrani dan Aramaik (18 Maret 2012).
Jimmy Jeffry:
[[[JJ: Dengan adanya septuaginta, jelas menunjukan tdk adanya sebuah
sakralitas terhadap bahasa Hebrew, sehingga proses penerjemahan ini juga
didukung orang Yahudi sendiri, malah para penerjemah adalah rabi2 yg dikirim dr
Yerusalem. Bahkan dr gulungan Dead Sea Scroll memberi bukti adanya pergeseran
penggunaan Hebrew ke Aramaic. So.. jelas berbeda dlm perspektif Islam mengenai
sakralitas bahasa Arab dlm Quran.]]]]
<<<Shem: Apa kaitannya Septuaginta dengan Yesus? Apakah Anda punya
bukti bahwa Yesus membaca Septuaginta di sinagog Yerusalem padahal Septuaginta
beredar dan berlaku di Alexandria bagi komunitas Yahudi berbahasa
Yunani?>>>
=>Point saya ttg Septugianta utk
menunjukan tdk adanya sebuah "sakralitas/keharusan" menggunakan
PL/Tanakh Hebrew. Selain itu jika Jewish Diaspora di Alexandria masih paham dgn
Hebrew tentu tdk perlu ada Septuagint/LXX, dan tdk ada bukti adanya alasan
penerjemahan utk misi proselitisme ke Judaism utk gentiles. Pernyataan anda bhw
Septuaginta hanya beredar & berlaku di Alexandria jelas bertentangan dgn
realitas sejarah. Jewish di Alexandria bukanlah kelompok terisolasi dr dunia luar,
tetapi interaksi terus terjadi dgn kelompok jewish diaspora lainnya di seantero
greco-roman termasuk dgn komunitas di Jerusalem. Bukankah 72 rabi itu berasal
dr Jerusalem? (16 Maret 2012)
--------------
Shem Tov (Teguh Hindarto):
Anda belum bisa membedakan antara
Sakralitas bahasa Ibrani sebagai bahasa religius dan proses penerjemahan bahasa
Ibrani ke dalam berbagai bahasa. Apakah bahasa Arab akan berkurang
sakralitasnya sebagai bahasa penulisan Qur’an sekalipun telah diterjemahkan
dalam berbagai bahasa? Demikian pula bahasa Ibrani tidak akan berkurang
sakralitasnya atau gugur sakralitasnya hanya dikarenakan telah diterjemahkan
dalam bahasa Yunani yaitu Septuaginta.
Anda belum membuktikan bahwa Septuaginta
dipergunakan di Yerusalem!
Apa alasan harus menggunakan Septuaginta
jika rabi-rabi Yahudi dan masyarakat Yahudi beribadah di Sinagoga dengan bahasa
Ibrani dan menggunakan Kitab Suci berbahasa Ibrani?
Saya tegaskan sekali lagi bahwa masyarakat
Yahudi kuno menolak Septuaginta sebagaimana dikatakan dalam artikel “The
Apocrypha and the Old Testament”
“Jews
have not used the Septuagint for nearly 2,000 years, even though it was a
Jewish translation of the Bible”
http://www.kencollins.com/bible/bible-p1.htm
Demikian pula dalam artikel Septuaginta
dijelaskan
“But
since Late Antiquity, once attributed to a Council of Jamnia, mainstream
rabbinical Judaism rejected the Septuagint as valid Jewish scriptural texts
because of what were seen as mistranslations along with its Hellenistic
elements, preferring theMasoretic tradition of Hebrew texts”
http://en.wikipedia.org/wiki/Septuagint
The Apocrypha
and the Old Testament
www.kencollins.com
(18 Maret 2012)
Bersambung......................
0 komentar:
Posting Komentar